Bisnis
Sabtu, 18 Februari 2023 - 11:30 WIB

Gerakan Antisampah "Yok Kita Gas" BRI Sasar Pasar Kesesi Pekalongan

Bc  /  Muh Khodiq Duhri  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Melalui Gerakan Antisampah “Yok Kita Gas”, BRI turut berkontribusi dalam mengatasi masalah sampah di Pasar Kesesi Pekalongan. (Istimewa/BRI)

Solopos.com, PEKALONGAN – Melalui Gerakan Antisampah “Yok Kita Gas”, BRI turut berkontribusi dalam mengatasi masalah sampah di Pasar Kesesi Pekalongan.

Persoalan sampah menjadi isu lingkungan serius di setiap negara. Hal itu seiring peningkatan aktivitas masyarakat kota yang tidak diimbangi dengan jumlah tempat pembuangan sampah yang memadai.

Advertisement

BRI melalui program Tanggung Jawab Sosial Lingkungan Corporate Social Responsibility (CSR) terus melakukan berbagai inisiatif dalam mengatasi persoalan sampah melalui program-program yang secara nyata dapat membantu mengatasi masalah sampah di wilayah perkotaan atau wilayah padat penduduk.

Salah satunya melalui Gerakan Antisampah “Yok Kita Gas” yaitu program pengelolaan sampah terpadu yang terintegrasi dengan program-program BRI lainnya. Kali ini, implementasi Gerakan Anti Sampah “Yok Kita Gas” dilakukan di Pasar sebagai salah satu pusat aktivitas ekonomi masayarakat.

Advertisement

Salah satunya melalui Gerakan Antisampah “Yok Kita Gas” yaitu program pengelolaan sampah terpadu yang terintegrasi dengan program-program BRI lainnya. Kali ini, implementasi Gerakan Anti Sampah “Yok Kita Gas” dilakukan di Pasar sebagai salah satu pusat aktivitas ekonomi masayarakat.

Gerakan ini sekaligus untuk menyukseskan Hari Peduli Sampah yang diperingati setiap 21 Februari 2023. Peringatan Hari Peduli Sampah ini juga diperingati di berbagai pasar di beberapa wilayah di Indonesia antara lain wilayah Semarang, Malang, Bandung, Surabaya dan Denpasar.

“Kami menyadari bahwa Pasar merupakan salah satu sarana publik tempat berlangsungnya aktivitas ekonomi masyarakat, di mana aktivitas di Pasar menimbulkan sampah setiap hari. Oleh Karena itu, kami mengajak pedagang maupun masyarakat yang beraktivitas di pasar untuk menjaga kebersihan pasar di mana sampah yang dihasilkan dapat dipilah dan diolah dengan tepat,” ungkap Corporate Secretary BRI Aestika Oryza Gunarto, yang hadir langsung menyaksikan dan meresmikan Program Gerakan Anti Sampah “Yok Kita Gas” di Pasar Kesesi, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah, Kamis (16/02/2023).

Advertisement

“Melalui berbagai kegiatan tersebut diharapkan Pasar Kesesi menjadi pasar yang sehat dan menjadi percontohan bagi pasar-pasar lainnya di Pekalongan. Kami terus mengajak dan mengedukasi masyarakat untuk bijak dalam mengelola sampah sehingga lingkungan pasar dapat terjaga,” imbuhnya.

Sementara itu, M. Anigusyono, Kepala Pasar Kesesi, mengungkapkan saat ini terdapat 934 pedagang yang berjualan di Pasar Kesesi, Pekalongan. Para pedagang umumnya berjualan pakaian, sembako, sayur-sayuran, buah-buahan dan kebutuhan pokok lainnya.

“Kami menyambut baik gerakan antisampah yang digalakan BRI dan kami berterima kasih kepada BRI yang sudah memberikan edukasi di pasar kami. Hal ini tentu sangat membantu kami pengelola pasar untuk bersama sama berkolaborasi mengedukasi masyarakat yang mengunjungi pasar, maupun para pedagang untuk terus menjaga kesehatan dan kebersihan di lingkungan pasar”, ungkapnya.

Advertisement

Asetika menambahkan, BRI Peduli juga turut mendukung aktivitas di pasar sebagai pusat ekonomi masyarakat dengan menyalurkan bantuan sarana prasarana pengembangan bagi 12 (dua belas) pasar di Kabupaten Pekalongan. “Semoga bantuan ini bisa mendukung kegiatan pasar di wilayah Pekalongan dan dapat membantu memajukan ekonomi masyarakat Pekalongan” imbuhnya.

Ia juga menegaskan sesuai arahan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), program TJSL atau CSR BUMN diharapkan dapat fokus dan berdampak positif bagi lingkungan. Sampah yang dibuang diharapkan dapat dikelola dan dimanfaatkan untuk menjadi energi listrik, didaur ulang menjadi industri kertas, dimanfaatkan untuk campuran aspal, bahan baku plastik atau untuk jenis organik, bisa dikelola menjadi kompos atau sumber energi listrik. “Pengelolaan sampah yang berkelanjutan pada akhirnya dapat meningkatkan kesehatan masyarakat, energi bersih dan terjangkau, serta membantu penanganan perubahan iklim”, pungkas Aestika.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif