Bisnis
Selasa, 5 September 2023 - 22:13 WIB

Harga Beras Naik, Pelaku Usaha Kuliner Soloraya Adu Siasat Pertahankan Omzet

Galih Aprilia Wibowo  /  Ika Yuniati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Pedagang makanan di selter manahan, Jl. K.S. Tubun, Manahan, Solo, Selasa (13/12/2022). (Solopos/Putut Hartanto).

Solopos.com, SOLO — Kenaikan harga beras akhir-akhir ini juga berimbas pada pelaku usaha kuliner di wilaya Soloraya. Pelaku usaha kuliner harus memutar otak agar tetap untung di tengah naiknya harga beras.

Salah satunya dilakukan oleh pedagang ayam geprek, Novi, yang mengaku memilih mengurangi porsi satu paket nasi dan ayam geprek.

Advertisement

Hal ini ia lakukan karena dampak kenaikan harga beras yang mencapai Rp13.500/kilogram (kg). Padahal biasanya hanya berkisar Rp10.000/kg hingga Rp11.000/kg.

Selain itu, ia mengeluhkan harga kebutuhan pokok lain yang juga ikut naik misalnya gula dan cabai. Harga telur dan daging ayam juga fluktuatif.

Advertisement

Selain itu, ia mengeluhkan harga kebutuhan pokok lain yang juga ikut naik misalnya gula dan cabai. Harga telur dan daging ayam juga fluktuatif.

“Kenaikan beras sangat terasa dampaknya, kenaikan beras ini kami mau naikkan harga juga susah kami siasati ayamnya, kami kecilkan, sama tepungnya agak dibanyakin,” terang Novi kepada Solopos.com, pada Selasa (5/9/2023).

Ketua Paguyuban Gotong Royong PKL Selter Manahan Solo, Koko Kuncoro, mengaku juga ancang-ancang menaikkan harga menu makanan ketika harga beras tak kunjung turun. Namun, hingga saat ini ia memilih belum menaikkan harga makanan yang ia jual.

Advertisement

Salah satu pemilik katering asal Klaten, Yulia, mengaku lebih memilih menaikkan harga makanan dibandingkan dengan mengurangi porsi.

Misalnya harga satu paket menu dibanderol dari harga Rp18.000/kg menjadi Rp19.000/kg.

Selain itu, menurutnya konsumen juga kadangkala memilih menu yang bukan nasi untuk dipesan. Maka, hal ini juga belum berpengaruh banyak di warung makan miliknya setiap hari selain usaha katering.

Advertisement

“Kadang konsumen juga enggak makan nasi aja, ada selat ada sup,” ujar Yulia.

Walaupun harga-harga kebutuhan pokok yang naik, hal ini masih bisa Yulia siasati. Karena kenaikan harga kebutuhan pokok tersebut tidak terjadi bersamaan. Yulia juga memilih membeli beras dari petani langsung, sehingga bisa menekan biaya produksi yang harus ia keluarkan.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif