SOLOPOS.COM - Ilustrasi ekspor Soloraya. (Freepik).

Solopos.com, SOLO — Pelaku usaha, kecil, dan menengah (UKM) Soloraya menghadapi masalah biaya ekspor yang kian mahal. Selain biaya yang melejit, masalah waktu tempuh yang cukup panjang juga menjadi tantangan lain.

Mereka harus merogoh kocek sebesar ratusan ribu hingga jutaan rupiah untuk sekali pengiriman. Sementara, waktu tempuh bisa mencapai berbulan-bulan.

Promosi Kinerja Positif, Telkom Raup Pendapatan Konsolidasi Rp149,2 Triliun pada 2023

Salah satunya diungkapkan oleh Pemilik Azalea Tas Anyaman, Nur Handayani, saat dihubungi Solopos.com, Senin (7/8/2023).

Biasanya ia membayar Rp1.060.000 untuk sekali pengiriman dengan berat 20 kilogram (kg). Namun saat ini ia harus menambah Rp200.000 untuk berat yang sama.

Nur mengaku telah memiliki pelanggan tetap untuk dipasok, sehingga ekspor dilakukan dari tangan pertama bukan eksportir. Ia memilih menggunakan Pos Indonesia karena menurutnya yang paling mudah adalah menggunakan Pos.

Biasanya barangnya sampai 45 hari hingga 60 hari ke lokasi tujuan pengiriman. Waktu tempuh yang cukup panjang berisiko produk buatannya rusak.

Warga Dukuh Pucuk, Desa Sepat, Kecamatan Masaran ini telah mengeluti usaha kerajinan tas anyaman sejak 20 tahun lalu.

Pemilik usaha Azalea Tas Anyaman tersebut mengatakan dalam satu hari bisa memproduksi 400-800 buah tas dengan berbagai jenis.

Ada tiga jenis tas buatannya yaitu tas pasar/tradisional, tas modern, dan tas jali-jali yang dipasarkan dari harga Rp7.000 hingga Rp300.000 per produk.

Meski usaha tersebut berasal dari Sragen, penjualannya berhasil menembus pasar mancanegara.

Jepang dan Denmark menjadi dua negara yang paling sering mengimpor tas buatan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) Azalea Tas Anyaman.

Biasanya produk Nur akan dijual kembali di pasar luar negeri dengan harga yang lebih mahal. Konsumen luar negeri biasanya lebih menyukai produk yang dibuat secara manual atau handmade.

Hal senada diungkapkan Founder Batiksoul Guitar, Guruh Sabdo Nugroho. Untuk menyiasati produk batik gitarnya rusak di tangan konsumen, Guruh sengaja memilih metode pengiriman express.

“Sedangkan express itu lumayan tinggi biayanya. Seperti contoh, saya kirim gitar ke Amerika Serikat, satu box gitar biayanya sekitar Rp7 juta hingga Rp8 juta. Itu sekitar tujuh hingga lima hari sampai. Kalau kami pakai kontainer biasa itu bisa sebulan, dan takut merusak kualitas. Walaupun biayanya lebih murah,” ujar Guruh saat ditemui Solopos.com di Sukoharjo, pada Jumat (4/8/2023).

Ia lebih memilih biaya logistik yang lebih mahal sebab lebih percaya keamanan barangnya. Ketika sampai rusak, kerugiannya bisa mencapai puluhan juta rupiah seharga gitar tersebut.

Sementara itu, dilansir dari Bisnisindonesia.id, kinerja ekspor UMKM Indonesia masih terbilang rendah bila dibandingkan dengan sejumlah negara di Asean.

Menurut Kementerian Koperasi dan UKM (KemenkopUKM), kontribusi UMKM terhadap ekspor non-migas berada pada level 15,7%.

Jumlah ini sangat rendah dibandingkan beberapa negara lainnya seperti Singapura 41%, Thailand 29%, atau Tiongkok yang mencapai 60%.

Sementara itu, berdasarkan dataindonesia.go.id, Kementerian Koperasi dan UKM (Kemenkop UKM) mencatat, jumlah UMKM yang telah memasuk ekosistem tersebut mencapai 20,76 juta unit pada 2022.

Jumlah itu sudah meningkat 26,6% dibandingkan pada tahun lalu yang sebanyak 16,4 juta UMKM. Berdasarkan data tersebut sudah ada 32,44% dari 64 juta unit UMKM yang telah memasuki ekosistem digital.

Kemenkop UKM juga menargetkan UMKM yang bisa memasuki pasar digital bakal naik menjadi 24 juta unit pada 2023. Jumlahnya pun akan kembali meningkat hingga 30 juta unit pada 2024.

Demi bisa mencapai target tersebut, Kemenkop UKM menginisiasi transformasi digital UMKM melalui program Pahlawan Digital.

Selain itu juga dengan memanfaatkan pusat layanan usaha terpadu. Serta, bakal dilakukan pendampingan UMKM di kota-kota sekunder. Kemenkop UKM juga bekerja sama dengan berbagai pihak untuk mengembangkan platform digital yang cocok dengan UMKM.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya