SOLOPOS.COM - Ilustrasi gula pasir.(Freepik).

Solopos.com, SOLO — Kenaikan harga gula pasir hingga Rp16.000/kilogram (kg) akhir-akhir ini bakal berisiko pada penyumbang inflasi.  Terlebih lagi, pemerintah resmi memberlakukan penyesuaian harga gula konsumsi menjadi Rp16.000/kg hingga Rp17.000/kg.

Badan Pusat Statistik (BPS) Solo mencatat pada Oktober 2023 lalu, Kota Solo mengalami inflasi sebesar 0,16% dengan indeks harga konsumen (IHK) sebesar 117,76. Hal ini tertuang dalam Berita Resmi Statistik Perkembangan Indeks Harga Konsumen/Inflasi Oktober 2023.

Promosi Telkom Apresiasi Wahyu, Warrior Telkom Akses yang Viral karena Bantu Petani

Inflasi ini disebabkan adanya kenaikan harga-harga yang ditunjukkan oleh naiknya angka IHK. Kelompok pengeluaran yang mengalami kenaikan indeks harga yaitu, kelompok makanan, minuman dan tembakau yang naik sebesar 0,34%.

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia Solo, Bimala menguraikan sesuai rilis BPS pada awal November 2023 lalu, inflasi bulanan atau month to month (mtm), gula pasir menjadi penyumbang inflasi keenam dengan andil 0,01%.

Lebih lanjut, Bimala menjelaskan kenaikan harga gula pasar dari akhir September 2023 ke akhir Oktober 2023 berdasarkan data Sistem Informasi Harga dan Produksi Komoditi (SIHATI) adalah sebesar Rp1.500.

Oleh sebab itu, menurut Bimala peningkatan harga gula pasar termasuk risiko yang perlu diperhatikan.

“Sehingga peningkatan harga gula pasir termasuk risiko [penyumbang inflasi] yang perlu diperhatikan. Kita sama-sama mengharapkan ke depannya, kenaikannya di bulan ini enggak signifikan,” terang dia saat dihubungi Solopos.com, pada Kamis (9/11/2023).

Bapanas Berlakukan Relaksasi Harga Gula Konsumsi

Pemerintah melalui Badan Pangan Nasional/National Food Agency resmi memberlakukan relaksasi harga gula konsumsi di tingkat konsumen dari Rp14.500 per kg menjadi Rp16.000 per kg atau Rp17.000 per kg khusus di wilayah Maluku, Papua, dan daerah tertinggal, terluar, terpencil, dan pedalaman.

“Sehubungan dengan kenaikan harga gula di dalam negeri maupun internasional, telah dilakukan rapat koordinasi lintas kementerian dan lembaga untuk membahas harga gula yang wajar di tingkat konsumen. Berdasarkan hasil input tersebut, kami mengimbau seluruh pelaku usaha ritel untuk dapat mengimplementasikan relaksasi harga dimaksud,” kata Deputi Bidang Ketersediaan dan Stabilisasi Pangan Bapanas I Gusti Ketut Astawa di Jakarta, Kamis.

Deputi Ketut menjelaskan relaksasi harga gula konsumsi di tingkat konsumen dilakukan untuk menjaga stabilitas pasokan dan harga gula di dalam negeri yang diberlakukan bagi pelaku usaha di ritel modern (Aprindo dan Hippindo) agar bisa menjual di atas harga acuan penjualan (HAP) sesuai kewajaran harga yang ditetapkan.

Acuan harga mempertimbangkan harga gula di produsen atau harga internasional, biaya kemasan, biaya distribusi, dan sebagainya. “Relaksasi ini diberlakukan mengingat harga gula sudah berada di atas HAP. Fleksibilitas ini akan terus dievaluasi secara berkala sampai harga gula kembali ke level wajar,” ucapnya.

Tercatat potensi penurunan produksi dari estimasi awal 2,6 juta ton menjadi sekitar 2,2-2,3 juta ton akibat El Nino. Sementara realisasi impor Gula Kristal Mentah (GKM) baru sebesar 180.000 ton atau sekitar 22,61 persen dan Gula Kristal Putih (GKP) sebesar 126.941 ton atau 58,82 persen.

Realisasi impor yang masih minim juga disebabkan beberapa perusahaan yang memiliki kuota impor GKM masih belum ada realisasi. Hal itu antara lain karena tingginya harga gula internasional sehingga tidak menjangkau untuk penjualan sesuai HAP di tingkat konsumen.

“Jadi selain optimalisasi penyerapan dalam negeri dan percepatan importasi, diusulkan ada fleksibilitas harga penjualan di tingkat konsumen. Ke depan pelaku usaha ritel bisa menjual gula konsumsi dengan harga Rp16 ribu per kg,” pungkasnya.

Data Panel Harga Pangan NFA tanggal 8 November 2023 menunjukkan harga rata-rata nasional gula konsumsi di tingkat konsumen sebesar Rp16.211 per kg, lebih tinggi 11,8 persen di atas HAP.

Sedangkan dari data Tradingeconomics mencapai 27,95 sen dolar AS per pon, mencapai level tertinggi dalam periode 5 tahun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya