Bisnis
Jumat, 26 Januari 2024 - 22:26 WIB

Harga Tiket Pesawat Masih Jadi Tantangan Pengembangan Pariwisata Domestik

Bayu Jatmiko Adi  /  Ika Yuniati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi bepergian naik pesawat. (Freepik.com)

Solopos.com, SOLO — Tiket pesawat terbang yang masih relatif mahal, terutama untuk rute domestik disebut menjadi kendala bagi para pelaku perjalanan wisata untuk menjual paket wisata domestik.

Ketua Association of The Indonesian Tours and Travel Agencies (ASITA) Solo, Mirza Ananda, mengatakan saat ini harga tiket penerbangan domestik masih terhitung lebih mahal dari pada tiket penerbangan ke luar negeri.

Advertisement

“Kondisi ini sudah terjadi sejak pandemi Covid-19 lalu, sampai saat ini kondisinya masih sama. Contoh untuk Solo-Pontianak, kalau tidak yang direct flight itu sekitar Rp4,9 juta pulang pergi. Sedangkan ke Thailand bisa dapat harga Rp3,9 juta berangkat dari Surabaya pulang pergi,” kata dia, Jumat (26/1/2024).

Dia juga mencontohkan, untuk tiket penerbangan ke Malaysia, untuk paket group bisa dia di harga Rp1,5 juta. Tapi saat ada promo bisa dapat sekitar Rp400.000 untuk sekali jalan.

Advertisement

Dia juga mencontohkan, untuk tiket penerbangan ke Malaysia, untuk paket group bisa dia di harga Rp1,5 juta. Tapi saat ada promo bisa dapat sekitar Rp400.000 untuk sekali jalan.

Dia mengatakan untuk tujuan tersebut biasanya juga banyak promo, bahkan hampir setiap harinya. Sedangkan kalau ke Jakarta dengan harga sekitar Rp1,2 juta baru bisa mendapatkan tiket sekali perjalanan.

Belum lagi untuk harga tiket penerbangan ke Papua yang bisa mencapai sekitar Rp12 juta pulang pergi.

Advertisement

Dari segi biaya, lebih gampang menjual paket tour internasional dari pada peket domestik.

“Sekarang kalau orang Jakarta mau ke Solo, all in katakanlah Rp4 juta-Rp5 juta. Kalau untuk peket internasional, mereka sudah bisa dapat tiket ke tiga negara, Malaysia-Siangapura-Thailand. Sebab untuk rute tiga negara itu sekarang promonya sekitar Rp5 juta dari Jakarta,” jelas dia.

Dengan kondisi harga tiket tersebut, kemungkinan besar jika tujuan masyarakat untuk sekedar liburan, akan memilih yang paket tiga negara. Kecuali jika tujuannya untuk bisnis yang harus datang langsung, atau karena benar-benar ada sesuatu yang ingin didatangi.

Advertisement

Mengenai potensi market, Direktur Batari Tour & Travel tersebut mengatakan bahwa paket yang banyak terjual di tempatnya adalah paket outbound.

“Dari kami sejauh ini untuk market lebih banyak market outbound, yakni 70%. Sedangkan untuk inbound sekitar 30%,” jelas dia.

Salah seorang warga Boyolali, Icha, 27, mengatakan untuk saat ini harga tiket pesawat sudah mulai turun dibanding saat pandemi Covid-19 lalu. Namun jika dibandingin dengan sebelum masa pandemi, harganya masih jauh lebih tinggi.

Advertisement

Sementara untuk tiket domestik jika dibandingkan dengan tiket ke luar negeri masih lebih tinggi tiket untuk dalam negeri. Hal itu cukup menjadi pertimbangan untuknya ketika ingin melakukan perjalanan wisata dengan angkutan udara.

“Hal ini yang disayangkan. Sebenernya di Indonesia banyak tempat keren, bahkan kalau wisata alam di Indonesia banyak yang lebih bagus. Tapi transportasinya mahal. Kalau agak jauh, tiket pesawatnya lebih mahal. Tapi kalau yang bisa dijangkau via darat, transportasinya kurang mendukung,” kata dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif