SOLOPOS.COM - Ilustrasi produk mebel. (Solopos/Nicolous Irawan)

Solopos.com, SOLO – Pengurus Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI) Soloraya mendorong para pelaku mebel lokal untuk menggeliatkan pasar dalam negeri. Banyak eksportir mebel yang belum siap melakukan penetrasi pasar domestik karena harus adaptasi produk dan perilaku konsumen.

Ketua DPD HIMKI Soloraya, Haryanto mengatakan peluang penetrasi pasar domestik produk mebel dan kerajinan cukup besar. Potensi pasar mebel dalam negeri itu harus bisa dilirik para pelaku mebel dan kerajinan di Soloraya pascapandemi.

Promosi Telkom dan Scala Jepang Dorong Inovasi Pertanian demi Keberlanjutan Pangan

“Potensi pasar domestik cukup besar dan menjanjikan. Permintaan pasar dalam negeri juga terus tumbuh meskipun secara keuntungan lebih besar pasar ekspor,” kata dia, saat berbincang dengan Solopos.com, Selasa (21/2/2023).

Kunci pertumbuhan permintaan produk mebel dan kerajinan di pasar domestik dari kalangan middle income class. Kelompok masyarakat middle income class cukup besar di Tanah Air. Mereka merupakan kelompok masyarakat yang kerap melakukan order mebel dan kerajinan.

Permasalahannya, lanjut Haryanto, banyak pelaku mebel dan kerajinan lokal yang belum siap menggarap pasar domestik. Mereka harus melakukan adaptasi produk, perilaku konsumen hingga jaringan buyer.

Padahal, para eksportir mebel dan kerajinan sudah pakem dengan pasar global selama belasan hingga puluhan tahun. “Bisa dikatakan banyak eskportir mebel dan kerajinan lokal yang belum siap beradaptasi dengan pasar domestik. Banyak juga yang belum tahu caranya. Banyak produk ekspor yang belum tentu diterima oleh pasar domestik,” kata dia.

Menurut Haryanto, kondisi ekspor mebel dan kerajinan masih lesu akibat tekanan ekonomi global yang tak kunjung mereda. Ditambah perang Amerika Serikat-Ukraina yang mengakibatkan laju inflasi tinggi di negara tujuan ekspor. Kondisi ini mengakibatkan daya dan penurunan permintaan mebel dari luar negeri.

Namun demikian, Haryanto tetap optimistis pertumbuhan ekspor semakin moncer dengan dorongan dari pemerintah. “Pengurus Himki Pusat menargetkan volume ekspor mebel dan kerajinan tangan senilai 5 miliar US Dollar sampai akhir 2024. Target itu bakal dibahas dalam rapat kerja nasional (rakernas) di Jogja,” kata dia.

Ketua Bidang Bahan Baku DPD HIMKI Soloraya, Suryanto mengatakan para pelaku kerajinan rotan tak lagi kesulitan mendapatkan bahan baku. Saat ini, sudah ada gudang bahan baku di sentra industri rotan, termasuk di Desa Trangsan, Kecamatan Gatak, Sukoharjo.

Sebelumnya, para eskportir kerajinan rotan kelabakan lantaran kesulitan mendapatkan bahan baku. Kelangkaan rotan terjadi sebelum muncul pandemi Covid-19 pada 2020. “Beberapa tahun lalu, kendala paling besar kesulitan mendapatkan bahan baku rotan. Padahal, sebagian besar pelaku kerajinan rotan di Trangsan berorientasi ekspor,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya