SOLOPOS.COM - Antrean kendaraan terlihat pada puncak arus mudik Lebaran 2023 di Gerbang Tol (GT) Kalikangkung, Rabu (19/4/2023) malam. (Solopos.com-Adhik Kurniawan)

Solopos.com, SEMARANG — Geliat perekonomian di Jawa Tengah diprediksi memanas sebagai efek masuknya pemudik dari berbagai daerah ke wilayah itu. 

Utamanya, untuk sektor pariwisata dan akomodasi. Ekonom Universitas Diponegoro, Wahyu Widodo, menyampaikan bahwa kondisi tersebut bakal mendorong laju inflasi Jawa Tengah yang secara empirik selalu mengalami lonjakan saat Idulfitri.

Promosi Telkom dan Scala Jepang Dorong Inovasi Pertanian demi Keberlanjutan Pangan

“Ini inflasinya kan dari sisi demand, dari sisi permintaan. Sebenarnya [inflasi jenis ini] lebih baik, karena ekonomi bergerak, sehingga wajar lah ada kenaikan,” jelasnya pada Rabu (19/4/2023), mengutip Bisnis.com.

Sebagai informasi, berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik (BPS) inflasi tahun kalender di Jawa Tengah pada periode Idulfitri selalu mengalami kenaikan yang signifikan.

Pada 2021, periode April inflasi tahun kalender Jawa Tengah berada di 0,04 persen. Pada momen Idulfitri yang jatuh pada Mei, inflasi bergerak hingga di 0,17 persen.

Hal tersebut juga berlaku pada 2022 lalu. Meskipun Idulfitri jatuh pada awal Mei, namun dampaknya pada inflasi di Jawa Tengah terlihat pada April dengan angka 1,07 persen.

Padahal, pada Maret 2022 inflasi tahun kalender masih di angka 0,75 persen. “Bukan hanya inflasi di Jawa Tengah sebenarnya. Tetapi juga secara nasional, khususnya di Pulau Jawa, karena banyak pemudik. Saya katakan tadi, ini sisi demand dan sifatnya musiman, itu dari dulu sejak sebelum ada pandemi inflasinya pasti lebih tinggi,” kata Wahyu.

Lebih lanjut, diperkirakan pada April 2023, inflasi Jawa Tengah bakal mengalami pertumbuhan yang lebih tinggi ketimbang laju inflasi pada momen Idulfitri dua tahun sebelumnya.

Wahyu menambahkan, meskipun Idulfitri dan masuknya pemudik dalam jumlah besar ke Jawa Tengah bakal mempengaruhi inflasi dari sisi permintaan, namun dari sisi produksi Jawa Tengah bakal ketiban untung.

Pasalnya, peningkatan permintaan bakal berdampak positif pada laju Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) pada April 2023.

“Kita tahu dari sisi pengeluaran, PDRB Jawa Tengah ditopang utamanya oleh konsumsi. Dari sektor usahanya masih di makanan minuman, mungkin transportasi, komunikasi, itu akan menyumbang pertumbuhan besar,” jelas Wahyu. 

Selain beberapa sektor usaha tadi, sektor pariwisata dan akomodasi juga diprediksikan bakal mengalami pertumbuhan signifikan.

Wahyu menyampaikan bahwa indikatornya terlihat dari hotel-hotel yang sudah mencatatkan peningkatan reservasi jelang Idulfitri.

Banyaknya pelancong di destinasi wisata unggulan juga membawa harapan tersendiri pada sektor usaha pariwisata dan akomodasi.

Namun, sektor usaha manufaktur yang cukup dominan di Jawa Tengah, tak banyak merasakan dampak dari perayaan Idulfitri itu.

Wahyu beralasan bahwa meskipun masyarakat mengenal tradisi membeli baju baru di momen Lebaran, namun kebiasaan itu hanya berlaku pada kelompok ekonomi menengah ke bawah.

Artinya, secara volume permintaan memang Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) bakal mengalami peningkatan. Namun nilainya tak akan signifikan.

 

Artikel ini telah tayang di Bisnis.com dengan judul “Efek Arus Mudik Lebaran 2023, Ekonomi Jawa Tengah Memanas”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya