Bisnis
Minggu, 9 Juli 2023 - 20:28 WIB

Hari Terakhir Patjarmerah di Solo Ramai Pengunjung, dari Semarang hingga Pati

Gigih Windar Pratama  /  Ika Yuniati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Pengunjung memadati hari terakhir acara festival literasi Patjarmerah di Ndalem Djojokusuman, Pasar Kliwon, Solo. Minggu (9/7/2023).(Solopos.com/Gigih Windar Pratama).

Solopos.com, SOLO — Hari terakhir rangkaian acara Festival Patjarmerah di Ndalem Djojokoesoeman, Pasar Kliwon, Solo, Minggu (9/7/2023) dipadati pengunjung.

Mereka berburu buku pilihan baik baru ataupun lama dengan ragam variasi harga. Pengunjung yang hadir bahkan bukan hanya berasal dari Soloraya, ada juga yang berasal dari Semarang, Salatiga hingga Kabupaten Pati.

Advertisement

Mereka berburu buku sekaligus datang ke rangkaian acara yang berisi pelatihan sastra hingga diskusi ini.

Pengunjung Festival Patjarmerah, Wulan, 26, warga Tambaksari, Semarang mengatakan menempuh tiga jam perjalanan untuk datang ke acara ini. Ia mengatakan mengetahui acara Festival Patjarmerah dari media sosial.

Advertisement

Pengunjung Festival Patjarmerah, Wulan, 26, warga Tambaksari, Semarang mengatakan menempuh tiga jam perjalanan untuk datang ke acara ini. Ia mengatakan mengetahui acara Festival Patjarmerah dari media sosial.

“Sebenarnya saya sudah mau datang pas Sabtu (8/7/2023), tapi karena ada kegiatan baru bisa datang ke sini hari ini, buku yang dijajakan di sini bagus-bagus, rangkaian acarnya juga menarik. Ini saya sedang menunggu acara diskusinya yang ada Adimas Immanuel dan Reda Gaudiamo,” ucapnya saat ditemui Solopos.com, Minggu (9/7/2023).

Ia melanjutkan, ada beberapa buku yang dibelinya dalam acara Patjarmerah ini. Salah satunya adalah Penembak Misterius karya Seno Gumira Ajidarma. Wulan menyebut, dari lima buku yang dibelinya rata-rata adalah fiksi.

Advertisement

Selain Wulan, ada Fikri Rusdianto, 32, asal Talun, Kabupaten Pati. Ia mengatakan menempuh perjalanan lima jam dari tempatnya untuk datang ke Festival Patjarmerah.

Fikri mengatakan, sudah berencana untuk datang di hari terakhir di tengah kesibukannya sebagai sales mobil.

“Sudah berniat sejak tahu ada acara ini, karena memang baru sempatnya sekarang. Saya kira awalnya digelar di Semarang, tapi ternyata di Solo, memang agak jauh tapi paling enggak ada beberapa buku yang saya incar akhirnya saya dapatkan di sini dengan harga terjangkau,” kata dia.

Advertisement

Fikri bercerita membeli sejumlah buku fiksi terjemahan yang menjadi favoritnya. Total, ia membeli empat buku, semuanya bergenre fiksi.

“Ada empat yang saya beli, Pesta di Sarang Kelinci karangan Pablo Villaobos, Na Wulla dan Rumah di dalam Gang dan Hai, Nak! karangan Reda Gaudiamo sana Novel Lauk Daun karangan Hartari,” ujarnya, Minggu.

Fikri mengaku beruntung karena di hari terakhir, Reda Gaudiamo mengisi acara diskusi.

Advertisement

“Saya enggak tahu kalau ada Reda mengisi acara di hari terakhir, kok ya kebetulan saya pas beli dapat info kalau beliau mengisi diskusi. Jadi enggak percuma datang lima jam perjalanan,” ucapnya.

Ada juga Warga Solo yang menyempatkan diri datang di hari terakhir. Okta, 25, asal Pasar Kliwon menyebut sudah tiga kali datang ke festival Patjarmerah kali ini.

Pada hari terakhir kedatangannya tidak membeli buku, melainkan menikmati suasana sembari menyaksikan diskusi.

“Saya sudah tiga kali datang, yang pertama waktu pembukaan, yang kedua Kamis (7/7/2023) dan hari ini. Untuk yang hari ini memilih enggak beli buku karena sudah kalap dan beli total 15 buku,” ujarnya.

“Semoga enggak setahun sekali tapi paling enggak tiga bulan sekali dengan skala lebih besar, melihat animonya dari hari pertama sampai hari terakhir enggak ada sepi-sepinya tetap ramai karena memang acaranya variatif dan pengisi diskusinya juga bagus-bagus,” harapnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif