SOLOPOS.COM - Warga mengantre pendaftaran Pasar Murah yang diadakan TPID Solo dan PAU Pedaringan, di halaman Kantor Kecamatan Banjarsari, Kota Solo, pada Senin (20/11/2023). (Solopos.com/Galih Aprilia Wibowo)

Solopos.com, SOLO — Ibu rumah tangga asal Kelurahan Kadipiro, Kecamatan Banjarsari, Kota Solo, Suyamti, 62, masih ingat betul harus merogoh kocek lebih dalam ketika membeli gula satu kilogram (kg) di toko kelontong dekat rumahnya pada pekan lalu.

Biasanya ia cukup mengeluarkan uang kurang dari Rp16.000 saat membeli gula pasir. Akhir-akhir ini, toko kelontong di dekat rumahnya menaikkan harga gula pasir lebih dari Rp1.000/kg. Walhasil, ia harus membayar Rp17.000 hingga Rp18.000 untuk membeli gula pasir  dengan jumlah yang sama.

Promosi Telkom dan Scala Jepang Dorong Inovasi Pertanian demi Keberlanjutan Pangan

“Gula pasir itu malah Rp17.500/kg ada juga yang jual Rp18.000/kg, dulu masih Rp16.000/kg,” ujarnya saat ditemui Solopos.com, dalam acara Pasar Murah dari PAU Pedaringan dan TPID Solo di halaman Kantor Kecamatan Banjarsari, Kota Solo, pada Senin (20/11/2023).

Kenaikan harga gula pasir ini membuat ia kebingungan. Apalagi harga beras juga tak kunjung turun. Harga beras saat ini berkisar Rp13.000/kg hingga Rp15.000/kg, padahal dulunya ia cukup membayar maksimal Rp12.000/kg untuk membeli makanan pokok ini.

Ia juga mengeluhkan cabai yang saat ini mencapai Rp80.000/kg yang ikut-ikutan meroket seperti harga beras dan gula pasir.  Dengan kenaikan harga sembako yang bersamaan, ia harus memilih mana prioritas yang harus dibeli.

Biasanya, prioritas utamanya yakni membeli bahan pokok utama, yaitu beras. Kalau beras sudah terbeli, urusan gula dan bahan lainnya belakangan.

“Yang penting beras,” tambah dia.

Beras seberat 5 kg biasanya cukup dikonsumsi hingga sepekan untuk tiga orang keluarganya.  Ketika ada banyak acara, misalnya hajatan tetangganya, ia membeli 5 kg beras per pekan. Namun ketika sepi hajatan ia memilih membeli 10 kg per pekan.

Demi menekan pengeluaran, Suyamti, rajin memburu pasar-pasar murah yang biasanya digelar oleh pemerintah setempat. Misalnya pada Pasar Murah hari ini, Senin, ia menghabiskan uang Rp106.500 untuk membeli 5 kg beras dan 3 kg gula pasir.

Agenda Pasar Murah semacam ini cukup membantunya berhemat. Misalnya, untuk membeli beras kemasan lima kilogram ia bisa berhemat hingga Rp15.000 sekali beli.

Senada, ibu rumah tangga asal Kelurahan Nusukan, Banjarsari, Solo, Sriningsih Rahayu mengeluhkan hal serupa. Harga sembako rumah tangga mengalami kenaikan secara bersaman.

Pada Pasar Murah kali ini ia membeli 5 kg beras, 2kg gula pasir, dan dua liter minyak goreng dengan total senilai Rp123.000.

Tentu harga ini jauh lebih murah dibandingkan di pasaran. Sriningsih menyebut saat ini harga beras paling murah sebesar Rp13.000/kg. Sedangkan ketika membeli di Pasar Murah ia cukup membayar kurang lebih Rp12.000/kg.

Tentu selisih Rp1.000/kg bisa membantu ia mengatur ongkos berbelanjanya dengan suaminya yang hanya bekerja sebagai kernet bus pariwisata. “Agak meringankan beban, apa-apa mahal,”ujar perempuan berusia 53 tahun ini.

Suyamti berkisah, beberapa pekan lalu ia menyebut harga gula hanya Rp15.500 dan saat ini naik Rp1.500/kg menjadi Rp17.000/kg.

Ia harus menyiasati agar bisa memenuhi kebutuhan, misalnya dengan mengurangi porsi belanjaan. Biasanya gula 1 kg habis dalam sebulan, sedangkan 5 kg beras habis selama sepekan untuk lima orang dalam keluarganya. Kali ini, ia mengurangi beberapa belanjaan agar lebih ngirit.

“Jadi belinya lebih sedikit, lebih ngirit, enggak beli banyak-banyak,” tambah dia.

Perwakilan PAU Pedaringan, Yohanna menjelaskan pihaknya menyediakan 600 kemasan beras, kemudian 13 kardus minyak goreng, dan 1.000 kg gula pasir yang semuanya ludes kurang dari tiga jam.

Antrean warga sudah terlihat sebelum stan registrasi dibuka. Yohanna baru membuka stan mulai pukul 08.00 WIB, satu per satu warga mengantre dan semuanya habis terjual.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya