SOLOPOS.COM - Ilustrasi live jualan di TikTok. (Freepik.com)

Solopos.com, SOLO – Banyaknya program dari e-commerce yang mengadakan live streaming dan Tiktok Live, membuat warga Solo menjadi lebih boros. Mereka menyebut, bisa menghabiskan ratusan ribu untuk membeli barang yang akhirnya tidak terpakai.

Alasan beberapa warga Solo tertarik membeli barang tersebut beragam, mulai karena murah, tergiur bentuk yang unik hingga bebas ongkos kirim. Alasan barang yang dibeli tersebut akhirnya tidak terpakai karena kualitas yang buruk atau ukuran yang tidak pas.

Promosi Telkom Apresiasi Wahyu, Warrior Telkom Akses yang Viral karena Bantu Petani

Salah satunya adalah warga Kadipiro, Banjarsari, Solo, Ronggo Purnomo, 21, yang membeli jam tangan dan celana panjang dengan total harga mencapai Rp850.000. Ia menyebut dirinya kalap berbelanja setelah melihat konten live di ecommerce.

“Sebenarnya justru enggak butuh celana atau jam tangan itu. Pas ada notifikasi dari Shopee, saya lihat dan tertarik konten live-nya seperti apa dan talent-nya siapa. Malah akhirnya beli celana sama jam tangan pekan lalu, padahal ketika saya pakai, celananya enggak cukup ukurannya dan jam tangannya sama sekali enggak cocok buat saya,” ujarnya saat ditemui Solopos.com, Jumat (22/9/2023).

Ia juga mengeluhkan, kualitas barang yang dibelinya tidak sesuai dengan deskripsi atau foto yang ditampilkan. Ronggo mengatakan, saat ingin menukarkan celanannya yang salah ukuran juga prosesnya tidak mudah. Ia akhirnya memilih untuk membiarkan saja dan akhirnya tak terpakai.

“Mengurus proses return-nya juga sulit sekali, saya negosiasi sama seller-nya, dia bilang kalau hanya tinggal satu ukuran saja. Ketika saya minta untuk model lain di harga yang sama, penjualnya juga enggak mau karena hitungannya barang yang saya beli harga promo. Karena ribet akhirnya ya sudah enggak saya pakai, mau dijual lagi juga rugi waktu,” ulasnya.

Cerita berbeda dirasakan oleh warga Laweyan, Safarina, yang justru tertipu karena produk yang dibelinya ternyata tidak asli. Padahal, dalam deskripsi yang ditunjukkan saat live, penjual menyebut produknya asli namun merupakan barang sortir. Ia juga menjelaskan awalnya yakin barang tersebut asli karena ketika live, pembeli bisa berinteraksi dengan pedagang dan tanya jawab secara langsung.

“Mengakunya barang original, tapi setelah datang ternyata kualitasnya palsu premium yang memang mirip sekali. Saya komplain sampai sekarang enggak ada tanggapan, padahal harganya lumayan sekitar Rp500.000, kalau harga aslinya sekitar Rp1,2 juta,” ujarnya.

Ia menjelaskan tergiur dari live yang dilakukan salah satu e-commerce karena harga barang yang ditawarkan sangat murah dan di bawah harga pasaran. Safarina melanjutkan, menghubungi sang pedagang berulang kali melalui pesan singkat. Tetapi, pedagang tetap kukuh bahwa barangnya asli.

“Saya pastikan semuanya, kan di sepatu itu ada kodenya, saya cek enggak tembus. Saya tanya ke teman saya juga memastikan itu palsu karena dari jahitan dan detailnya ada beberapa yang keliru. Ketika saya protes ke penjualnya, saya enggak dapat respons, bahkan ngotot barangnya asli,” tegasnya.

Safarina akhirnya belum memutuskan apakah akan menjual barang tersebut atau memakainya. Tetapi, ia mengingatkan agar tidak sembarangan tergiur dengan promosi live yang dilakukan e-commerce. Menurutnya, pembeli harus tetap berhati-hati terkait kualitas barang yang akan dibeli.

“Kayaknya saya biarkan saja dan buat pelajaran biar enggak sembarangan membeli atau terlena dengan live di e-commerce. Karena meskipun ada interaksi langsung begitu, pembeli harus tetap hati-hati dan rasional supaya akhirnya enggak tertipu,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya