SOLOPOS.COM - Ilustrasi Sepeda motor bekas di showroom. (Gridoto.com).

Solopos.com, SOLO — Sepeda motor bekas terbukti masih menjadi salah satu pasar otomotif yang banyak diminati.

Harga yang bersaing serta ketersediaan barang menjadi salah satu alasannya, meskipun kondisi sepeda motor bekas memang tidak bisa dibandingkan dengan sepeda motor baru.

Promosi Kinerja Positif, Telkom Raup Pendapatan Konsolidasi Rp149,2 Triliun pada 2023

Para pedagang sepeda motor bekas di Kota Solo mengaku penjualan mereka masih terus meningkat.

Salah satu pedagang sepeda motor, Novi, saat ditemui Solopos.com di daerah Banjarsari, Solo, Rabu (18/1/2023), mengaku penjualan motor bekas masih cukup ramai diminati.

“Penjualan sepeda motor masih laris, bahkan dibandingkan Desember 2022, Bulan Januari 2023 sudah ada kenaikan penjualan. Sampai minggu kedua bulan Januari sudah lima sampai enam motor laku dalam satu hari, sedangkan bulan lalu sekitar tiga sampai empat motor per hari,” ucapnya.

Harga yang dijual juga beragam mulai dari Rp8 juta hingga Rp30 juta, tergantung dari kondisi dan jarak tempuh kendaraan.

Menurut Novi, sepeda motor bekas masih sangat diminati karena ketersediaan barang, dibandingkan membeli sepeda motor baru yang perlu menunggu hingga berbulan-bulan.

“Tetapi kalau masalah kondisi sepeda motor bekas memang enggak bisa disamakan, motor bekas pasti ada sisi minusnya meskipun sedikit,” tambah Novi.

Mengenai jenis sepeda motor yang diminati, tipe matic masih menjadi idola. Beberapa tipe sepeda motor matic bahkan mengalami kenaikan harga dibandingkan sepeda motor baru.

“Yang sedang laris memang jenis matic seperti Honda Vario tapi yang kapasitas mesinnya 110 atau yang 125 cc itu sekitar Rp18 juta sampai Rp20 juta tergantung kondisi. Tapi ada juga yang harganya sekarang sedang naik semisal Vario 150 itu barunya dulu Rp24 juta, sekarang bekasnya sampai Rp26 juta,” tambah Novi.

Menurut Novi, ketersediaan barang menjadi alasan mengapa harga motor tersebut meningkat. “Biasanya karena produk motornya sudah enggak diproduksi lagi, sedangkan peminatnya masih banyak,” urainya.

Kisah serupa dirasakan Nasrullah, yang berjualan di Semanggi, Pasar Kliwon. Sepeda motor bekas ternyata masih cukup diminati, menurut Nasrullah, faktor harga menjadi alasan utama.

“Sepeda motor baru harganya itu mahal bisa sampai Rp25 juta, sedangkan kalau motor bekas harga yang sama dapat spesifikasi yang lebih bagus. Meskipun memang kalau masalah kondisi tidak bisa disamakan dengan yang baru,” tegas pria berusia 40 tahun ini.

Nasrullah yang sudah bergelut 15 tahun di bidang jual beli kendaraan bekas ini mengaku, penjualannya terus meningkat sejak Agustus tahun lalu.

Tidak jarang, ia sampai kehabisan stok sepeda motor karena banyaknya peminat, per hari ia bisa menjual sekitar lima hingga delapan sepeda motor bekas dengan tipe beragam.

“Yang ramai itu sepeda motor matic seperti Honda Beat, Honda Vario, Honda Scoopy dan Yamaha Mio, sama ada juga yang masih cari Yamaha Vixion 2013, Honda CB150R sama Supra X 2013. Perbandingannya sekitar 1 banding 10, banyak yang mencari motor matic,” urainya.

Ia juga meyakini, bisnis sepeda motor bekas masih akan terus meningkat, seiring dengan permintaan yang bertambah dan ketersediaan sepeda motor baru yang harus menunggu atau inden.

“Karena sepeda motor baru itu harus inden, saya rasa sepeda motor bekas masih akan laris, apalagi nanti ketika tahun ajaran baru sekolah. Biasanya permintaan sepeda motor akan naik,” tegasnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya