SOLOPOS.COM - Ilustrasi terik matahari dampak El Nino saat musim kemarau. (Freepik.com)

Solopos.com, SOLO – Asuransi pertanian menjadi penting untuk mencegah risiko kerugian besar akibat gagal panen, apalagi untuk menghadapi fenomena El Nino saat ini.

Sebab risiko gagal panen dapat dialami oleh petani apabila terjadi cuaca buruk yang mengakibatkan kemarau berkepanjangan. Dosen Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Erlyna Wida Riptanti, menguraikan ada banyak langkah untuk menghadapi El Nino.

Promosi Kinerja Positif, Telkom Raup Pendapatan Konsolidasi Rp149,2 Triliun pada 2023

Menurutnya, pertanian organik menjadi salah satu alternatif yang jitu. Sebab, lahan sawah yang kandungan bahan organiknya tinggi mampu menyimpan air lebih lama dibandingkan pertanian konvensional.

“Akar tanaman bisa menjangkau lebih panjang ke dalam tanah dibandingkan konvensional,” papar Erlyna kepada Solopos.com, Kamis (7/9/2023). Erlyna juga menyebut asuransi pertanian juga dapat diterapkan, namun tergantung kemampuan masing-masing daerah dalam mengalokasikan anggaran. Sebagian anggaran pemerintah juga bisa diterapkan untuk memfasilitasi kebijakan asuransi pertanian.

Ia menilai saat ini petani juga telah sadar pentingnya asuransi pertanian. Hal ini untuk menjamin kelangsungan musim tanam berikutnya apabila terjadi gagal panen. “Asuransi pertanian juga dapat diteraokan tergantung kemampuan masing-masing daerah dalam mengalokasikan sebagian anggarannya untuk memfasilitasi kebijakan asuransi pertanian,” tambah dia.

Sementara itu dilansir dari Bisnis.com, pada Jumat (8/9/2023), Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menguraikan pemerintah telah memberikan perhatian khusus untuk mencegah gagal panen tersebut. Terlebih kondisi gagal panen dapat memicu kenaikan harga hingga kelangkaan barang.

Indonesia diketahui merupakan negara agraris, di mana sektor pertanian menjadi hal utama dalam perekonomian nasional dan ketahanan pangan. Banyak penduduk Indonesia yang memiliki mata pencaharian sebagai seorang petani.

Untuk mencegah hal tersebut diterbitkanlah Asuransi Pertanian bagi petani untuk melindungi usaha mereka. Menurut OJK, Asuransi Pertanian merupakan suatu bentuk perlindungan kepada para petani, melalui perjanjian antara petani dan pihak perusahaan asuransi untuk mengikatkan diri dalam pertanggungan risiko usaha tani khususnya tani padi.

Pemain asuransi pertanian saat ini belum terlalu banyak. Perusahaan asuransi umum yang ditunjuk oleh Kementerian Pertanian (Kementan) adalah PT Asuransi Jasa Indonesia (Jasindo).

Perusahaan tersebut memiliki Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP) yang memberikan perlindungan kepada petani dari ancaman risiko gagal panen sebagai akibat risiko banjir, kekeringan, penyakit dan serangan organisme pengganggu tanaman.

Sejak 2015-2022, total luas lahan yang telah diproteksi AUTP sebanyak 5.26 juta hektar dengan total petani yang mengikuti program AUTP sebanyak 8,1 juta orang.

Direktur Pengembangan Bisnis Jasindo Diwe Novara mengatakan Asuransi Jasindo bersama Kementerian Pertanian serta Dinas Pertanian Kabupaten/Kota terus melakukan upaya percepatan realisasi AUTP pada 2023 ini. Dengan demikian petani dapat merasakan manfaat perlindungan asuransi khususnya dalam menghadapi El Nino yang diprediksi puncaknya terjadi pada Oktober 2023.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya