Bisnis
Senin, 5 Desember 2022 - 17:28 WIB

Gelombang PHK Berlanjut! OYO Hotels Kurangi 600 Karyawan

Asahi Asry Larasati  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi kamar hotel. (Freepik)

Solopos.com, JAKARTA — Startup OYO Hotels mengumumkan akan memangkas 600 karyawan di departemen korporat dan teknologinya, atau sekitar seperenam dari total tenaga kerjanya.

Dilansir Bisnis dari Bloomberg pada Minggu (4/11/2022), juru bicara OYO hanya menyebutkan angka pemutusan hubungan kerja (PHK). Namun, tidak memberi kejelasan lebih lanjut terkait pemotongan atau restrukturisasi di masa depan.

Advertisement

SoftBank Group Corp. yang merupakan pemegang saham terbesar di perusahaan pemesanan hotel tersebut diduga akan terkena dampaknya. OYO yang memiliki 3.700 karyawan sebelum pengurangan melaporkan kerugian sebesar 3,33 miliar rupee (US$41 juta) untuk kuartal yang berakhir September, lebih kecil dari 4,14 miliar rupee pada kuartal sebelumnya, sehingga pendapatan sedikit berubah sekitar 14,5 miliar rupee.

Oravel Stays Ltd., perusahaan yang lebih akrab disapa OYO merupakan perusahaan yang telah menargetkan penawaran umum perdana pada awal 2023.

Advertisement

Oravel Stays Ltd., perusahaan yang lebih akrab disapa OYO merupakan perusahaan yang telah menargetkan penawaran umum perdana pada awal 2023.

Bersama dengan target itu, OYO mengajukan dokumen IPO awal pada 2021, hanya untuk mengesampingkan rencana pencatatan awal tahun ini setelah pandemi yang berkepanjangan menghambat pertumbuhan dan memaksa perusahaan untuk memotong ribuan pekerjaan.

Baca Juga: Siaran TV Analog Dimatikan, Penjualan STB di Jogja Melonjak Tajam

Advertisement

Sebelumnya, OYO, platform accommodation budget hotel mengungakapkan Indonesia merupakan pasar utama OYO di bisnis global.

Global CBO & CEO SEAME of OYO Ankit Tandon menjelaskan pada tahun keempat OYO beroperasi, Indonesia tetap menjadi pasar penting bagi OYO Global.

Hal ini dikarenakan Indonesia adalah salah satu pasar yang paling matang dalam hal skala dan unit ekonomi. “Oleh karena itu, kami percaya bahwa Indonesia memiliki potensi dan proposisi yang unik bagi OYO,” ujarnya dalam keterangan resmi, Rabu (9/11/2022).

Advertisement

Baca Juga: Pernak-Pernik Natal Hiasi Jalanan Kota Solo, Cocok untuk Wisata Swafoto!

Lebih lanjut, meskipun adanya pandemi membuat sektor wisata yang paling berdampak, OYO Indonesia telah membuktikan pertumbuhan bisnisnya. OYO Indonesia mencatat adanya peningkatan permintaan pelanggan yang mencapai 110 persen sejak pandemi.

Dengan pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan, terutama dalam kondisi yang tidak terduga selama pandemi, Indonesia telah berhasil memposisikan diri sebagai salah satu dari empat pasar prioritas utama OYO global selain India, Malaysia, dan Eropa.

Advertisement

OYO pun menilai perkembangan teknologi yang pesat telah memainkan peran penting dalam mendorong pemulihan industri pariwisata, khususnya teknologi digital dalam pemesanan tiket/hotel/atraksi dan membantu mengelola operasional bisnis penginapan setiap harinya secara end-to-end dan efisien.

Baca Juga: Kenali Ciri-Ciri Lowongan Kerja Palsu agar Terhindar dari Penipuan

“Dalam memperkuat posisi OYO di industri pariwisata dan perhotelan Indonesia, OYO terus berupaya untuk berikan teknologi yang imersif dan berkontribusi dalam memenuhi target pemerintah.

Salah satunya target untuk memiliki 1,2 hingga 1,5 juta perjalanan domestik di 2023, terlebih lagi hari libur nasional telah diumumkan,” jelas Ankit.

OYO juga melihat selama masa transisi pandemi menuju pascapandemi, adanya pergeseran tren wisatawan dalam hal menginap. Sebelum pandemi, wisatawan rata-rata menginap selama 1-3 hari per pemesanan.

Namun, selama masa pandemi, wisatawan lebih memilih durasi menginap yang panjang sekitar 5-7 hari. Kini, ketika memasuki masa transisi pasca pandemi, tren kembali normal dengan durasi menginap selama 1-3 hari.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif