SOLOPOS.COM - Ilustrasi investasi untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi (freepik.com)

Solopos.com, SOLO – Kemudahan teknologi makin mendorong anak muda untuk berinvestasi.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat jumlah investor pasar modal pada Juli 2023 sudah mencapai 11,42 juta investor atau sekitar 4,5% dari populasi Indonesia. Dari jumlah tersebut, sebanyak 80,44% investor merupakan generasi muda yaitu Generasi Milenial dan Generasi Zenial (Gen Z).

Promosi Layanan Internet Starlink Elon Musk Kantongi Izin Beroperasi, Ini Kata Telkom

Hal tersebut diungkapkan oleh Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar seperti dilansir dari laman resmi Bank Indonesia. Ia menyampaikan bahwa basis pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal kedua 2023 adalah konsumsi masyakat atau rumah tangga yang mencapai 5,3% dan investasi yang meningkat 4,36 %.

Untuk menjaga keberlanjutan dan peningkatan kedua sektor tersebut, menurut Mahendra, ada sejumlah fokus di sektor jasa keuangan yang harus dioptimalkan antara lain pengembangan pembiayaan sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dan pengembangan pasar modal.

Pengamat ekonomi Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Bhimo Rizky Samudro menguraikan anak muda saat ini memang meminati pasar uang. Namun di satu sisi, maraknya invetasi pasar uang boleh dibilang meningkatkan pergerakan uang. Akan tetapi, yang perlu diingat ketika terlalu dominan berinvestasi pada pasar uang akan menyebabkan bubble ekonomi.

Artinya, lanjut Bhimo, ketika alokasi dana yang harusnya lari ke sektor riil atau sektor industri karena yang mampu menyerap tenaga kerja dan meningkatkan produkvitias riil. Maka, bisa juga menekan inflasi, meningkatkan ekspor dan kestabilan neraca kurs terkurangi atau terkoreksi.

Banyaknya alokasi dana ke pasar uang yang meningkatkan pola investasi didukung dengan teknologi informasi. Generasi muda juga menyukai hal yang praktis, salah satunya investasi di dalam pasar uang. “Investasi dalam pasar uang, secara umum itu pasar modal itu lebih disukai karena praktis. Nah ini yang menurut saya satu sisi meningaktkan perputaran yang, tapi di sisu lain kalau enggak kasih warning, apabila pasar uang terlalu dominan, tidak diikuti sektor riil,” ujarnya kepada Solopos.com, pada Jumat (6/10/2023).

Pemuda asal Sukoharjo, Wahyu Febry, 27, menguraikan ia saat ini berinvestasi di instrumen saham. Wahyu yang juga lulusan Fakultas Ekonomi dan Bisnis ini mengaku ketika berinvestasi pada instrumen saham tentu harus hati-hati.

Ia biasanya berkonsultasi terlebih dahulu pada konsultan saham dari perusahaan sekuritas. Menurutnya, di wilayah Soloraya ini telah banyak perusahaan sekuritas. Biasanya ia memilih saham perbankan seperti BBCA dan BBRI.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya