SOLOPOS.COM - Pekerja memotong roti untuk di kemas di Jonggrangan, Klaten, Jawa Tengah, Senin (27/12/2021). (Antara/Aloysius Jarot Nugroho)

Solopos.com, SOLO–Sejumlah harga roti mengalami kenaikan Rp1.000 hingga Rp2.000. Kenaikan harga roti itu disebabkan kenaikan harga bahan baku roti, yakni gandum.

Dari penelusuran Solopos.com, Jumat (8/7/2022), harga roti naik untuk sejumlah merek dan jenis.

Promosi Kinerja Positif, Telkom Raup Pendapatan Konsolidasi Rp149,2 Triliun pada 2023

Kenaikan harga roti itu karena harga bahan baku utama roti, yakni gandum yang masih berfluktuasi US$10,86 hingga US$11,78 per bushel. Turun dari posisi rekor yang menembus US$12,79 di awal Maret lalu.

Sedangkan di dalam negeri, harga produk turunan gandum, yakni tepung terigu juga belum turun.

Sementara Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebut perang Rusia dan Ukraina memicu lonjakan harga komoditas termasuk gandum.

Baca Juga: Krisis Pasokan Gandum dan Peluang Budi Daya

Kedua negara itu merupakan pengekspor gandum terbesar di dunia sehingga kondisi sekarang membuat distribusi terganggu.

Salah satu negara yang mengimpor gandum dari Rusia dan Ukraina adalah Indonesia.

Jokowi mengingatkan bahwa kelangkaan gandum akan membuat harga roti dan mi instan bisa naik.

“Kita impor gandum gede banget, 11 juta ton impor gandum kita. Ini hati-hati yang suka makan roti, yang suka makan mi, bisa harganya naik karena ada perang di Ukraina,” kata Jokowi dalam Puncak Peringatan Hari Keluarga Nasional ke-29 di Medan yang disiarkan di YouTube Sekretariat Presiden, Kamis (7/7/2022).

Pada pekan lalu, Jokowi sempat berkunjung ke Ukraina dan Rusia. Di sana Jokowi bertemu langsung dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dan Presiden Rusia Vladimir Putin.

Baca Juga: Kondisi Global Ancam Stok Gandum Lokal dan Menakar Peluang Budidaya 

Dalam kesempatan tersebut, Jokowi bercerita sempat bertanya langsung kepada kedua pimpinan negara perihal stok gandum yang mereka miliki. Padahal, gandum menjadi bahan baku utama roti. Perang membuat harga roti naik, karena Indonesia masih impor gandum.

“Saya tanya langsung ke Presiden Zelensky berapa stok (gandum) yang ada di Ukraina, 22 juta ton stok tidak bisa dijual. Kemudian ada panen baru ini 55 juta ton, artinya stoknya sudah 77 juta ton,” ungkap Jokowi.

Jokowi juga bertanya ke Putin terkait stok gandum Rusia, dan dijawab ada stok 130 juta ton.

“Di Rusia sendiri saya tanya ke Presiden Putin ada berapa stok (gandum) di Rusia, 130 juta ton. Bayangkan berapa ratus juta orang ketergantungan kepada gandum Ukraina dan Rusia,” tambah dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya