SOLOPOS.COM - Salah satu Pertashop di daerah Kerten, Laweyan, Solo yang masih bertahan dan beroperasi hingga Pukul 21.30 WIB. Foto diambil, Kamis (27/7/2023).(Solopos.com/Gigih Windar Pratama).

Solopos.com, SOLO — Harga BBM jenis Pertamax yang dijual di Pertashop mengalami penurunan sejak awal Oktober 2023.

Berdasarkan pantauan Solopos.com, Jumat (27/10/2023), harga Pertamax di Pertashop yakni sebesar Rp13.850 per liter, lebih murah dibandingkan dengan di SPBU yang dijual Rp14.000 per liter.

Promosi Layanan Internet Starlink Elon Musk Kantongi Izin Beroperasi, Ini Kata Telkom

Menurut Area Manager Communication, Relation & CSR Pertamina Patra Niaga Region Jawa Bagian Tengah, Brasto Galih Nugroho, kebijakan ini dibuat untuk mengangkat penjualan Pertamax di Pertashop yang ada.

“Penurunan harga tersebut memang sudah lama per 1 Oktober 2023, tujuannya memang untuk membantu bisnis Pertashop,” kata dia saat dihubungi Solopos.com, Jumat (27/10/2023).

Terpisah, Ketua Paguyuban Pengusaha Pertashop Jateng dan Jogja, Gunadi Broto Sudarmo, mengatakan penurunan harga Pertamax di Pertashop sejauh ini memang belum memberikan dampak signifikan pada peningkatan penjualan.

Menurutnya, hal ini dikarenakan harga Pertamax yang masih terlalu tinggi dibandingkan harga Pertalite.

“Di SPBU harganya Rp14.000 kalau di Pertashop harganya Rp13.850, tapi sejauh ini belum bisa memberikan dampak peningkatan omzet penjualan. Karena memang jarak harganya masih terlalu tinggi dengan Pertalite, kan harga Pertalite Rp10.000 per liter, kalau Pertamax Rp13.850 masih terlalu jauh,” ucapnya.

Ia juga menjelaskan, saat ini Pertashop masih mengalami kesulitan untuk meningkatkan penjualan. Bahkan secara persentase, Gunadi mengatakan hanya 33 persen Pertashop yang bisa menutup biaya operasional per bulannya.

“Dari data kami, di Agustus ada 43 Pertashop yang sudah tutup dan hanya 96 Pertashop yang bisa mencapai omzet penjualan 10 Kilo Liter per bulan dari total 294 Pertashop. Artinya, dari semua Pertashop di Soloraya, hanya 33 persen yang masih bisa menutup biaya operasional, sisanya sudah dipastikan rug. Bahkan untuk mengurangi kerugian, ada juga pemilik Pertashop yang nyambi berjualan supaya operasionalnya bisa ditekan,” tambahnya.

Disinggung mengenai apakah jika Pertashop diizinkan menjual Pertalite bisa membantu meningkatkan omzet, Gunadi menyebut ada sisi positif dan negatif.

“Penjualan memang pasti meningkat, tapi kuota penjualan Pertalite itu kan terbatas, tidak seperti Pertamax. Kuotanya itu maksimal 1 Kilo Liter per hari, marginnya 30 persen dari margin Pertamax. Sedangkan perlu investasi lagi bagian device nya dengan biaya Rp100 juta,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya