SOLOPOS.COM - Country Head GajiGesa Indonesia, Ade Yuanda Saragih, dalam Virtual Media Briefing Survei Pasar Akses Gaji Instan di Indonesia Selasa (28/2/2023). (Solopos.com/Maymunah Nasution).

Solopos.com, SOLO — Global Financial Inclusion Index, World Bank, 2022 menyebut hanya 32,75% pekerja di Indonesia yang mampu menyediakan dana cadangan untuk memenuhi kebutuhan minimal selama tujuh hari atau sepekan.

Menurut Peneliti Center of Digital Economy and SME, INDEF, Izzuddin Al Farras Adha, persentase keamanan dana cadangan pekerja di Indonesia masih di bawah negara-negara ASEAN lainnya antara lain Kamboja, Malaysia, Filipina, Thailand, bahkan Myanmar.

Promosi Telkom dan Scala Jepang Dorong Inovasi Pertanian demi Keberlanjutan Pangan

“Idealnya dalam 1 negara ada 40% pekerja bisa menyiapkan dana cadangan untuk kebutuhan tujuh hari, karena merujuk kemampuan dunia ada di angka tersebut. Thailand dan Myanmar sudah melebihi persentase itu,” tambah Izzuddin dalam Virtual Media Briefing Survei Pasar: Akses Gaji Instan di Indonesia, Selasa (28/2/2023).

Survey INDEF menunjukkan kebutuhan mendesak yang sering terjadi pada pekerja adalah berkaitan dengan keluarga (78,9%) dan kesehatan (37,6%).

Ketiadaan dana cadangan membuat pekerja mencari pinjaman. Menurut Izzuddin, pekerja di Indonesia utamanya mengandalkan layanan keuangan non perbankan untuk mendapatkan pinjaman.

Dia juga mengatakan tenaga kerja Indonesia membutuhkan pembiayaan alternatif guna memenuhi kebutuhan mendadak.

Sekitar 57,8% responden survey INDEF berharap bisa menarik upah sebelum tanggal gajian agar lebih mampu mengelola keuangan.

Sementara itu dalam kesempatan yang sama, Staf Khusus Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia, M. Reza Hafidz, mengatakan pada 2021 ada 92,7% angkatan kerja Indonesia di atas 15 tahun yang mampu menyediakan dana darurat dalam rentang waktu 7-30 hari.

Reza mengacu pada data World Bank: Global Financial Inclusion Index.

Ada 32,8% tenaga kerja tidak kesulitan mengumpulkan dana darurat untuk memenuhi kebutuhan hingga sepekan. Sebanyak 60,6% dalam rentang 30 hari atau sebulan.

Sementara, sebanyak 43,5% pekerja harus meminjam uang.

“Meski begitu, masih ada 53,2% tenaga kerja yang bisa menabung,” papar Reza.

Dia mengatakan untuk mendapatkan dana darurat selama sepekan atau sebulan, pekerja paling banyak meminjam keluarga atau teman sebesar 44,42%.

Selain meminjam keluarga atau teman, pekerja memilih meminjam dari bank, pemberi kerja, atau pemberi pinjaman swasta. Ada juga yang memilih menjual aset, atau mengambil tabungan.

Mobile money account menjadi sumber pinjaman bagi tenaga kerja kedua terbanyak setelah keluarga atau kerabat, disusul kelompok pinjaman.

Reza mengatakan masalah keuangan yang paling dikhawatirkan pekerja adalah biaya berobat atau kecelakaan, disusul uang di masa tua.

Kemudiaan sekolah dan pendidikan serta yang paling minim dikhawatirkan biaya bulanan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya