SOLOPOS.COM - Ilustrasi rumah subsidi. (Solopos.com/Galih Aprilia Wibowo).

Solopos.com, SOLO — Kecamatan Kartasura, Kabupaten Sukoharjo, menjadi wilayah yang dilirik pengembang perumahan dan menjadi sasaran konsumen mencari hunian. Namun ketersediaan rumah subsidi di sana hampir nihil mengingat harga tanah yang cukup tinggi.

Ketua Asosiasi Pengembang Perumahan dan Pemukiman Seluruh Indonesia (Apersi) Soloraya, Samari, menjelaskan harga tanah di wilayah Kartasura masih sangat relevan untuk para pengembang. Menurut Samari wilayah Kartasura masuk dalam kategori sangat diburu masyarakat dengan penghasilan menengah ke bawah.

Promosi Telkom dan Scala Jepang Dorong Inovasi Pertanian demi Keberlanjutan Pangan

“Tapi sayangnya saat ini Pemda Sukoharjo memproteksi Kecamatan Kartasura sesuai rencana detail tata ruang masuk kawasan dengan kategori kepadatan tinggi. Jadi mau enggak mau untuk perkembangan properti juga harus mengikuti aturan-aturan yang ada. Kesimpulannya Kartasura sudah masuk kawasan komersial mahal,” terang Samari saat dihubungi Solopos.com pada Jumat (25/8/2023).

Ketersediaan perumahan subsidi memang hampir nihil di wilayah Kartasura. Hal ini berdasarkan data dari sikumbang.tapera.id, terdapat sepuluh lokasi perumahan dengan 304 jumlah total unit terdaftar. Dengan dua unit subsidi dan 29 unit subsidi terjual. Serta ada sebanyak 152 unit rumah komersial dan 109 unit komersial terjual.

Di wilayah Kartasura saat ini didominasi rumah komersial. Misalnya di Permata Parkview ada 37 unit komersial. Kemudian di Permata Botanical ada 39 unit komersial.

Ada juga 14 unit komersial di Taman Kuntan Singopuran dan tiga unit komersial di Griya Kuantan Gonilan. Di Griya Kencana Asri ada 20 unit komersial dan 9 unit komersial di Puri Arsita Singopuran. Sementara itu hanya ada dua unit subsidi di De Malika Gumpang.

Lebih lanjut, Sekretaris Himpunan Pengembang Permukiman dan Perumahan Rakyat (Himperra) Jawa Tengah (Jateng) Eko Rahardjo menguraikan daerah sekitar Kartasura dan Colomadu pada umumnya tidak mungkin untuk rumah subsidi, kecuali untuk rumah komersial. “Sekitaran Singopuran, Kartasura harga per meter sudah di atas Rp2,5 juta,” terang Eko.

Bahkan untuk harga rumah komersial sudah lebih dari Rp400 juta per unit. Eko menilai konsumen rumah komersial sudah sangat terbatas. Artinya konsumen pencari hunian tidak bisa mengandalkan dari Solo saja. “Tetapi harus melebar ke luar Solo,” tambah Eko.

Sementara itu berdasarkan informasi dari rumah.com, harga tanah di daerah Kartasura berkisar mulai Rp2 juta per meter persegi. Misalnya tanah kaveling seluas 100 meter persegi dijual dengan harga Rp280 juta.

Kemudian tanah seluas 808 meter persegi dijual dengan harga Rp1.980.198 per meter persegi. Ada juga tanah seluas 162 meter persegi dibanderol dengan harga Rp2,9 juta per meter persegi.

Ada juga tanah yang berjarak 250 meter dari Jl. Slamet Riyadi Solo seluas 250 meter persegi dengan harga Rp3 juta per meter persegi.

Sementara itu harga tanah di wilayah Gonilan dekat dengan Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) Solo relatif lebih mahal. Misalnya tanah seluas 312 meter persegi dijual dengan harga Rp5.128.205 meter persegi dengan total Rp1,6 miliar.

Tanah seluas 320 meter persegi di dekat UMS dijual dengan harga Rp7.031.250 per meter persegi dengan total harga Rp2,25 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya