Bisnis
Selasa, 12 September 2023 - 17:49 WIB

Gunakan Solar Cell, Laweyan Kembangkan Green Batik yang Ramah Lingkungan

Galih Aprilia Wibowo  /  Muh Khodiq Duhri  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Pekerja menata panel solar cell di rumah produksi Batik Mahkota Laweyan, Solo, Selasa (12/9/2023). Pemilik Batik Mahkota Laweyan Alpha Fabela Priyatmono menerapkan penggunaan solar cell yang berjumlah 8 panel untuk mengembangkan industri batik ramah lingkungan. (Solopos/Joseph Howi Widodo).

Solopos.com, SOLO — “Batik itu selama ini sedikit identik dengan masalah pencemaran lingkungan, kemudian kami ingin pelan-pelan, di samping mempunyai nilai filosofi yang luar biasa. Minimal [membawa batik] menuju ke ramah lingkungan,” ucap Ketua Forum Pengembang Kampung Batik Laweyan Solo, Alpha Fabela Priyatmono, saat ditemui Solopos.com pada Selasa (12/9/2023).

Gagasan Alpha tentang batik ramah lingkungan ini bukan tanpa sebab. Berbicara tentang batik tentu tidak lepas dari Kampoeng Batik Laweyan sebagai kota kelahiran Serikat Dagang Islam (SDI), Laweyan yang terbukti secara historis sebagai produsen dan pusat perdagangan batik sejak dulu.

Advertisement

Kampoeng Batik Laweyan telah dikenal sebagai klaster wisata kreatif dengan konsep pembangunan berkelanjutan dan berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK). Bagi Alpha, persepsi orang terhadap industri batik selalu mengarah pada suatu aktivitas yang mencemari lingkungan, kekhawatiran akibat industri batik masih cukup tinggi.

Penggunaan pewarna kimia cenderung lebih diminati dibandingkan pewarna alami karena lebih praktis, mudah, dan murah. Alpha menilai perlu ada upaya antisipasi dan penataan kawasan untuk mengurangi persepsi ini yaitu dengan langkah membawa kawasan sentra industri batik di Laweyan menjadi ramah lingkungan pelan-pelan terwujud.

Advertisement

Penggunaan pewarna kimia cenderung lebih diminati dibandingkan pewarna alami karena lebih praktis, mudah, dan murah. Alpha menilai perlu ada upaya antisipasi dan penataan kawasan untuk mengurangi persepsi ini yaitu dengan langkah membawa kawasan sentra industri batik di Laweyan menjadi ramah lingkungan pelan-pelan terwujud.

Sebagai langkah perwujudan hal ini, ia tengah mengembangkan konsep batik ramah lingkungan. Proses produk batik ramah lingkungan ini berbasis pada produksi bersih. Kementerian Lingkungan Hidup menguraikan konsep produksi bersih adalah strategi pengelolaan lingkungan yang bersifat preventif, terpadu dan diterapkan secara terus menerus pada setiap kegiatan dari hulu hingga hilir.

Kegiatan ini berkaitan dengan proses produksi, produk dan jasa untuk meningkatkan efisiensi penggunaan sumber daya alam. Juga mampu mencegah terjadinya pencemaran lingkungan dan mengurangi terbentuknya limbah pada sumbernyasehingga bisa meminimalkan risiko terhadap kesehatan manusia serta kerusakan lingkungan.

Advertisement

Sederhananya, panel surya tersebut menyerap cahaya sehingga ada pergerakan antara elektron di sisi positif dan negatif. Adanya pergerakan ini menciptakan arus listrik sehingga dapat digunakan sebagai energi bagi alat elektronik.

Saat mengunjungi showroom batik milik Alpha, Batik Mahkota Laweyan, ruangan miliknya tidak menggunakan air conditioner (AC). Udara sejuk di sana didukung adanya rimbun tanaman. Uniknya lagi, sumber energi untuk alat listrik rumah tangga dan alat untuk memproduksi batik bukan hanya berasal dari PLN, melainkan dirancang sendiri menggunakan panel surya.

Ia memasang delapan panel pada 2020, hal ini menjadi nilai tambah bagi industri batik miliknya sehingga pada 2021 ia mendapatkan penghargaan sebagai industri batik mandiri energi. Berbekal hal ini, pendampingan dari pemerintah berlanjut. Alpha mengaku ingin mewujudkan green batik.

Advertisement
Proses membatik di Batik Mahkota Laweyan, Kota Solo pada Selasa (12/9/2023). (Solopos.com/Galih Aprilia Wibowo).

“Jadi tidak hanya ramah lingkungan, tapi menuju ke green batik, artinya tidak hanya ramah lingkungan tapi juga hemat energi. Jadi semua pemanfaatan green batik ada rumusan tertentu” terang Alpha.

Standar batik ramah lingkungan, salah satunya ada gerakan menggunakan solar cell, dengan langkah pemanfaatan material alam. Selain itu, juga menggunakan material yang bisa diurai melalui instalasi pengolahan air limbah (IPAL).

Efisiensi penggunaan solar cell ini menurut Alpha berdampak pada grafik penurunan tenaga listrik. Namun, ia tidak mengetahui secara detail persentase penurunan tersebut.

Advertisement

Saat ini, ia menggunakan panel surya berkapasitas 2.500 watt yang selama ini cukup untuk kebutuhan rumah tangga dan industri batik, misalnya menggunakan kompor energi alternatif multiguna untuk proses membatik. Walaupun biaya untuk instalasi solar cell cukup mahal, namun dampak penghematan energi ini akan berlaku hingga jangka panjang. Sebab tidak ada perawatan khusus untuk panel surya.

Tantangan penggunakan energi surya ini adalah sangat bergantung pada cuaca. Namun, ketika musim penghujan, kapasitas energi yang ditampung oleh panel tersebut masih bisa mencukupi. Langkah ini juga akan ia edukasi untuk industri batik lainnya sehingga mewujudkan kawasan Laweyan yang ramah lingkungan.

Alpha juga menguraikan saat ini industri batik mulai bergeliat kembali sesuai pandemi Covid-19 yang mengalami penurunan produksi hampir 80%. Sebelum pandemi, usaha batik di Laweyan tercatat ada 80 usaha, kemudian turun saat pandemi dan hanya ada 20 usaha batik. Saat ini telah terjadi peningkatan kembali dan tercatat ada 50 usaha batik di Laweyan.

Sementara berdasarkan laman rumah123.com, biaya solar cell cukup tinggi. Biaya yang dikeluarkan meliputi pembayaran panel surya, inventer, baterai, kabel, serta biaya tukang untuk pemasangan. Kisaran biayanya bisa mencapai Rp14 juta hingga Rp17 juta per kWp.

Total, dibutuhkan sekitar Rp33,7 juta untuk memasang sebuah panel surya, yang dapat memproduksi 3.145 kWh/tahun atau setara 262 kWh/bulan. Harga solar panel rumah memang cukup sepadan, karena dapat menghemat tagihan listrik per bulan hingga Rp371.000 atau Rp4,47 juta per tahun.

Selain ramah lingkungan, keunggulan menggunakan solar panel adalah dapat menghemat biaya tagihan listrik hingga 60%. Energi listrik yang diproduksi oleh solar panel surya bisa langsung digunakan untuk pengisian energi. Sedangkan sisanya dialihkan ke jaringan PLN yang akan mengurangi tagihan listrik.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif