Bisnis
Jumat, 3 Juni 2022 - 06:37 WIB

Fantastis, Rp400 Triliun Per Tahun Bisa Mengalir dari Industri Farmasi

Bayu Jatmiko Adi  /  Rahmad Fauzan  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi obat Covid-19. (Freepik)

Solopos.com, JAKARTA — Tingginya permintaan obat, memungkinkan bagi industri farmasi meraup untung banyak. Bahkan Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menyebut industri farmasi Indonesia berpotensi meraup pendapatan US$32 miliar atau sekitar Rp400 triliun per tahun.

Menurut Budi, potensi tersebut dihitung berdasarkan uang yang dikeluarkan orang Indonesia untuk membeli obat-obatan dalam setahun, dibandingkan dengan total pengeluaran per kapita per tahun.

Advertisement

Spending per kapita per bulan orang Indonesia US$112, yang dikeluarkan untuk membeli obat-obatan sekitar 40%-50%,” kata Budi di acara peresmian pabrik BBO Kimia Farma di Cikarang, Kamis (2/6/2022).

Dengan perhitungan bahwa pengeluaran per kapita per tahun tersebut sebanyak 40% untuk membeli obat, maka ada potensi revenue sebanyak US$32 miliar atau sekitar Rp400 triliun per tahun yang bisa diraup industri farmasi.

Advertisement

Dengan perhitungan bahwa pengeluaran per kapita per tahun tersebut sebanyak 40% untuk membeli obat, maka ada potensi revenue sebanyak US$32 miliar atau sekitar Rp400 triliun per tahun yang bisa diraup industri farmasi.

Budi mengatakan untuk merealisasikan potensi itu, Kemenkes akan mengupayakan semua pembelian government procurement periode 2022 – 2023 diarahkan ke industri-industri yang membangun di dalam negeri, termasuk farmasi.

Baca Juga: Indonesia Bersiap Lepas Ketergantungan Impor Bahan Obat

Advertisement

Dirjen Farmasi dan Alat Kesehatan (Farmalkes) Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Rizka Andalucia, mengatakan pada September mendatang produk obat yang diformulasikan dari BBO dalam negeri sudah dapat diproduksi.

“Proses change source akan selesai dan menghasilkan produk obat yang diformulasi dengan BBO dalam negeri pada September 2022, sehingga bisa segera digunakan di fasilitas kesehatan,” jelas Rizka.

Baca Juga: September 2022, Indonesia akan Produksi Obat Berbahan Baku Lokal

Advertisement

Beberapa industri farmasi yang telah menyampaikan komitmen mengganti BBO impor menjadi lokal, di antaranya PT Dexa Medica, PT Dipa Pharmalab, PT Phapros Tbk. PT Novell Pharmaceutical Laboratories. Kemudian, PT Pertiwi Agung, PT Otto Pharmaceutical, PT Lapi Laboratories, dan PT Meprofarm.

Dia berharap komitmen industri farmasi tersebut terus berlanjut demi menjamin keberlangsungan industri BBO serta meningkatkan ketahanan pangan.

Selain itu, pemerintah akan melakukan pendampingan kepada industri farmasi dalam melakukan change source BBO untuk mewujudkan percepatan pengembangan industri farmasi Tanah Air.

Advertisement

Berita ini telah tayang di Bisnis.com dengan judul: Wow, Industri Farmasi Indonesia Bisa Raup Rp400 Triliun per Tahun. Kok Bisa?

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif