SOLOPOS.COM - Kepala BEI Solo Wira Adibrata menyampaikan materi pada Webinar Spesial Ramadan: Berburu Berkah Dari Produk Syariah, yang digelar atas dukungan Bank Syariah Indonesia (BSI) dan Pegadaian, yang disiarkan di Youtube Espos Live, Selasa (19/4/2022)

Solopos.com, SOLO–Bursa Efek Indonesia (BEI) terus mendorong literasi keuangan untuk mendukung pertumbuhan jumlah investor ritel domestik. Termasuk untuk segmen investasi syariah. Di Solo, bentuk literasi tersebut dilakukan dengan menggandeng perguruan tinggi.

Kepala BEI Solo, M. Wira Adibrata, dalam Webinar Spesial Ramadan: Berburu Berkah Dari Produk Syariah, yang digelar atas dukungan Bank Syariah Indonesia (BSI) dan Pegadaian, yang disiarkan di Youtube Espos Live, Selasa (19/4/2022), mengatakan saat ini BEI Solo terus berupaya membuka galeri investasi syariah di perguruan tinggi.

Promosi Layanan Internet Starlink Elon Musk Kantongi Izin Beroperasi, Ini Kata Telkom

“Seperti di UIN Raden Mas Said. Kami mensinergikan pelatihan yang diterapkan dari kurikulum yang kemudian langsung masuk ke pasar modal. Satu semester minimal tambah 1.200 investor muda baru dari kampus tersebut. Kerja sama juga tidak lepas dari semua stakeholder dalam mempublikasikan pasar modal syariah,” kata dia.

Baca Juga: Webinar Spesial Ramadan: Tantangan dan Potensi Besar Keuangan Syariah

Dari sisi jumlah, dia menyebutkan di wilayah Soloraya, jumlah investor sangat menggembirakan. Total saat ini mencapai 81.000 investor dengan rata-rata transaksi per bulan mencapai Rp3,3 triliun.

Sedangkan untuk jumlah emiten yang tercatat di BEI ada 777 perusahaan. Dari jumlah tersebut lebih dari 50% sudah syariah. Diusebutkan pula, dari 20 perusahaan yang berkapitalisasi pasar besar di BEI, mayoritas juga sudah syariah. Artinya, saham syariah juga memberikan imbal hasil menarik kepada investor.

Mengenai perbedaan saham syariah dan konvesional, Wira mengatakan ada tiga hal yang menentukan produk saham itu syariah atau tidak syariah. Pertama, produk yang dijual atau usaha yang dilaksanakan tidak melanggar syariah Islam. Kedua, perusahaan itu rasio utangnya yang berbasis bunga dibandingkan total aset tidak boleh lebih dari 45%. Kemudian ketiga, rasio pendapatan non-halal terhadap total pendapatan tidak lebih dari 10%.

Baca Juga: Komitmen Pegadaian Beri Layanan Investasi Syariah dengan Mudah 

“Atau kalau masih bingung dengan penghutungannya, para investor sudah dimudahkan dengan adanya Indeks Saham Syariah Indonesia, yang di dalamnya adalah daftar efek syariah yang terus diperbarui informasinya,” lanjut dia.

Di sisi lain, untuk kepemilikan saham yang ada di BEI, kompetisi diisi oleh ritel, institusi dalam negeri dan institusi asing.

“Jumlah investor asing cukup besar, yakni 45% untuk institusi. Untuk investor institusi domestik ada 41%. Investor ritel 14,1%. Ini [investor ritel] yang kami terus harapkan bisa bertambah. Kami menyadari masih sedikitnya investor riter,” kata dia. Untuk itu kegiatan literasi dan edukasi terus dilakukan agar jumlah investor ritel bisa terus bertambah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya