Bisnis
Selasa, 15 Agustus 2023 - 11:33 WIB

Hanya 20% UMKM Adopsi Teknologi Digital, Ini Kendala Terbesar

Galih Aprilia Wibowo  /  Ika Yuniati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Acara diskusi media eksklusif yang bertajuk Transformasi Digital UMKM Indonesia: Menghadapi Tantangan dan Menggapai Peluang Bertumbuh dalam Ekosistem Digital B2B Inklusif yang digelar oleh GudangAda di Solo pada Senin (14/8/2023). (Istimewa/GudangAda).

Solopos.com, SOLO — Ketua Komite Ekonomi Kreatif Surakarta, Sutanto Sastraredja, mengungkapkan adopsi teknologi digital di kalangan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) tidak datang tanpa tantangan.

Hal tersebut ia ungkapkan dalam acara diskusi media eksklusif bertajuk Transformasi Digital UMKM Indonesia: Menghadapi Tantangan dan Menggapai Peluang Bertumbuh dalam Ekosistem Digital B2B Inklusif yang digelar oleh GudangAda di Solo, Senin (14/8/2023).

Advertisement

Menurut Sutanto dalam rantai pasok, pelaku bisnis masih banyak yang tidak terbuka dengan teknologi. Hal ini merupakan masalah sosial yang terjadi saat ini, khususnya terkait penerimaan terhadap digitalisasi.

Fenomena ini diamini oleh survei yang pernah dilakukan oleh Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia (Kemenkop UKM) pada 2022.

Advertisement

Fenomena ini diamini oleh survei yang pernah dilakukan oleh Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia (Kemenkop UKM) pada 2022.

Lebih lanjut Sutanto menguraikan berdasarkan survei tersebut menunjukkan hanya 20% UMKM Indonesia yang telah mengadopsi teknologi digital.

Survei yang sama mengungkapkan beberapa kendala utama yang dihadapi UMKM dalam mengadopsi teknologi digital.

Advertisement

“Kita dapat mengamati pentingnya literasi digital dalam bisnis rantai pasok sektor UMKM. Terlepas dari skala usaha, semakin banyak UMKM yang beralih ke platform digital maka semakin luas jangkauan pasar, meningkatkan efisiensi operasional, dan
meningkatkan interaksi dengan pemangku kepentingan bisnis,” terang Sutanto dalam rilis yang diterima Solopos.com, Selasa (15/8/2023).

Ketua Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Solo, Respati Ardi, menjelaskan target HIPMI Solo dalam memfasilitasi kolaborasi industri dan pemerintah dalam membangun ekosistem digital B2B yang inklusif.

Pihaknya ingin memperluas akses UMKM ke teknologi digital guna mengatasi hambatan yang umumnya ditemui wirausahawan muda dan mempromosikan pertumbuhan ekonomi lokal Solo.

Advertisement

Respati juga menguraikan ekosistem digital B2B memiliki peran strategis dalam memperluas peluang pasar dan membangun kemitraan bisnis bagi segenap stakeholder bisnis rantai pasok, terutama pebisnis UMKM.

SVP Marketing & Corporate Affairs GudangAda, Yuanita Agata menjelaskan, melalui aplikasi GudangAda, UMKM dapat dengan mudah masuk ke jejaring digital rantai pasok yang telah dibangun GudangAda.

Oleh sebab itu, hal ini mempermudah pebisnis UMKM saat membeli dan menjual barang secara grosir.

Advertisement

“GudangAda memiliki sejarah panjang sebagai ekosistem layanan bisnis B2B terintegrasi di Indonesia. Saat ini GudangAda telah bermitra dengan lebih dari 1 juta pedagang tradisional, kami berkomitmen mempercepat transformasi digital UMKM lokal agar dapat tumbuh bersama melalui platform kami,” ujar Yuanita dalam kesempatan yang sama.

Sejak awal, pihaknya telah fokus pada membantu pebisnis UMKM dan prinsipal untuk meraih keunggulan dalam ekosistem digital. Serta memberikan solusi bisnis terintegrasi mulai dari pencarian produk, pengelolaan transaksi, hingga dukungan kredit modal.

Ia juga menekankan bahwa untuk meningkatkan skala bisnis UMKM Indonesia, diperlukannya adopsi strategi digital yang lebih baik lagi.

Pihaknya mengaku akan memberikan dukungan komitmen terhadap pemerintah, khususnya terkait target melakukan onboard lebih dari 30 juta UMKM di 2024. Serta ia juga memastikan UMKM bertumbuh di dalam ekosistem GudangAda.

“GudangAda selalu siap memberikan dukungan dan kami fokus pada pendekatan kolaboratif, memberikan perluasan jaringan pasar baru, pelatihan dan pendampingan bagi UMKM Indonesia dalam mengoptimalkan penggunaan platform kami, serta berinvestasi dalam teknologi untuk menjadikan pengalaman bisnis mereka lebih efisien dan bermanfaat,” pungkas Yuanita.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif