Bisnis
Sabtu, 11 Februari 2023 - 18:02 WIB

Harga Garam Naik, Perajin Batik di Soloraya Masih Berproduksi seperti Biasa

Maymunah Nasution  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi membatik. (Solopos/Nicolous Irawan)

Solopos.com, SOLO — Kenaikan harga komoditas garam tampaknya tidak terlalu berdampak pada produksi batik di Soloraya.

Komoditas garam krosok banyak dibutuhkan berbagai bidang usaha antara lain pada produksi batik dan juga pabrik tekstil. Perajin batik memerlukan garam untuk memutihkan kain.

Advertisement

Pelaku usaha batik Alodie di Wonogiri, Dewi Catur kepada Solopos.com Sabtu (11/2/2023) mengatakan produksinya masih tetap berjalan.

“Memang harga garam naik, tapi pembatikan tetap berjalan asal barang bakunya masih ada,” papar Dewi.

Dewi juga berupaya usahanya yang juga bergantung pada komoditas garam bisa tetap berjalan dan menghasilkan keuntungan yang optimal.

Advertisement

Pemilik usaha Kain Lukis Nasrafa, Yani Mardiyanto, juga mengatakan produksi kain batiknya tidak terganggu walaupun harga garam naik di pasaran.

Garam dapur mengalami lonjakan harga cukup signifikan dengan Jumat (10/2/2023) di Pasar Legi Solo garam krosok atau curah kualitas bagus dijual Rp4.200 dari sebelumnya Rp1.800 per kilogramnya.

Garam briket beryodium tembus Rp19.000 per kemasan isi 12 biji dari sebelumnya Rp8.000 saja. Sementara garam meja yang biasanya dijual Rp94.000 kini dijual Rp148.000 berisi 10 kg dan garam krosok beryodium menjadi Rp20.000.

Advertisement

Memantau situs hargajateng.org, harga komoditas garam beryodium bata di Kota Solo naik lebih dari 10% per kilogramnya, sedangkan di Klaten naik menjadi Rp17.000, dan di Karanganyar menjadi Rp18.000. Namun untuk garam beryodium halus turun 6% per kilogramnya.

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif