SOLOPOS.COM - Harga bitcoin hari ini, Kamis (30/6/2022) terus menurun dibanding sebelumnya. (Ilustrasi/Bisnis)

Solopos.com, JAKARTA — Trader Eksternal Tokocrypto Fyqieh Fachrur memprediksi harga aset kripto Bitcoin (BTC) bisa mencapai US$32.000 atau Rp481 juta hingga US$34.000 (Rp511 juta) pada bulan ini, jika terjadi breakout di atas US$31.300 (Rp471 juta).

Perkiraan tersebut seiring dengan Bitcoin yang telah menunjukkan potensi pertumbuhan untuk mengalami fase bullish pada Juli 2023, di tengah fluktuasi pasar yang terus-menerus.

Promosi Kinerja Positif, Telkom Raup Pendapatan Konsolidasi Rp149,2 Triliun pada 2023

“Sebelum mencapai puncak baru, Bitcoin mungkin akan mengalami uji likuiditas pada level yang lebih rendah. Namun pasar kripto tidak hanya berkonsentrasi pada Bitcoin, beberapa altcoin juga menunjukkan tanda-tanda pertumbuhan dan ekspansi,” kata Fyqieh dalam keterangan resmi yang diterima di Jakarta, Minggu (9/7/2023) seperti dilansir Antara.

Dalam jangka pendek, ia menyebutkan Bitcoin sedang mengalami fase konsolidasi, setelah kenaikan sebesar 20 persen dari kisaran harga US$29.600 (Rp446 juta) hingga US$31.300 (Rp471 juta). Sedangkan konteks bullish tetap terjaga, terutama di indikator Moving Average (MA) 200-week.

Pergerakan Bitcoin ditutup positif pada bulan Juni lalu. Berdasarkan data Bitcoin Monthly Returns, harga penutupan BTC di bulan Juni 2023 mengalami kenaikan 11,98 persen atau sekitar US$3.501 (Rp52 juta).

Menurut data yang sama, BTC selalu mengalami kenaikan lebih dari 15 persen di bulan Juli sejak tahun 2020. Bahkan saat crypto winter atau periode penurunan harga kripto yang berkepanjangan pada tahun 2022 lalu pun, Bitcoin masih mencatatkan kenaikan lebih dari 17 persen.

Di samping itu dari jejak teknikal, Fyqieh menuturkan Bitcoin belum pernah menyentuh penurunan lebih dari 10 persen di bulan Juli dalam tiga tahun terakhir, yang menunjukkan kekuatan tren bullish mengesankan selama periode tersebut.

“Hal ini menciptakan peluang menarik bagi investor yang ingin memanfaatkan momentum positif ini,” ujarnya.

Namun sebelum terjun ke dalam investasi Bitcoin, dirinya mengungkapkan terdapat beberapa faktor yang perlu diperhatikan dengan hati-hati, salah satunya yakni berita terkait proposal Exchange-Traded Fund (ETF) yang masih dalam tahap pengembangan.

Meskipun beberapa proposal dari aset manajemen terkemuka seperti BlackRock dan Fidelity telah ditolak, namun sudah diajukan ulang yang dianggap sudah memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh Komite Sekuritas dan Bursa Amerika Serikat (The US Securities and Exchange Commission/SEC). Hal ini dapat mempengaruhi pergerakan harga Bitcoin di pasar.

Seiring dengan berita tersebut, harga Bitcoin sempat turun di bawah level US$29.500, tetapi telah kembali naik di atas level psikologis US$30.000. Kenaikan ini menunjukkan keberlanjutan tren bullish yang positif dalam jangka pendek.

Pada sisi lain, dia mengingatkan investor juga harus memperhatikan data ekonomi makro yang menjadi indikator kebijakan suku bunga Bank Sentral Amerika Serikat (AS), The Fed pada bulan Juli ini. Fed dijadwalkan akan melakukan pertemuan pada tanggal 25-26 Juli 2023 mendatang.

Sebelum pertemuan tersebut, akan ada rilis data inflasi AS pada tanggal 12 Juli 2023. Dua hal ini yang akan menjadi momen krusial bagi pergerakan Bitcoin dan pasar kripto, di samping sentimen industri dan kebijakan regulasi lainnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya