SOLOPOS.COM - BUMN Holding Industri Pertambangan MIND ID terus mendorong program hilirisasi. Salah satunya, menggenjot pembangunan smelter yang memiliki nilai investasi Rp45 triliun. (Istimewa/mind.id).

Solopos.com, SOLO — Senior Economist AP at Allianz Global Investors, Christiaan Tuntono menilai hal yang krusial bagi Indonesia saat ini yakni kebijakan hilirisasi atau pengolahan bahan baku menjadi barang siap pakai di berbagai sektor yang dilakukan pemerintah.

Hilirisasi, lanjut dia, mampu membantu menarik investasi asing, mendorong industrialisasi, dan meningkatkan nilai tambah dari ekspor komoditas.

Promosi Telkom Apresiasi Wahyu, Warrior Telkom Akses yang Viral karena Bantu Petani

Christiaan menyebut produk seperti nikel, besi, dan baja dapat diolah di Indonesia kemudian diekspor dengan harga lebih tinggi. Hal ini menurutnya juga akan membantu menurunkan defisit neraca perdagangan Indonesia serta defisit transaksi berjalan.

“Masuknya investasi asing juga membantu neraca pembayaran melalui masuknya aliran capital account” ujarnya kepada Solopos.com, Jumat (6/10/2023).

Dia menilai seiring dengan membaiknya neraca eksternal Indonesia, stabilitas makro dengan sendirinya akan semakin kuat. Selain itu, menurutnya mata uang rupiah juga akan mengalami peningkatan dan stabilitas yang lebih fundamental.

“Inilah alasan mengapa Bank Indonesia tidak perlu menaikkan suku bunga sebanyak the Fed [Bank Sentral Amerika] untuk menjaga stabilitas nilai tukar Rupiah,” tambahnya.

Dalam publikasi Bank Indonesia tertajuk Penguatan Sektor Ekonomi Indonesia: Tinjauan Local Value Chain, Hilirisasi, dan Industri Hijau, menjelaskan Hilirisasi Sumber Daya Alam (SDA) menjadi salah satu pilar penting dalam memperkuat struktur ekonomi nasional.

Setidaknya terdapat tiga alasan utama hilirisasi SDA menjadi bagian penting dalam penguatan struktur ekonomi nasional.

Pertama, melalui hilirisasi SDA akan terbangun struktur industri yang lebih kuat karena terjadi pembentukan industri hilir yang bernilai tambah lebih tinggi.

Hal ini akan mendukung prospek ekspor produk dengan tingkat kompleksitas lebih tinggi sehingga membuat Indonesia semakin terhubung dengan Global Value Chain.

Kedua, penciptaan industri bernilai tambah lebih tinggi juga turun mendukung kapasitas dan kapabilitas industri dalam memenuhi permintaan produk hilirisasi SDA yang selama ini masih banyak diimpor.

Ketiga, pengembangan industri bernilai tambah lebih tinggi akan membentuk rantai nilai bahan baku lokal (local value chain) dengan industri pendukung dari wilayah lain sehingga pertumbuhan menjadi semakin inklusif.

Sementara itu dilansir dari Bisnis.com, Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menyatakan pemerintah akan mendorong sektor hilirisasi untuk mendongkrak realisasi investasi pada 2023 yang ditargetkan mencapai Rp1.400 triliun.

Bahlil menyampaikan tidak ada cara lain untuk mendongkrak pertumbuhan investasi dan menciptakan lapangan kerja secara berkualitas, selain berfokus pada hilirisasi. Dia pun meyakini hal tersebut dapat membawa Indonesia meraih status negara maju.

Berdasarkan Peta Jalan Hilirisasi Investasi Strategis Indonesia Tahun 2023 – 2035, Bahlil mengatakan terdapat 8 sektor prioritas yang kemudian diturunkan menjadi 21 komoditas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya