SOLOPOS.COM - Pembukaan ASEAN Online Sale Day (AOSD) Shopee bersama Kementerian Perdagangan dan Menteri Ekonomi di negara-negara ASEAN beberapa waktu lalu di Hotel Padma, Semarang. (Istimewa/Shopee).

Solopos.com, SOLO — Keterlibatan pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dalam negeri terhadap ekonomi global saat ini disebut masih rendah. Dukungan dari berbagai pihak diperlukan bagi UMKM agar mampu merambah pasar ekspor.

Direktur Eksekutif Shopee Indonesia, Christin Djuarto memaparkan e-commerce mampu berperan membuka peluang bagi UMKM dalam negeri agar bisa ambil bagian dalam ekonomi digital global.

Promosi Telkom Dukung Pemulihan 82,1 Hektare Lahan Kritis melalui Reboisasi

Peluang tersebut salah satunya bisa dilakukan melalui program ekspor Shopee. Menurut Christin hal ini bukan hanya menguntungkan pelaku UMKM, namun juga dapat meningkatkan perekonomian daerah.

Peningkatan ekonomi daerah tersebut akan berimbas positif sejalan dengan peningkatan penjualan produk UMKM.

Hal tersebut ia sampaikan dalam pembukaan ASEAN Online Sale Day (AOSD) bersama Kementerian Perdagangan dan Menteri Ekonomi di negara-negara ASEAN beberapa waktu lalu di Hotel Padma, Semarang. Agenda AOSD tersebut berlangsung hingga Selasa (22/8/2023)

“Shopee melihat cross-border sebagai pendorong bagi UMKM untuk mencapai kemakmuran dalam pertumbuhan ekonomi digital. Saat ini, kami memiliki lebih dari 20 juta produk UMKM yang terdaftar dalam Program Ekspor Shopee dan bisa dibeli di berbagai negara seperti Asia Tenggara, Asia Timur, dan Amerika Latin,” ujar Christin dalam rilis yang diterima Solopos.com, Senin (21/8/2023).

Program tersebut, menurut Christin, memberikan kesempatan untuk memperluas peluang pasar serta mengembangkan kualitas produk-produk UMKM.

Padahal UMKM, lanjut Christin, menyumbang lebih dari 90% lapangan kerja dan hampir 60% dari Produk Domestik Bruto (PDB). Christin melihat hal ini sebagai peluang untuk meningkatkan keterlibatan UMKM dalam ekonomi global.

Ia menguraikan salah satu seller Shopee asal Kabupaten Boyolali yang memproduksi dan menjual batik. Melalui cross-border, menurut Christin, pedagang mampu menaikkan penjualan seller hingga sepuluh kali lipat.

Selain itu, juga  mampu membuka kesempatan kerja bagi 35 warga sekitar yang membantu memproduksi baik yang laku hingga Malaysia dan Singapura. “Ini efek domino positif yang mau kami lihat,” jelas Christin.

Christin menjelaskan UMKM tidak akan merasa kesulitan saat mereka ingin mengekspor produknya bersama Shopee.

Sebab beberapa kendala yang biasa ditemui pelaku UMKM, seperti bahasa, logistik, proses pembayaran dan informasi terhadap pangsa pasar.

Kendala tersebut dibantu oleh Shopee, sehingga pengiriman ke Brazil menurut Christin akan semudah mengirim produk ke Bekasi.

Ia menguraikan Program Ekspor Shopee telah hadir sejak 2019 dan dapat diakses oleh semua UMKM di Indonesia. Program ini diharapkan dapat terus memberikan kontribusi positif untuk kemajuan UMKM dan perekonomian daerah secara berkelanjutan.

Sebanyak 90.000 produk dari e-commerce Shopee yang berasal dari 4.400 penjual di berbagai negara juga turut memeriahkan AOSD 2023.

Christin menjelaskan hingga, Sabtu (19/8/2023) lalu, sudah ada lebih dari 2,8 juta pesanan yang diterima para penjual Shopee dari berbagai negara.

Dalam kesempatan yang sama, Menteri Perdagangan, Zulkifli Hasan juga menjelaskan peran teknologi digital dalam membuka peluang baru terutama bagi pelaku UMKM lokal untuk bisa bergabung dalam ekonomi global.

Misalnya dengan platform e-commerce yang kini juga memungkinkan UMKM lokal untuk bisa merambah pasar internasional melalui akses digitalisasi.

“Hadirnya AOSD tahun 2023 dituju untuk dapat memfasilitasi perekonomian digital Indonesia pasca pandemi, dengan memanfaatkan platform e-commerce. Seperti halnya ada Shopee, pelaku usaha menengah Teh Poci-Sosro dan 12 pelaku usaha UMKM, yang salah satunya berasal dari Filipina. Saya berharap, kegiatan AOSD ini dapat mendukung prioritas utama kami tahun ini untuk meningkatkan kerja sama perdagangan lintas batas di Negara anggota ASEAN, memperluas pasar bagi produk UMKM dan ekspor dari masing-masing negara anggota ASEAN,” jelas Zulkifli.

Sementara itu, berdasarkan keterangan dari Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki beberapa waktu lalu, kontribusi ekspor dari UMKM masih sangat rendah.

Ekspor produk UMKM Indonesia baru 15,65%. Angka tersebut masih rendah jika dibandingkan dengan Korea Selatan sebesar 19,7%, Malaysia 17,3%, dan Thailand sebesar 28,7%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya