SOLOPOS.COM - PT PLN (Persero) terus berupaya mendorong peningkatan produksi di bidang pertanian melalui Program Electrifiying Agriculture (EA).

Solopos.com, PEMALANG – PT PLN (Persero) terus berupaya mendorong peningkatan produksi di bidang pertanian melalui Program Electrifiying Agriculture (EA). Salah satunya diwujudkan dengan melakukan penyambungan listrik pada sumur sawah di Desa Banjarmulya, Kecamatan Pemalang, Kabupaten Pemalang, dengan total daya 23.000 Volt Ampere (VA).

Salah satu pengelola pompa sumur sawah, Kano, mengungkapkan bahwa setelah menggunakan listrik berhasil melakukan efisiensi biaya operasional dibanding ketika saat masih menggunakan bahan bakar minyak (BBM). “Kalau pakai listrik, saya sehari mengisi pulsa 400 ribu lebih bisa mengairi sawah sekitar 10 sampai 11 jam. Sedangkan untuk mengairi 24 jam itu bisa sampai sekitar 2 hektare ketika musim kemarau seperti sekarang ini, tapi kalau ada kiriman hujan bisa sampai 3 hektare. Sementara kalau solar dengan harga yang sama hanya bisa mengairi sawah seluas 1 hektar,” ucap Kano saat seremoni penyalaan serentak Electrifying Agriculture.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Sebelum adanya program EA PLN ini, Kano mengaku menghadapi berbagai kendala operasional. Hal ini karena penggunaan diesel berbahan bakar minyak yang menelan biaya besar. “Pakai diesel itu berisik, panas, saya tidak bisa istirahat. Ada kekhawatiran akan kebocoran radiator atau airnya habis. Ditambah pula ada pembatasan jumlah pembelian yang menyebabkan kami kesulitan mendapatkan bahan bakar,” imbuhnya.

Dengan hadirnya program EA di Desa Banjarmulya, para petani bisa menghemat biaya pengairan sawah. Mereka berharap hal itu bisa berdampak baik terhadap hasil panen sehingga meningkatkan produktivitas. “Kami berterima kasih kepada PLN atas dukungannya. Mudah-mudahan para petani yang lain juga turut segera beralih ke listrik dan merasakan manfaat program ini,” ujar Kano.

Manager PLN Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan (UP3) Tegal, Aditya Darmawan, mengungkapkan di samping banyak keuntungan yang dirasakan oleh petani, melalui program ini PLN juga memberikan layanan yang mudah. “Tidak ada biaya terkait jaringan hanya biaya penyambungan dan Uang Jaminan Langganan (UJL). Sementara itu banyak sekali manfaat yang sudah dirasakan petani sendiri seperti tidak berisik, khawatir akan kerusakan dan yang lebih penting hemat,” tutur Aditya.

Ia berharap dengan adanya aktivitas petani yang tidak terhambat dengan bergantung kepada musim ini, setidaknya bisa panen 3 kali dalam 1 tahun. Hal ini akan sangat membantu dalam meningkatkan perolehan pendapatan masyarakat. “Ke depan program ini tentunya akan kami jangkau ke lokasi-lokasi lainnya demi meningkatkan taraf kesejahteraan masyarakat,” sambung Aditya.

Sementara itu dalam kesempatan terpisah, General Manager PLN Unit Induk Distribusi Jawa Tengah dan DIY, Mochamad Soffin Hadi, menyampaikan bahwa sepanjang bulan September 2023, PLN Unit Induk Distribusi Jawa Tengah dan DIY telah menyalurkan 2.885.200 VA kepada 787 pelanggan untuk membantu efisiensi operasional pelaku usaha sektor agrikultur di wilayah Jawa Tengah dan DIY.

“Harapan kami bisa berkolaborasi lagi lebih lanjut bersama stakeholder karena masih banyak petani yang belum dilistriki termasuk peternak dan nelayan supaya mendapatkan energi listrik yang lebih baik,” kata Soffin.

Soffin menambahkan bahwa program Electrifying Agriculture ini merupakan salah satu inovasi PLN dengan pemanfaatan energi listrik di bidang agrikultur seperti pertanian, perikanan, perkebunan serta peternakan yang bertujuan untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi operasional.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya