Bisnis
Sabtu, 8 Januari 2022 - 20:24 WIB

Harga Rp14.000, BUMN Ini Luncurkan Minyak Goreng Murah Merek INL

Bc  /  Danang Nur Ihsan  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Menteri BUMN Erick Thohir meninjau operasi pasar tambahan yang dilakukan PTPN di Kuala Tanjung, Sumatra Utara, Sabtu (8/1/2021). (Istimewa)

Solopos.com, JAKARTA — Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir meninjau operasi pasar tambahan yang dilakukan PTPN di Kuala Tanjung, Sumatra Utara, Sabtu (8/1/2021). BUMN menggelontor minyak goreng Rp14.000 ke pasaran untuk menekan harga komoditas itu.

Erick menyebut operasi pasar ini dilakukan sesuai arahan Presiden Joko Widodo yang menargetkan 1,2 miliar liter minyak goreng dikucurkan ke pasar.

Advertisement

“Sesuai yang sudah diarahkan bapak presiden makanya Kementerian BUMN dan PTPN melakukan operasi pasar tambahan yang di mana dari target 1,2 miliar liter kita juga akan kontribusi sebagian dari itu, tapi produk mereknya berbeda nanti,” ujar Erick.

Baca Juga: Sediakan Minyak Goreng Murah, Pemerintah akan Libatkan 70 Produsen

Kata Erick, anak usaha Holding Perkebunan, PT Industri Nabati Lestari (INL), tengah mengembangkan produksi turunan CPO. Erick menyampaikan kemasan sederhana INL ini baru dikembangkan saat harga minyak melambung tahun lalu.

Advertisement

“Kita pakai brand INL karena ini khusus brand ekonomis [value for money],” ungkap Erick.

Erick menyebut harga minyak INL sesuai harapan pemerintah yakni Rp14.000 per liter yang tersedia dalam dua kemasan yakni 450 ml dan 900 mililiter. Erick menyebut BUMN harus memanfaatkan momentum dengan mulai mengenalkan kemasan sederhana khusus untuk pasar tradisional dengan brand INL.

“Untuk sementara akan beredar wilayah Medan dan Sumut dulu,” ucap Erick.

Advertisement

Baca Juga: Operasi Pasar Minyak Goreng di Grobogan Langsung Disebu Pembeli

Erick menyebut mulai Januari 2022, BUMN telah memiliki tiga produk minyak dengan segmentasi berbeda yakni Nusakita 100 persen price index dari market leader (Bimoli), Salvaco (92-95 persen price index Bimoli), dan kemasan sederhana INL (88 sampai 90 persen price index market leader/Bimoli).

“Kapasitas mesin pengemas baru mulai kita investasi tahun ini dan akan berkembang terus sampai 2023,” kata Erick.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif