SOLOPOS.COM - Ilustrasi BBM (mypertamina)

Solopos.com, SOLO  Harga bahan bakar minyak (BBM) kembali mengalami penyesuaian harga. Pada bulan Februari ini, BBM sudah mengalami beberapa kali penyesuaian harga. Fluktuasi harga BBM itu membuat padagang ecer harus mengubah harga jual kepada konsumen.

Dilansir dari laman mypertamina.com, pada awal Februari BBM nonsubsidi Pertamax Turbo dan Pertamax Dex mengalami kenaikan harga. Namun tak lama pada tanggal 6 Februari kembali mengalami penurunan.

Promosi Layanan Internet Starlink Elon Musk Kantongi Izin Beroperasi, Ini Kata Telkom

Terakhir pada hari ini, Selasa (21/2/2023), harga BBM kembali mengalami penurunan untuk jenis Pertamax menjadi Rp12.800 per liter dari harga sebelumnya Rp13.900 per liter. Sedangkan, Dexlite mengalami penurunan dari harga semula Rp18.300 per liter mengalami penurunan menjadi Rp16.150 per liter.

Harga BBM yang tidak stabil dan sering berganti ini tentunya berdampak bagi para pedagang ecer bahan bakar ini. Sebab, mereka kembali harus menyesuaikan harga jual.

Ya diubah-ubah terus mbak harganya, tiap ada berita BBM naik turun dipantau. Soale, pembeli juga bandingin mana sek lebih murah,” ungkap Suparjo, salah satu pemilik pom mini di Kebakkramat, Karanganyar, Selasa (21/2/2023).

Suparjo mengatakan, ia memulai usaha pom mini sejak 2018. Ia kulakan BBM di beberapa SPBU terdekat. Tak jarang ia sempat kesulitan untuk mendapatkan BBM karena aturan yang dibuat oleh pemerintah.

“Saya buka pom mini 2018, atas bantuan anak saya. Kulakan di SPBU terdekat, kadang susah dapatnya karena beberapa kali gak boleh beli BBM pakai jeriken dan pakai surat keterangan juga,” ungkap Suparjo.

Ia juga mengungkapkan keuntungan yang didapat tergolong kecil. Ia mengaku mengambil untung rata-rata Rp1.000 tiap liternya. Kebijakan naik turunnya BBM ini membuat para pedangang ecer merasakan untung dan rugi dalam penjualannya.

“Saya ambil keuntungan Rp1.000 per liter, kadang kalau BBM pas turun saya beli 1 jeriken tapi tiba-tiba naik lagi ya untung. Tapi kalau sebaliknya ya rugi, pas BBM naik saya beli, trus tiba-tiba turun ya jadi rugi. Tapi ini sudah risiko,” ujarnya.

Suparjo mengaku ia tetap menjalankan usaha ini. Sebab, dari usaha ini ia berhasil menabung uang untuk keperluan sehari-hari dan dapat memberikan cucu uang untuk jajan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya