Bisnis
Jumat, 29 September 2023 - 18:32 WIB

Gunakan Model Underground, Proyek LRT Bali akan Dimulai Tahun Depan

Akbar Evandio  /  Reyhan Fernanda Fajarihza  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Rangkaian kereta Light Rail Transit (LRT) terparkir di Depo LRT Jatimulya, Bekasi, Jawa Barat, Jumat (1/7/2022). (Bisnis/ Eusebio Chrysnamurti).

Solopos.com, JAKARTA — Rencana proyek pembangunan Lintas Rel Terpadu (LRT) di Bali akan dimulai dengan melakukan peletakan batu pertama (groundbreaking) pada 2024.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan menyebut Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah memberikan instruksi mengenai penajaman studi pembangunan LRT di Pulau Dewata ini.

Advertisement

“Kami dengan Menhub [menteri perhubungan] akan segera mengadakan rapat teknis untuk melakukan penajaman studi, walaupun sebetulnya studinya sudah ada,” katanya di Kuningan, Jakarta Selatan pada Kamis (28/9/2023) seperti dilansir Bisnis.

Menurutnya, hal ini dilakukan untuk membenahi transportasi massal di Bali yang dinilai sangat bergantung pada pesawat udara.

Advertisement

Menurutnya, hal ini dilakukan untuk membenahi transportasi massal di Bali yang dinilai sangat bergantung pada pesawat udara.

“Karena kalau itu tidak kita lakukan, maka 2026 itu kita akan bisa stuck 3 jam di bandara,” terang Luhut.

Jalur LRT nantinya terbentang hingga daerah Seminyak dan Canggu. Adapun model lintasan yang dipilih pemerintah adalah lintasan bawah tanah alias underground, agar dapat mengatasi kepadatan pembangunan.

Advertisement

Ketika ditanya perihal investor asing yang menawarkan diri dalam proyek LRT Bali, Luhut mengaku telah berkomunikasi dengan beberapa negara. Dia menyebut akan menjatuhkan pilihan kepada negara yang mampu menawarkan sumber daya secara cepat, kredibel, serta mengutamakan transfer teknologi.

“Ada, sangat ada. Jadi yang jelas ada Korea, Jepang, China. Mana saja yang mau transfer kita teknologi cepat dan murah, kita akan ambil. Jadi kita tidak ada preferensi,” bebernya.

Menurutnya, proyek LRT Bali perlu untuk dihidupkan kembali, sebab diprediksi pada 2026 kapasitas dari Bandara Ngurah Rai akan kesulitan dalam menampung wisatawan yang ditaksir mencapai 24 juta.

Advertisement

Nantinya, setiap penumpang akan dibebani tambahan harga 1—2 harga dari tiket pesawat yang sudah termasuk dari harga tiket LRT Bali.

“Dan nanti mempertimbangkan masukan harga tiket US$1—US$2 setiap penumpang kita pakai sehingga pembayaran publik juga akan bisa jalan,” jelas Luhut.

Itulah ulasan tentang proyek LRT Bali yang menurut rencana akan dimulai tahun depan.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif