SOLOPOS.COM - Rapat Dewan Komisioner Bulanan (RDKB) OJK Agustus 2023 yang diadakan secara daring, Selasa (5/9/2023), (Solopos.com/Gigih Windar Pratama).

Solopos.com, SOLO — Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Dian Ediana Rei mengatakan perbankan Indonesia tetap stabil di tengah volatilitas pasar keuangan dan perekonomian Eropa dan Tiongkok yang sedang melemah.

Dalam Rapat Dewan Komisioner Bulanan (RDKB) OJK Agustus 2023 yang diadakan secara daring, Selasa (5/9/2023), Dian Ediana Rei menjelaskan kondisi perbankan Indonesia bisa stabil tergambar dari permodalan yang masih kuat.

Promosi Sistem E-Katalog Terbaru LKPP Meluncur, Bisa Lacak Pengiriman dan Pembayaran

“Di tengah volatilitas pasar keuangan serta perekonomian Eropa dan Tiongkok yang melemah. Sektor perbankan Indonesia tetap resilience dengan fungsi intermediasi yang terjaga dan permodalan yang kuat,” ujar Dian.

Secara data, Dian menjelaskan, kredit perbankan di Juli 2023 saat ini tumbuh 8,54 persen secara year on year (yoy) atau menjadi Rp6,68 triliun.

Kredit investasi juga tumbuh hingga 11,15 persen secara yoy, dibandingkan Juni 2023, pertumbuhan kredit saat ini mencapai 7,76 persen.

Sedangkan secara tahunan, pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) Juli 2023 menjadi 6,62 persen yoy dari sebelumnya 5,79 yoy, atau menjadi Rp8.064 triliun. Pertumbuhan tertinggi terjadi pada giro sebesar 10,92 persen yoy.

Likuiditas perbankan juga dalam level yang terjaga meskipun mengalami penurunan.

Rasio likuiditas Alat Likuid/Non-Core Deposit (AL/NCD) dan Alat Likuid Dana Pihak Ketiga (AL/DPK) turun masing-masing menjadi 118,37 persen dari mei sebesar 119 persen dan 26,57 persen dari Mei sebesar 26,73 persen.

Kualitas kredit juga masih terjaga dengan rasio Non-Performing Loan (NPL) net sebesar 0,80 persen (Juni 2023 sebesar 0,77 persen), dan NPL gross sebesar 2,51 persen (Juni 2023 sebesar 2,44 persen).

Restrukturisasi Covid-19, juga semakin turun. Saat ini penurunan kredit dari restukrturisasi mencapai Rp21,91 triliun menjadi Rp339,13 trilun dibandingkan Juni 2023 sebesar Rp361,04 triliun.

“Jumlah nasabah yang juga turun 90 ribu menjadi 1,48 juta nasabah dari sebelumnya adalah 1,57 juta nasabah,” ujar Dian.

Jumlah kredit dari restrukturisasi COVID-19 yang bersifat targeted secara segmen, secara sektor.

Secara industri dan daerah tertentu yang memerlukan periode restrukturisasi kredit pembiayaan tambahan selama 1 tahun sampai 31 Maret 2024 adalah sebesar 45,5 persen dari total porsi kredit restrukturisasi COVID-19 atau sebesar Rp154,3 triliun

Penurunan jumlah kredit restukturisasi juga dinilai mendorong penurunan loan at risk menjadi 12,59 persen dibandingkan Juni yang mencapai 13,17 persen.

“Untuk mengantisipasi potensi risiko yang timbul ke depan, kondisi industrik perbankan tercatat ke resilience dengan capital adequady ratio (CAR) industri perbankan mencapai 27,46 persen,” kata Dian.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya