SOLOPOS.COM - Presiden Direktur Adaro Energi, Garibaldi 'Boy' Thohir (Solopos.com/ Arif Budisusilo)

Solopos.com, JAKARTA — Emiten tambang PT Adaro Energy Indonesia Tbk. (ADRO) mengumumkan akan membayar dividen interim sebesar US$500 juta atau setara Rp7,79 triliun (kurs Jisdor Rp15.594 per saham).

Dividen ini setara dengan US$0,016 per saham atau Rp249,5 per saham. Dalam keterangan resminya, Manajemen ADRO mengatakan nilai dividen interim ini lebih tinggi 67 persen dari dividen interim tahun 2021 senilai US$300 juta.

Promosi Telkom Apresiasi Wahyu, Warrior Telkom Akses yang Viral karena Bantu Petani

“Nilai dividen interim ini merupakan nilai dividen interim tertinggi ADRO,” tulis manajemen, Kamis (22/12/2022).

Jadwal pembagian dividen ADRO yakni cum dividen di pasar reguler dan negosiasi pada 30 Desember 2022, dengan ex dividen di pasar reguler dan negosiasi pada 2 Januari 2023. Lalu, cum dividen di pasar tunai pada 3 Januari 2023, dan ex dividen di pasar tunai pada 4 Januari 2023.

Tanggal pencatatan pemegang saham perseroan yang berhak atas dividen interim atau recording date pada 3 Januari 2023, pengumuman kurs konversi dengan menggunakan kurs tengah BI pada 3 Januari 2023, dan pembagian dividen interim pada 13 Januari 2023.

Baca Juga: IHSG Berpotensi Menguat Seusai Suku Bunga Naik, Simak Saham-Saham Ini

Presiden Direktur ADRO Garibaldi Thohir atau Boy Thohir mengatakan akan memberikan pengembalian kepada pemegang saham dalam bentuk pertumbuhan laba, dividen, dan pembelian saham kembali, merupakan fokus ADRO.

Dia melanjutkan, di tahun 2022, harga batu bara yang kuat dan kinerja operasional yang efisien, mendukung kinerja yang solid hingga 9 bulan 2022.

“Profitabilitas ADRO mendukung percepatan transformasi usaha dan menyediakan pengembalian yang konsisten dan menarik pada pemegang saham,” ucapnya.

Hingga kuartal III/2022, ADRO mencatatkan EBITDA Operasional sebesar US$3,8 miliar dan laba inti sebesar US$2,3 miliar, lebih tinggi 231 persen dan 262 persen dibandingkan periode yang sama pada 2021.

Baca Juga: Pergerakan IHSG Diprediksi Menguat, Cek Saham-Saham Ini

Posisi kas pada akhir 9 bulan 2022 adalah US$3,3 miliar, 122 persen lebih tinggi dibandingkan dengan tahun sebelumnya. ADRO juga membukukan kas bersih sebesar US$1,8 miliar dibandingkan dengan utang bersih sebesar US$10 juta di 9 bulan 2021.

Sebelumnya, Presiden Direktur Adaro Power Dharma Djojonegoro mengatakan Grup Adaro sangat mendukung transformasi menuju energi baru dan terbarukan.

Sejak tahun 2018, menurutnya ADRO telah membangun Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) sistem rooftop atau atap dengan kapasitas 130 kWp di Kelanis, Kalimantan Tengah, untuk melayani kebutuhan listrik di area tambang Adaro.

Baca Juga: Didorong Peningkatan Harga Komoditas, IHSG Berpeluang Rebound Hari Ini 

Setelah berhasil dalam pembangunan dan pengoperasian PLTS atap 130 kWp, emiten berkode saham ADRO ini melakukan pengembangan dengan menambahkan kapasitas 468 kWp PLTS dengan sistem terapung (floating).

Dia menilai, PLTS terapung di Kelanis ini menjadi PLTS terapung terbesar di Indonesia untuk saat ini. Estimasi produksi listrik sekitar 618.000 kWh per tahun, atau setara dengan pengurangan emisi CO2 515 ton per tahun.

“Kami juga terus mejajaki pengembangan proyek EBT di group Adaro sendiri,” ujar dia.

Selain itu, lanjut dia, ADRO juga mendukung tender EBT PLN, selain menjalankan green initiative jangka panjang melalui pembangunan smelter aluminium di kawasan industri hijau di Kalimantan Utara.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya