Bisnis
Jumat, 18 Maret 2022 - 09:18 WIB

Harga Minyak Dunia Turun, Apa Saja Penyebabnya?

Bayu Jatmiko Adi  /  Faustina Prima Martha  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/Bisnis/Rahmatullah)

Solopos.com, JAKARTA — Harga minyak dunia pada Kamis (17/3/2022) pagi turun hingga di bawah US$100/barel. Penurunan bisa terjadi sekitar 1,45% hingga 1,89% dari hari sebelumnya.

Harga minyak jenis Brent berada di level US$ 98,02/barel, atau berkurang 1,89% dari hari sebelumnya. Sedangkan minyak jenis light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) berada di harga US$ 95,04/barel, atau turun 1,45%.

Advertisement

Harga minyak mentah tengah berada dalam tren turun. Selama sepekan terakhir, harga Brent dan WTI jatuh masing-masing sekitar 9,66% dan 9,35% secara point-to-point. Terdapat beberapa faktor pemicu jatuhnya harga minyak, salah satunya kenaikan harga sebelumnya telah menembus rekor tertinggi.

Baca Juga: Solopos Hari Ini: Terdongkrak Harga Minyak Dunia

Advertisement

Baca Juga: Solopos Hari Ini: Terdongkrak Harga Minyak Dunia

Walaupun harga minyak menunjukkan tren penurunan dalam sepekan terakhir, tetapi harga minyak masih mencatatkan kenaikan masing-masing 5,59% dan 6,54% untuk Brent dan WTI. Dalam setahun terakhir harga masih naik 56,08% dan 60,18%.

Dengan begitu, keuntungan yang bisa diperoleh dari kontrak minyak masih cukup tinggi. Apalagi kalau sudah dipegang dalam waktu lama. Ini membuat minyak selalu rentan terpapar aksi ambil untung (profit taking).

Advertisement

“Negosiasi terus berlangsung. Tujuan utama dari negosiasi adalah gencatan senjata dan penarikan pasukan,” kata Podolyak, dikutip dari CNN International, Rabu (16/3/2022).

Baca Juga: Pelaku UMKM Sukoharjo Menjerit Gegara Harga Minyak Goreng Rp24.000/L

Harapan damai di Ukraina akan membuat dunia kembali stabil. Pasar juga berharap sanksi terhadap Rusia bisa dicabut jika perdamaian bisa tercapai. Sanksi tersebut salah satunya adalah ekspor minyak. Begitu minyak dari Rusia bisa kembali masuk pasar, maka harga akan lebih terkendali.

Advertisement

Faktor ketiga, pandemi Covid-19 di Tiongkok kembali mengganas. Strategi zero tolerance terhadap Covid-19 membuat sejumlah wilayah di Negeri Tirai Bambu memberlakukan karantina wilayah (lockdown). Sebagai negara dengan perekonomian terbesar kedua di dunia dan nomor satu di Asia, kebijakan lockdown di negara tersebut akan membuat prospek permintaan energi menurun.

Louise Dickson, Senior Oil Market Analyst di Rystad Energy, menguraikan, lockdown di Tiongkok menyebabkan turunnya konsumsi minyak bumi. “Lockdown di negara itu diperkirakan bisa menurunkan konsumsi minyak sebanyak 0,5 juta barel/hari. Konsumsi akan semakin tertekan karena tingginya harga energi,” jelas Louise, dikutip dari CNBC.

Keempat, meningkatnya stok minyak Amerika Serikat (AS). US Energy Information Adminstration melaporkan stok minyak AS naik 4,3 juta barel pekan lalu dari pekan sebelumnya. AS merupakan produsen minyak terbesar dunia. Jadi saat stok minyak AS naik, maka pasokan bisa terjaga, sehingga harga tidak lagi membumbung tinggi.

Advertisement

Baca Juga: HET Minyak Goreng Dicabut, Produsen: Jual di Dalam Negeri Bisa Untung

Lima, rencana Uni Emirat Arab (UAE) untuk memompa produksi minyaknya setelah kunjungan Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson. Perdana Menteri Inggris itu menekan UEA dan Arab Saudi yang merupakan anggota negara produsen minyak (OPEC) untuk memacu produksinya.

“Keputusan Presiden Rusia Vladimir Putin menginvasi Ukraina menyebabkan ketidakpastian dan lonjakan harga minyak. Semua orang dapat melihat dampaknya pada kenaikan harga bensin yang segera datang. Putin dapat memeras Barat dengan menahan perekonomian Barat sebagai tebusan. Untuk itu, kami memerlukan kemandirian [energi],” papar Johnson, dilansir dari Channel News Asia, Kamis (16/3/2022).

Direktur Executive Energy Watch, Mamit Setiawan, mengamini hal tersebut. Menurut dia, rencana peningkatan produksi minyak untuk menggantikan minyak Rusia turut mengoreksi harga minyak dunia. “Rencana UAE, sebagai mitra negara-negara Barat untuk memompa produksi minyak menyebabkan harga minyak dunia menurun. Minyak dari UAE mengisi absennya minyak Rusia dari pasar global, sehingga harga minyak bisa kembali stabil,” jelas Mamit, Kamis (17/3/2022).

Artikel ini telah tayang di Bisnis.com dengan judul 5 Penyebab Harga Minyak Turun Hingga di Bawah US$ 100

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif