SOLOPOS.COM - Ilustrasi Pinjaman Online. (Solopos).

Solopos.com, SOLO — Beberapa warga Solo yang kesulitan membayar pinjaman online (pinjol) mengatakan uang yang mereka dapatkan digunakan untuk berbelanja hingga menutup tunggakan kredit bulanan kendaraan di leasing.

Tunggakan pembayaran yang mereka tanggung beragam, mulai dari Rp400.000 hingga Rp8 juta. Mereka menjelaskan sudah beberapa kali didatangi oleh debt collector (DC) ke rumah.

Promosi Sistem E-Katalog Terbaru LKPP Meluncur, Bisa Lacak Pengiriman dan Pembayaran

Namun, mereka menyebut tidak memiliki uang sehingga tetap belum bisa membayar tunggakan pembayaran. Salah satu warga Solo yang memiliki tunggakan pinjol, Aji Budiono, 29, asal Gilingan yang bekerja sebagai sopir ojek online (ojol).

Ia mengatakan saat ditemui Solopos.com, Selasa (4/7/2023), memiliki total tunggakan sebesar Rp400.000 per bulan yang belum dibayarnya selama dua bulan.

Aji mengatakan rumahnya sudah didatangi oleh DC sebanyak dua kali, namun tetap belum bisa membayar tunggakan. Ia menyebut, pinjaman tersebu digunakannya untuk membayar cicilan sepeda motornya.

“Karena anak saya baru masuk SD, pengeluaran saya sedikit lebih besar dibandingkan pendapatan, sedangkan cicilan motor saya hanya tinggal empat kali lagi selesai. Jadi saya pinjam ke aplikasi pinjol, tapi pemasukan saya juga berkurang karena potongan di aplikasi juga semakin besar,” ucapnya.

Ia mengatakan, sebelumnya pernah menunggak di beberapa aplikasi pinjol, namun semuanya akhirnya bisa dilunasi.

Aji melanjutkan, beberapa rekannya banyak yang memiliki tunggakan namun tetap bisa dilunasi, meskipun melebihi jangka waktu yang diberikan oleh aplikasi pinjol.

“Dulu pernah menunggak sampai Rp3 juta secara total, tapi pada akhirnya tetap bisa dilunasi. Ada beberapa teman saya yang begitu, misalkan cicilannya Rp250.000 per bulan dalam jangka waktu empat kali cicilan, tapi terlambat membayar, asalkan bisa bernegosiasi dengan DC dan akhirnya melunasi hutangnya biasanya enggak masalah dan tetap bisa pinjam lagi,” jelasnya.

Pengalaman memiliki tunggakan pinjaman juga diungkapkan oleh Wahyu Prapto, 29, asal Jebres yang bekerja sebagai karyawan lepas. Ia memiliki tunggakan mencapai Rp8 juta di aplikasi pinjol dan sudah beberapa kali didatangi DC.

“Saya punya cicilan itu Rp15 juta dengan masa cicilan lima kali, waktu itu buat modal beli laptop sama perlengkapan buat bekerja. Pembayaran saya pertama sampai ketiga lancar, karena pemasukan stabil. Nah yang ketiga sampai kelima ini saya masih belum bisa bayar karena dari tempat saya bekerja belum ada pemasukan, cicilan saya per bulan itu Rp3,8 juta termasuk bunga, sudah tiga bulan saya menunggak, tapi saya sempat bayar Rp1 juta ke DC nya,” kata dia.

Wahyu melanjutkan, akan langsung melunasi tunggakannya apabila termin pembayarannya sudah turun. Ia menyebut menunggak di pinjol sudah dua kali dilakukannya, teror pun sudah diterimanya sejak Maret.

“Kalau pembayarannya sudah turun tentu saya lunasi, tapi sekarang memang masih ditunggak jadi saya juga belum bisa membayar. Kalau teror sudah dari Maret ada DC atau yang menghubungi kontak darurat saya, tapi ya mau bagaimana, orang saya juga belum punya uangnya,” jelasnya.

Diberitakan Bisnis.com sebelumnya, Kredit bermasalah masih menjadi tantangan industri financial technology (fintech) khususnya pinjaman online (pinjol).

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebutkan beberapa penyebab masyarakat tak mampu membayar utang di pinjol.

Kepala Eksekutif Edukasi dan Perlindungan Konsumen OJK Friderica Widyasari Dewi mengatakan salah satunya lantaran masyarakat meminjam uang di pinjol untuk kebutuhan konsumtif.

“Kalau kami lihat biasanya untuk memenuhi kebutuhan yang konsumtif misalnya untuk membeli gadget baru, fashion, rekreasi, bahkan kemarin membeli tiket konser,” kata Friderica dalam konferensi pers Hasil Rapat Dewan Komisioner (RDK) OJK Bulan Juni 2023 secara virtual, Selasa (4/7/2023).

Friderica mengatakan ada juga yang meminjam untuk kebutuhan modal Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).

Namun, usahanya tidak membuahkan hasil seperti yang diperkirakan, sehingga tak mampu membayar kembali pinjamannya.  Kemudian, lanjut Friderica, ada juga yang meminjam untuk kebutuhan mendesak yakni berobat.

“Jadi minjam dulu, tetapi enggak tahu balikinnya seperti apa,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya