SOLOPOS.COM - Suasana konferensi pers Satu Dalam Cita di Pura Mangkunegaran, pada Kamis (22/6/2023). (Solopos.com/Galih Aprilia Wibowo).

Solopos.com, SOLO – Salah satu acara dalam rangkaian agenda budaya Satu Dalam Cita di Kota Solo adalah Pasar Kangen. Acara tersebut digelar gratis dan dibuka untuk umum selama tiga hari penuh di Pamedan Pura Mangkunegaran, Jumat-Minggu (23-25/6/2023).

Pasar Kangen adalah acara tahunan yang digelar di Yogyakarta sejak 2007. Pasar ini mempertemukan tradisi, kuliner, kesenian, dan kreativitas dalam kemasan khas tempo dulu yang bisa dinikmati seluruh kalangan masyarakat.

Promosi Kinerja Positif, Telkom Raup Pendapatan Konsolidasi Rp149,2 Triliun pada 2023

Kini, Pasar Kangen bisa dinikmati oleh masyarakat Kota Bengawan dan diikuti oleh sekitar 60 usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Solo dan sekitarnya.

Pendiri sekaligus Ketua Pasar Kangen Jogja, Ong Hari Wahyu, menguraikan secara ideologis Pasar Kangen merupakan upaya kedaulatan pangan atau ketahanan pangan. Secara sederhana, bisa dikatakan sebagai upaya untuk mengonsumsi makanan tradisional sebagai penerapan kedaulatan pangan tersebut.

“Akhir-akhir ini kan sebenarnya kan kita itu justru diserang banyak makanan dari luar  Menurut kami itu adalah membahayakan. Awalnya ide itu [Pasar Kangen] kan muncul ketika 2007,” papar Ong saat jumpa pers di Pura Mangkunegaran, Solo, pada Kamis (22/6/2023).

Lebih lanjut ia menguraikan pascagempa di Yogyakarta, pihaknya mengadakan trauma healing. Karena pada saat itu, menurutnya hal yang membahayakan adalah banyak sumbangan dan kebudayaan dari luar masuk ke Yogyakarta. Ong menguraikan ia takut ketika lambat laun kebudayaan asli bisa hilang.

“Karena anggapan kita pangan adalah kebudayaan. Jadi pangan itu bukan sekitar makanan menurut tapi kebudayaan. Misalkan kalau kita misalkan tidak ada, kedelai kita hilangkan sekarang sangat sulit maka kita tidak punya tempe. Itu akan kehilangan satu kebudayaan yang sangat besar. Bayangkan Indonesia sudah enggak punya tempe. Kalau enggak ada kedelai berarti tidak ada petani kedelai. Nah semua jaringan-jaringan ini akan mematikan semuanya,” ujar Ong.

Ia menjelaskan banyak turunan dalam sektor kuliner, misalnya dari sisi petani dan pemerintah. Kemudian dari proses pembibitan, teknologi, pengolahan pangan, dan penjual. Dari satu item makanan, bisa mempunyai dampak yang sangat besar. Menurutnya, Pasar Kangen tidak sekadar aktivitas berjualan. Ong berharap masyarakat bisa menyambut baik digelarnya Pasar Kangen di Kota Solo ini.

Selain Pasar Kangen, berbagai pertunjukkan, pameran, hingga lokakarya seni siap memeriahkan agenda budaya Satu dalam Cita di Kota Solo. Rangkaian acara dengan tujuan merayakan keberagaman budaya Nusantara ini digelar selama tiga hari penuh di kompleks Pura Mangkunegaran, Jumat-Minggu (23-25/6/2023).

Ragam acara dalam kolaborasi dari berbagai pihak tersebut di antaranya Sudamala: Dari Epilog Calonarang, Pasar Kangen, Sudamala Tour, Royal Heritage Dinner, Ruwat Bumi Pura Mangkunegaran, dan Lokakarya Kesenian.

Pentas Sudamala: Dari Epilog Calonarang yang digelar pada, Sabtu-Minggu (24-25/6/2023), menjadi penanda puncak acara sekaligus andalan Satu Dalam Cita. Solo merupakan kota kedua yang disinggahi kisah Calon Arang dengan produser Nicholas Saputra dan Happy Salma tersebut.

Dalam jumpa pers tersebut Nicho maupun Happy mengaku bangga berkolaborasi dengan berbagai pihak dari latar budaya yang beragam. Serangkaian pentas Sudamala: Dari Epilog Calonarang melibatkan 402 orang, baik seniman, maestro, pekerja seni, dan tenaga profesional.

Mereka melibatkan 102 orang di antaranya didatangkan dari Bali, 44 orang dari Jakarta, Bandung, Yogyakarta, dan sekitarnya. Serta ada 256 tim kerja, penari, dan penggiat seni dari Kota Bengawan. Baik pentas pertama di Jakarta selalu sold out dengan sangat cepat. “Tiket terjual habis 80%. Ini menandakan  seni tradisi memiliki magnet dan relevansi dengan masyarakat umum saat ini,” kata Nicho.

EVP Corporate Communication & Social Responsibility BCA, Hera F. Haryn, merasa bangga turut terlibat dalam serangkaian acara kebudayaan Satu dalam Cita di Kompleks Pura Mangkunegaran.

Hera mengatakan pihaknya sangat mengapresiasi setiap ide kreatif yang diusung dalam acara tersebut. Sehingga berhasil menarik perhatian dan kepedulian masyarakat akan nilai budaya dan kesenian luhur yang ditampilkan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya