SOLOPOS.COM - Tampilan website mypertamina. (mypertamina.id)

Solopos.com, SOLO — Area Manager Communication, Relation & CSR Pertamina Patra Niaga Region Jawa Bagian Tengah, Brasto Galih Nugroho, meyakini naiknya harga BBM Pertamax tidak akan membuat penggunanya berpaling ke Pertalite.

Saat dihubungi Solopos.com, Selasa (3/10/2023), ia mengatakan saat ini pihaknya juga mengimbau agar penggunanya tetap membeli BBM non-subsidi yang sesuai dengan spesifikasi kendaraan.

Promosi Telkom Apresiasi Wahyu, Warrior Telkom Akses yang Viral karena Bantu Petani

Selain itu, meskipun harga Pertamax naik, Brasto mengatakan ada beberapa promo yang bisa dimanfaatkan bagi pembeli BBM non-subsidi.

“Pertamax tentunya memiliki customer yang loyal. Kami mengimbau kepada para konsumen yang mampu agar membeli BBM non-subsidi yang sesuai dengan spesifikasi kendaraan. Ada promo-promo untuk BBM non-subsidi juga di aplikasi MyPertamina yang bisa digunakan,” ulasnya.

Saat ini, Brasto juga mengatakan penjualan Pertamax masih tertinggal dibandingkan penjualan Pertalite.

“Konsumen Pertalite memang lebih banyak dibandingkan konsumen Pertamax, secara proporsi kosumsi Pertalite 83 persen, Pertamax 16,5 persen dan Pertamax Turbo 0,5 persen,” ujarnya.

Ada yang Setia dengan Pertamax Ada yang Ganti Pertalite

Di sisi lain, naiknya harga BBM Pertamax membuat beberapa penggunanya berpikir untuk pindah ke BBM jenis Pertalite karena dinilai lebih murah.

Salah satunya adalah warga Kartasura, Sukoharjo, Gunawan Katon, 33, mengatakan sebenarnya sudah sangat nyaman ketika menggunakan Pertamax. Tapi, harga yang semakin naik saat ini membuatnya berpikir ulang untuk kembali menggunakan Pertalite.

“Sebenarnya pakai Pertamax itu memang lebih enak, apalagi buat motor saya yang keluaran tahun 2020. Mobil juga pakai Pertamax karena kalau buat jarak jauh lebih enak. Tapi kalau harganya naik terus ya jelas berpikir ulang karena saya kan setiap hari ngelaju dari rumah ke Boyolali, kalau dikalikan ya lumayan jadi nambah ongkos juga,” ujarnya.

Gunawan menambahkan, tidak memahami alasan Pertamina menaikkan Pertamax di tengah persaingan antar merek BBM. Ia menilai, dengan harga yang sama beberapa merek BBM seperti Mobil1 lebih menjangkau daerah pelosok.

“Misalkan saya ke Jakarta, kalau harga Pertamax sudah semahal itu, nambah sedikit lagi saya dapat Shell. Kalau di Boyolali malah ada Mobil1 yang lokasinya persis depan rumah saya meskipun hanya satu pompa. Mestinya Pertamina bisa mempertimbangkan beragam faktor juga, kan itu punya negara, masa mau menyusahkan warganya,” ucapnya.

Sementara itu, masih ada pengguna yang bertahan menggunakan BBM non-subsidi tersebut. Warga asal Mojosongo, Faletehan, mengatakan tidak berniat untuk pindah ke Pertalite meski harga Pertamax kembali naik.

Alasannya tetap bertahan menggunakan Pertamax yakni karena dia menilai lebih irit ketimbang Pertalite. Sehingga besaran uang yang dikeluarkan tetap sama untuk membeli Pertamax.

Pria yang bekerja sebagai sales di perusahaan swasta itu, tidak menambah alokasi dana untuk membeli produk dari Pertamina itu.

“Ya meski naik belinya tetap Rp30.000. Kalau habisnya sih tergantung pemakaian, ya tentu sedikit kerasa ya, habisnya lebih cepat,” kata dia ketika ditemui Solopos.com, Selasa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya