SOLOPOS.COM - Ilustrasi Tiket Pesawat (Solopos/Whisnupaksa Kridhangkara)

Solopos.com, JAKARTA — Kementerian Perhubungan (Kemenhub) buka suara terkait mahalnya harga tiket pesawat belakangan ini.

Di sisi lain, maskapai penerbangan dinilai merugi apalagi karena adanya pandemi Covid-19.

Promosi Telkom dan Scala Jepang Dorong Inovasi Pertanian demi Keberlanjutan Pangan

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menilai jumlah pesawat yang terbatas dan kenaikan harga avtur menyebabkan kerugian bagi maskapai penerbangan Tanah Air.

Berbagai hal ditempuh contohnya bekerja sama dengan pemerintah daerah dan maskapai untuk melakukan blok seat sehingga tingkat okupansi menjadi maksimal dan penjualan tiket meningkat.

“Beberapa tempat okupansinya katakanlah di bawah 50 persen sehingga perusahaan penerbangan itu rugi. Karena itu kita kerja sama dengan Pemda untuk memberikan suatu sharing dengan block seat sehingga minimal jumlah dari penjualan itu 60 persen,” katanya saat ditemui Bisnis di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (7/6/2022).

Baca Juga: Harga Tiket Pesawat Melejit, DPR Minta Menhub Tinjau Ulang Kebijakan

Budi Karya menyebut apabila tingkat okupansi bisa menyentuh level maksimal makan maskapai penerbangan bisa tetap eksis di tengah tekanan harga avtur dan berbagai kondisi lain.

Kemudian, dengan okupansi menyentuh level maksimal maka diharapkan tarif penerbangan bisa lebih terjangkau.

Di samping itu, Kemenhub juga masih akan mengevaluasi soal kebijakan tuslah yang bertujuan untuk menyesuaikan dengan kondisi harga avtur yang melambung tinggi.

Untuk diketahui, Kemenhub menyetujui kebijakan tuslah jelang Angkutan Lebaran 2022 yang tertuang dalam Keputusan Menteri Perhubungan No. 68/2022 tentang Biaya Tambahan (Fuel Surcharge).

Baca Juga: Harga Tiket Pesawat Mahal, Ini Respons Bos Garuda Indonesia (GIAA)

Juru Bicara Kementerian Perhubungan Adita Irawati mengatakan bahwa rencananya kebijakan tuslah akan dievaluasi kembali menyusul akhir masa berlaku kebijakan yakni Juli 2022.

“Kita sekarang melakukan kajian lagi mengenai apakah tarif [tuslah] dilanjutkan atau seperti apa. Karena faktornya itu harga avtur dunia sampai saat ini sangat tinggi dan cukup membebani beban operasional maskapai,” ucapnya.

Terkait dengan penambahan pesawat, Adita menyerahkannya kepada masing-masing maskapai penerabngan. Dia menyebut saat ini maskapai masih memiliki kemampuan yang terbatas setelah diterpa pandemi Covid-19.

Kendati demikian, Adita mendukung apabila adanya penambahan pesawat yang beroperasi sehingga pelayanan kepada masyarakat semakin membaik.

“Kembali lagi ini ranah korporasi. Kita sudah berikan kemudahan izin, audit-audit, tetapi ketika bicara biaya ini kembalinya ke perusahaan,” ujarnya.

Baca Juga: 7 Maskapai Garuda-Sriwijaya-Lion Group Terbukti Atur Harga Tiket Pesawat

Sebelumnya, anggota DPR menyoroti melejitnya harga tiket pesawat dalam beberapa hari terakhir. Pada rapat bersama dengan Kementerian Perhubungan (Kemenhub), Selasa (7/6/2022), DPR meminta agar pemerintah melakukan intervensi.

Anggota Komisi V DPR RI Fraksi Partai Demokrat Irwan meminta agar pihak regulator atau Kemenhub mengevaluasi kebijakan mengenai tarif tiket pesawat.

Saat ini, lanjut dia, tarif tiket mengalami peningkatan secara merata bahkan sampai dengan penerbangan di bandara perintis.

“Sampai di bandara perintis [tarif penerbangan] naik. Tentu sangat bijaksana kalau ada evaluasi soal kebijakan tuslah yang sudah diambil oleh Kemenhub,” pesan Irwan pada rapat Komisi V DPR dengan Kemenhub di gedung DPR, Selasa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya