SOLOPOS.COM - Ilustrasi Baliho .(JIBI/Dok).

Solopos.com, SOLO — Pemilik CV Grafika Gunung Emas atau yang kerap dikenal sebagai GAGE Design, Bambang Nugroho yang menyebut bisnis jasa percetakan masih punya masa depan sebagai media promosi.

“Karena bisnis digital printing itu insyaallah nggak ada matinya. Semua orang butuh jasa grafis dan jasa desain untuk buat media promosi,” kata dia ketika dihubungi Solopos.com, Jumat (10/11/2023).

Promosi Telkom dan Scala Jepang Dorong Inovasi Pertanian demi Keberlanjutan Pangan

Terlebih saat ini dengan hadirnya media sosial mempermudah pelaku bisnis untuk promosi bahkan secara gratis. Tidak hanya penyedia jasa percetakan yang memang memiliki mesin produksi, peluang itu juga terbuka lebar untuk penyedia jasa desain grafis.

Sebab sebelum naik cetak, orang perlu jasa desain agar media promosi yang dihasilkan punya daya tarik dan nilai estetik.

Maka, Bambang menilai orang tidak perlu punya modal banyak untuk mulai menekuni bisnis media luar ruangan seperti baliho, spanduk, atau lainnya. Cukup dengan kemampuan mendesain dan seperangkat komputer.

Bambang menyebut ada modal utama yang harus dimiliki ketika memulai bisnis di bidang percetakan, yakni menjaga kepercayaan klien. Dalam arti ketika diberikan pekerjaan oleh orang lain harus sepenuhnya tuntas. “Tuntas itu ya harus dijaga kualitasnya,” kata Bambang.

Dia menyebut membuka usaha percetakan perlu bertahap. Kesabaran dan ketelatenan perlu dimiliki agar bisa mengatur laba untuk kemudian diputar dalam bentuk alat produksi. Harapannya, kata dia, yang semula hanya punya seperangkat komputer bisa punya alat percetakan sendiri.

“Semua itu bertahap, tidak bisa langsung besar dan perlu berproses yang lama. Dan memang tidak harus mulai dengan modal besar, semua bisa dimulai dari garansi,” kata dia.

Sedangkan urusan mencetak, bisa diserahkan ke penyedia jasa percetakan yang membuka sistem kemitraan.

Di sisi lain, Bambang mengatakan percetakan yang membuka sistem kemitraan sebagai reseller di Solo jumlahnya sudah banyak.

“Seperti kami itu punya banyak reseller. Jadi mereka kan butuh cetak hasil kerjanya. Mereka butuh mitra kan, karena tidak ada alat. Tapi kita tidak kemudian mengambil klien orang,” kata dia.

Sistem kemitraan juga terbuka lebar pada percetakan besar seperti Kencana Print di Boyolali. Manager Marketing CV Kencana Print, Widi Hariyanto mengatakan pihaknya mengakomodir jika ada orang yang ingin bekerja sama.

“Mekanismenya sederhana saja, misal orang itu punya calon pembeli cuma kan dia tidak punya pabriknya sedangkan kami punya, ya sudah sepanjang harga masuk kita jalan dan yang bersangkutan mendapat marketing fee [imbalan jasa],” kata dia.

Meski begitu, dia menyebut semua transaksi atas nama Kencana Print. Lalu ketika semua transaksi selesai dan pesanan berhasil dibuat sampai selesai, pihaknya baru memberikan imbalan kepada perantara.

Konsumsi Iklan pada 2016 Cukup Besar

Sebelumnya, menurut studi yang dilakukan oleh Brand & Marketing Institute (BMI) Research and Iconic pada 2016, iklan media luar ruang merupakan yang paling menarik perhatian masyarakat. Media luar ruang yang dimaksud antara lain baliho, spanduk, dan poster.

Penelitian yang dipublikasikan pada 2016 itu menunjukkan konsumsi iklan masyarakat perkotaan di Jabodetabek saat melihat promosi luar ruangan mencapai 81%. Kecenderungan tersebut diperkirakan tidak akan jauh berbeda dengan kota-kota besar lainnya di Indonesia.

Hal itu juga menunjukkan peluang bisnis percetakan yang memproduksi baliho, spanduk, dan poster masih terbuka lebar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya