SOLOPOS.COM - Usaha kuliner. (freepik)

Solopos.com, SOLO — Kenaikan harga sejumlah komoditas pangan beberapa waktu terakhir berdampak pada pelaku usaha kuliner.

Harga beras dan komoditas lain yang terus meningkat menjadikan pelaku usaha harus menekan laba agar bisa tetap berjualan dengan harga terjangkau.

Promosi Sistem E-Katalog Terbaru LKPP Meluncur, Bisa Lacak Pengiriman dan Pembayaran

Diketahui harga sejumlah komoditas pangan terus menunjukkan kenaikan dalam beberapa waktu terakhir. Berdasarkan informasi harga di www.bi.go.id, harga semua jenis beras di Solo menunjukkan peningkatan yang terus menerus.

Terakhir, kenaikan harga beras terjadi pada 20 Februari 2024, dari sebelumnya Rp13.900-Rp17.750/kg menjadi Rp14.850-Rp18.500/kg.

Harga telur ayam ras segar juga mengalami peningkatan. Jika pada pertengahan Februari kemarin seharga Rp27.150/kg, pada Jumat (23/2/2024) menjadi Rp28.500/kg.

Bawang merah, dari Rp29.500/kg pada 15 Februari 2024 menjadi Rp36.500/kg. Bawang putih dari Rp37.750/kg pada 15 Februari 2024 menjadi Rp38.750/kg pada Jumat.

Beberapa jenis cabai juga mengalami kenaikan harga. Misalnya untuk jenis cabai merah besar dari Rp65.900/kg pada pertengahan Februari, menjadi Rp90.000/kg pada Jumat.

Cabai merah keriting dari Rp68.750/kg pada pertengahan bulan menjadi Rp89.250/kg pada Jumat. Sedangkan untuk cabai rawit hijau dan rawit merah mengalami penurunan.

Kondisi harga tersebut cukup berdampak pada pelaku usaha kuliner di Solo dan sekitarnya. Pemilik Ayam Kendil Solo, Widodo Kainan, mengaku kenaikan bahan-bahan baku tersebut berdampak pada usahanya.

Meski begitu, dia mencoba untuk tidak menaikkan harga jual produk kulinernya. “Lonjakan harga [komoditas pangan] luar biasa. Tapi saya sejak 2023, harga jual sampai sekarang tidak saya naikkan,” kata dia kepada Solopos.com, Minggu (25/2/2024).

Awalnya dirinya beranggapan jika fluktuasi harga bahan baku sudah wajar terjadi. Harga bisa naik dan bisa turun.

Namun yang dia rasakan akhir-akhir ini, harga sejumlah komoditas pangan itu naik dan terus naik. Untuk kebutuhan bumbu saja, menurutnya, secara keseluruhan sudah ada kenaikan harga sekitar 30%.

Mengenai strategi yang dilakukan untuk menyikapi harga bahan baku yang terus naik, dia memilih untuk mengurangi laba. “Ya, semoga saja, ini harapannya harga bahan baku bisa turun.

Saya juga tidak mau membebani pelanggan, jadi untuk harga jual saya tidak naikkan,” lanjut dia. Dimana untuk nasi pax masih dengan harga Rp20.000-Rp40.000 dan untuk ayam utuh Rp90.000.

Dia menyebut jika dilihat dari sisi pendapatan sejak tiga bulan terakhir, yakni sejak November 2023, dia menyebut bahwa awal tahun 2024 merupakan momentum terberat. Dimana secara pemasukan turun hampir 70%.

“Sebelum masuk pemilu sangat drop, hampir 70%. Kalau kita bicara ya tidak untung, yang penting bisa meng-cover produksi. Apalagi Desember kemarin merupakan masa transisi bagi kami, jadi butuh biaya luar biasa dan ada penurunan omset. Kalau saat ini sudah mulai membaik meski belum signifikan,” jelas dia.

Masa transisi yang dimaksud adalah masa penyesuaian di lokasi yang baru.

Widodo menyebutkan pada Desember, ada perpindahan lokasi outlet dari Ayam Kendil, dari yang sebelumnya di Jl. Dr Rajiman No. 374A, Laweyan, Solo, pindah ke Jl. Bolon Baru No 34a, Colomadu. Karanganyar.

Sementara itu pemilik usaha kuliner Pendopo Laras di Dibal, Ngemplak, Boyolali, Susanto, juga merasakan dampak dari melonjaknya harga sejumlah komoditas pangan yang menjadi bahan baku produk kulinernya.

“Dampak tetap ada. Tapi di kuliner ini juga susah, kalau mau menaikkan harga, pasar juga masih lesu, jadi kurang memungkinkan untuk menaikkan harga,” kata dia, Minggu.

Untuk menjaga daya beli masyarakat, dia pun memilih untuk menekan laba. Menurutnya lesunya penjualan sudah terasa sejak pandemi Covid-19 lalu.

Namun saat ini muncul tantangan lagi dengan naiknya harga sejumlah komoditas pangan. Dia menyebut, dengan kondisi saat ini, pendapatannya bisa menurun hingga 20%.

“Sekarang harga beras naik, padahal harus menggunakan. Cabai naik, telur juga tinggi,” lanjut dia. Kenaikan harga komoditas pangan tersebut kemungkinan masih akan bertahan dalam beberapa bulan ke depan, atau bahkan kembali naik.

Sebab pada Maret nanti sudah memasuki Ramadan dan bulan berikutnya ada Lebaran. “Harapannya ya agar pemerintah bisa menstabilkan perekonomian. Ada upaya untuk menaikkan daya beli masyarakat dengan kondisi harga seperti ini,” kata dia.



Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya