SOLOPOS.COM - Ketua Umum Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI), Abdul Sobur. (Istimewa/HIMKI).

Solopos.com, SOLO — Beragam cara dilakukan untuk memperkuat industri furnitur Indonesia di pasar global. Terlebih dalam fase pemulihan ekonomi seusai pandemi Covid-19 dan ancaman resesi global saat ini.

Ketua Umum Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI), Abdul Sobur menjelaskan langkah strategis untuk memperkuat industri mebel dilakukan melalui promosi, pameran, dan penetrasi pasar.

Promosi Telkom Apresiasi Wahyu, Warrior Telkom Akses yang Viral karena Bantu Petani

Hal ini bertujuan mengenalkan dan melanggengkan pasar produk mebel dan kerajinan Indonesia di market global.

Terlebih, lanjut Abdul, kondisi pasar saat ini terjadi perubahan, yakni pasar mebel dan kerajinan di dunia, tak lagi didominasi oleh Eropa dan Amerika.

Namun, perlahan beralih ke Asia sebagai emerging market. Abdul menilai pasar baru ini yang mulai menjanjikan bagi industri furnitur Indonesia untuk tetap mampu berkembang di tengah ketidakpastian pasar Eropa dan Amerika.

Namun demkian, menurut dia upaya pembukaan pasar ini perlu ditunjang ragam kegiatan promosi dan pemasaran. Kedua hal ini harus terencana dan terkelola secara baik yang dilakukan di dalam negeri maupun di mancanegara.

Abdul menguraikan promosi dan pameran bisa dilakukan atau dikombinasikan melalui dua cara, yaitu pameran konvensional maupun virtual. Cara ini menurut Abdul akan saling membuka potensi pasar di masing-masing penyelenggaraan.

“Tentunya diawali perencanaan yang tepat, melalui program dan penjadwalan agenda dan target pasar yang terukur,” terang Abdul dalam rilis yang diterima Solopos.com,  Minggu (24/9/2023).

Selain melalui pameran fisik yang biasanya dalam hitungan hari, diperlukan pula gerai-gerai atau fasilitas permanen display atau House of Indonesia. Gerai ini dibentuk untuk mempromosikan dan sekaligus membuka transaksi secara ritel di seluruh kawasan strategis.

Abdul juga menilai promosi display ini bisa melalui kerja sama dengan industri lain, seperti food and beverage (FnB) atau kafe estetik.

Oleh sebab itu, bisa terjadi hubungan saling menguntungkan bagi kedua industri. Kolaborasi industri ini bisa dilakukan juga di negara-negara yang perekonomiannya sedang tumbuh maupun maju yang menjadi target market utama produk mebel dan kerajinan Indonesia.

Negara-negara tersebut seperti China (Guangzhou dan Shanghai), Amerika (New York), Eropa (Berlin dan Inggris), Timur Tengah (Dubai dan Qatar), Jepang (Tokyo), Afrika Selatan, dan lainnya.

“Upaya tersebut bisa menjadi langkah strategis dan permanen dalam upaya membuka dan meningkatkan penjualan produk serta promosi seluruh potensi pasar furnitur dan kerajinan asal Indonesia kepada konsumen mancanegara,” tambah Abdul.

Pameran China International Furniture Fair

Oleh sebab itu, Himki bekerja sama dengan dengan China Foreign Trade Guangzhou Exhibition General Corp (CFTE) menyelenggarakan acara China International Furniture Fair (CIFF) di Grand Café, Hotel Mercure, Gatot Subroto, Jakarta, Jumat (22/9/2023).

Ia menyebut penyelenggaraan roadshow ini dalam rangka mengenalkan dan mempromosikan pameran CIFF yang saat ini merupakan pameran terbesar furnitur di dunia.

Di sisi lain, HIMKI, memanfaatkan pertemuan kedua belah pihak untuk menjalin kerja sama promosi pameran masing-masing.

Sebagai pameran furnitur global terbesar, pameran CIFF memiliki luas 12 kali lebih besar dari pameran Indonesia International Furniture Expo (IFEX) dan pengunjung dan buyer yang lebih masif.

“Beberapa anggota HIMKI selama ini turut menjadi eksibitor di pameran CIFF dengan menampilkan furnitur yang berbeda secara material dibandingkan industri China. Perbedaan itu diantaranya penggunaan material yang berasal dari rotan, jati, mahoni, atau bahan campuran yang jarang terdapat di pasar domestik China,” ujarnya.

Ia menyebut produk furnitur dan kerajinan berbahan dasar tersebut berciri khas eksotis asli Indonesia yang biasanya mendapat tempat di market China.

Negeri tirai bambu memang dikenal sebagai raksasa furnitur dunia. Namun, ciri khas produknya adalah untuk tujuan mass product.

Abdul menguraikan pihaknya melalui industri mebel dan kerajinan anggotanya tentu tidak akan berhadapan dengan menciptakan produk masif untuk masuk ke pasar China. Hal ini menjadi salah satu kekuatan produk asal Indonesia untuk bisa menembus pasar China.

Marketing and Promotion Departement Manager CFTE, Hanson Liu menguraikan CIFF merupakan pameran industri furnitur satu atap yang menghadirkan berbagai produk dan solusi dari kategori furnitur rumah tangga, dekorasi dan perkakas rumah tangga, tekstil rumah tangga, furnitur luar ruangan, dan gaya hidup.

Pameran CIFF juga merupakan platform perdagangan satu-satunya yang berfokus pada furniture luar ruangan dan gaya hidup.



Selain sebagai pameran furnitur klasik terbesar di China, pameran CIFF juga tetap berfokus pada berbagai tren, teknologi, dan produk desain terkini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya