SOLOPOS.COM - Ilustrasi PHK massal.(Freepik).

Solopos.com, JAKARTA – Perubahan cara masyarakat dalam berobat dari daring (online) menjadi luring (offline) dinilai turut berdampak pada bisnis startup di sektor kesehatan seperti Halodoc. Masyarakat dinilai lebih percaya pengobatan tatap muka langsung dibandingkan dengan telemedisin.

Direktur Ekonomi Digital Celios Nailul Huda mengatakan saat ini telah terjadi pergeseran kembali dalam berobat dari online ke offline yang berdampak pada bisnis perusahaan teknologi di bidang kesehatan (healtech). Selain karena pelonggaran pergerakan masyarakat karena pandemi Covid-19 berakhir, pergeseran juga berkaitan dengan kepercayaan masyarakat yang lebih nyaman untuk berobat secara offline dibandingkan dengan online.

Promosi Sistem E-Katalog Terbaru LKPP Meluncur, Bisa Lacak Pengiriman dan Pembayaran

“Bagaimanapun juga untuk pemeriksaan sudah pasti offline lebih memberikan satu ketenangan bagi pasiennya. Begitu juga dengan proses penebusan obat yang sekaligus pemeriksaan secara offline,” kata Huda, Kamis (16/11/2023).

Dia menambahkan kondisi ini membuat permintaan terhadap startup kesehatan berkurang. Mereka kesulitan untuk menaikkan permintaan kendati telah mendapat pendanaan. “Pendanaan itu lebih membantu di sisi persaingan. Saya yakin di semua startup digital sektor kesehatan mengalami masalah serupa, padahal ya Halodoc merupakan soonicorn,” kata Huda.

Sebelumnya, Halodoc, startup yang bergerak di sektor kesehatan, melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) karyawan untuk jumlah yang tak disebutkan. Ironisnya, PHK dilakukan 4 bulan setelah startup ini mendapat pendanaan Seri DI U$100 juta atau Rp1,5 triliun dari Astra.

VP Government Relations & Corporate Affairs Halodoc Adeline Hindarto mengatakan perubahan besar dalam situasi makroekonomi, politik dan geopolitik secara global maupun domestik saat ini mengharuskan seluruh pelaku bisnis untuk terus beradaptasi, dan mengevaluasi strategi bisnis secara berkala. Perusahaan, lanjutnya, juga harus bertransformasi demi memastikan strategi terbaik untuk menghadapi dinamika industri. Termasuk melakukan reorganisasi.

“Langkah ini pastinya bukan keputusan yang mudah, namun perlu kami lakukan untuk memastikan perusahaan tetap dapat bertumbuh secara berkelanjutan. Dalam prosesnya, pemenuhan hak-hak karyawan sesuai peraturan dan hukum yang berlaku merupakan prioritas utama kami,” kata Adeline dikutip Kamis (16/11/2023).

Diketahui, reorganisasi karyawan yang dilakukan Halodoc terjadi beberapa bulan setelah menerima pendanaan dari Astra. Pada Juli 2023, Halodoc melaporkan raih pendanaan seri D dari PT Astra International melalui anak perusahaanya PT Astra Digital Indonesia sebesar US$100 juta atau Rp1,55 triliun (kurs: Rp15.519).

Saat itu, pendanaan diberikan seiring dengan tingginya permintaan terhadap layanan akses kesehatan yang berkualitas dan berbasis teknologi. Astra menilai sektor kesehatan di Indonesia memiliki prospek pertumbuhan yang baik dalam jangka panjang. CEO & Co-Founder Halodoc Jonathan Sudharta menyampaikan tapresiasi atas kepercayaan dan dukungan bagi Halodoc.

Pendanaan akan membantu perusahaan untuk memenuhi permintaan yang diklaim terus meningkat. “Kini tantangan bagi kita semua untuk memenuhi permintaan yang terus meningkat terhadap akses layanan kesehatan yang berkualitas di Indonesia,” jelas dia.

Artikel ini telah tayang di Bisnis.com dengan judul Halodoc PHK Karyawan, Pengobatan Offline Disebut Lebih Dipercaya dari Telemedisin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya