Bisnis
Selasa, 31 Mei 2022 - 07:57 WIB

Harga Minyak Dunia Tembus US$121 Per Barel, Ini Penyebabnya

Newswire  /  Antara  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Foto Ilustrasi JIBI/Harian Jogja/Antara

Solopos.com, JAKARTA–Imbas dari pelonggaran pembatasan oleh pemerintah China, harga minyak dunia tembus US$121 per barel, Selasa (31/5/2022) pagi.

Level ini menjadi yang paling tinggi dalam dua bulan terakhir.

Advertisement

Selain itu, para pedagang memperkirakan bahwa Uni Eropa pada akhirnya akan mencapai kesepakatan untuk melarang impor minyak Rusia.

Kontrak berjangka minyak mentah Brent untuk pengiriman Juli, yang akan berakhir pada Selasa, ditutup naik US$2,24, atau 1,9%, menjadi menetap di US$121,67 per barel.

Advertisement

Kontrak berjangka minyak mentah Brent untuk pengiriman Juli, yang akan berakhir pada Selasa, ditutup naik US$2,24, atau 1,9%, menjadi menetap di US$121,67 per barel.

Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS naik US$1,99 atau 1,7%, menjadi US$117,06 per barel pada pukul 18.03 GMT.

Baca Juga: Harga Minyak Dunia Melejit, Laba Saudi Aramco Cetak Rekor

Advertisement

Shanghai mengumumkan berakhirnya penguncian Covid-19 selama dua bulan, dan akan memungkinkan sebagian besar orang di kota terbesar China itu untuk meninggalkan rumah mereka dan mengendarai mobil mereka mulai Rabu (1/6/2022).

Sementara itu, Uni Eropa bertemu pada Senin (30/5/2022) dan Selasa untuk membahas paket sanksi keenam terhadap Rusia atas invasinya ke Ukraina, yang disebut Moskow sebagai operasi militer khusus.

“Eropa telah tawar-menawar tentang hal ini selama lebih dari sebulan, tetapi semakin pasar menilai (sanksi tambahan) sebagai risiko,” kata Daniel Ghali, ahli strategi komoditas senior di TD Securities di Toronto.

Advertisement

Negara-negara Uni Eropa gagal menyepakati larangan impor minyak Rusia meskipun ada tawar-menawar di menit-menit terakhir sebelum KTT berlangsung di Brussels.

Baca Juga: Harga Minyak Dunia Pernah Turun, Kenapa Harga Pertamax Tak Ikut Turun?

Tetapi para pemimpin dari 27 negara Uni Eropa pada prinsipnya akan menyetujui embargo minyak, menurut rancangan kesimpulan KTT mereka, sambil meninggalkan rincian praktis dan keputusan sulit sampai nanti.

Advertisement

Larangan lebih lanjut pada minyak Rusia akan memperketat pasar minyak mentah yang sudah tegang untuk pasokan di tengah meningkatnya permintaan bensin, solar dan bahan bakar jet menjelang puncak musim permintaan musim panas di Amerika Serikat dan Eropa.

Menggarisbawahi ketatnya pasar, Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutunya termasuk Rusia, sebuah kelompok yang dijuluki OPEC+, akan menolak seruan Barat untuk mempercepat peningkatan produksi ketika mereka bertemu pada Kamis (2/6/2022).

Mereka akan tetap pada rencana yang ada untuk menaikkan target produksi Juli sebesar 432.000 barel per hari, enam sumber OPEC+ mengatakan kepada Reuters.

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif