Bisnis
Kamis, 8 September 2022 - 06:47 WIB

Harga Minyak Dunia Turun, Menteri Erick: Harga Pertamax Berpeluang Turun

Nyoman Ary Wahyudi  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Dua pengendara motor bertahan membeli BBM pertamax meskipun harga naik di SPBU Nglangon, Sragen Kota, Sragen, Senin (4/4/2022). (Solopos.com/Tri Rahayu)

Solopos.com, JAKARTA–Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan harga bahan bakar minyak (BBM) nonsubsidi seperti Pertamax berpeluang turun.

Hal itu, kata Erick, akan disesuaikan dengan fluktuasi harga minyak mentah dunia ke depan.

Advertisement

Bloomberg melaporkan harga minyak dunia pada Rabu (7/9/2022) pukul 21.56 WIB berada pada level US$90,17 per barrel jenis brent untuk pengapalan November 2022.

Sedangkan minyak WTI telah bertengger pada level US$84,17. Di bawah asumsi APBN sebesar US$100 per barrel.

Sementara saat pemerintah mengumumkan kenaikan harga BBM pada Sabtu (3/9/2022) 14.18 WIB, harga BBM jenis Brent berada di angka US$93,02 per barel untuk pengiriman November.

Advertisement

Baca Juga: Petani Boyolali Curhat Makin Susah: Pupuk Nonsubsidi Mahal, Harga BBM Naik

Sedangkan minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak Oktober 2022 berada pada level US$86,87 per barel.

Erick mengatakan apabila harga minyak dunia turun, maka Pertamax pun akan mengikuti mekanisme tersebut dengan menurunkan harga jual kepada masyarakat.

“Banyak juga yang bicara, nanti kalau harga minyak dunia turun seperti apa, ya pasti kita turun, cuma yang mesti diingat apa yang dilakukan pemerintah hari ini, itu mengurangi subsidi,” kata Erick saat meninjau Pertamina Integrated Enterprise Data and Command Center (PIEDCC) di Jakarta, Rabu (7/9/2022).

Advertisement

Erick menyebut BBM seperti Pertalite, Solar, dan Pertamax masih dalam subsidi.

Dia mengatakan jika harga minyak mentah dunia yang saat ini sebesar US$95 per barel turun ke kisaran US$75 per barel maka akan diikuti dengan penyesuaian kembali harga jual Pertamax.

Baca Juga: Pasca Naiknya Harga BBM, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo Sidak ke Pasar dan SPBU

“Kalau nanti harga minyak dunia turun, Pertamax akan harga pasar, jadi bisa saja turun, tapi apakah Solar dan Pertalite itu nanti harga pasar, tidak bisa karena itu subsidi,” tuturnya.

Advertisement

Erick menyampaikan penyesuaian harga Pertamax dari Rp12.500 per liter menjadi Rp14.500 per liter merupakan upaya pemerintah dalam mengalihkan subsidi agar lebih tepat sasaran.

Kendati sebagai BBM nonsubsidi, Pertamina tetap memberikan subsidi untuk Pertamax.

Erick mengatakan harga Pertamax sejatinya masih berada di bawah harga keekonomian maupun harga yang ditawarkan kompetitor.

“Karena yang selalu diingatkan, yang kita, pemerintah lakukan hari ini bukan kenaikan harga, tapi pengurangan subsidi,” tuturnya.

Advertisement

Baca Juga: Pemkot Solo akan Tambah Bansos Kenaikan Harga BBM, Penerimanya juga Bertambah

Erick menilai perbandingan harga BBM antarnegara tidak bisa hanya dilihat dari satu sisi.

Erick mengatakan status sebagai negara produsen BBM tentu akan berbeda dengan negara yang hanya mengimpor BBM dalam penentuan harga jual kepada masyarakat.

“Nah ini kadang-kadang persepsi dari masyarakat dibanding-bandingkan, kenapa negara ini lebih murah, karena masih menghasilkan, mayoritas gitu, kalau kita sudah impor,” kata dia.

Seperti diketahui, pemerintah tetap menaikkan harga sejumlah jenis bahan bakar minyak (BBM) seperti Pertalite, Solar hingga Pertamax kendati harga minyak mentah dunia belakangan terkontraksi cukup dalam dari level US$100 per barel.

Adapun pemerintah turut mengerek harga Pertamax nonsubsidi dari angka Rp12.500 ke posisi Rp14.500 per liter.

Advertisement

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengatakan harga minyak mentah dunia masih cenderung fluktuatif kendati terlihat pelemahan belakangan ini.

Dengan demikian, Arifin menegaskan harga minyak mentah di perdagangan hari-hari ini tidak dapat menjadi patokan untuk kebijakan jangka panjang.

“Harga minyak mentah trennya turun naik setiap hari, ini tidak bisa dijadikan patokan jangka panjang,” kata Arifin saat konferensi pers di Istana Negara, Sabtu (3/9/2022).

Menilik situasi itu, pemerintah memutuskan untuk menaikkan harga Pertalite dari posisi awal Rp7.650 per liter menjadi Rp10.000 per liter, diikuti Solar subsidi dari harga awal Rp5.150 per liter menjadi Rp6.800 per liter.

Berita telah tayang di Bisnis.com berjudul Harga Minyak Dunia Makin Murah, Menteri Erick Buka Peluang BBM Jenis Tertentu Turun

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif