SOLOPOS.COM - Kegiatan Road to Central Java Investment Bussiness Forum 2023  Provinsi Jawa Tengah di Gumaya Tower Hotel Semarang, Jawa Tengah pada Kamis (22/6/2023). (Solopos.com/ Magdalena Naviriana Putri).

Solopos.com, SEMARANG — Perekonomian Jawa Tengah pada triwulan I 2023 disebut tumbuh dengan angka 5,04% year on year (yoy). Jumlah tersebut lebih tinggi dibandingkan perekonomian nasional dengan angka 5,03% yoy.

Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) menggelar Road to Central Java Investment Bussines Forum (CJIBF) 2023 di Gumaya Tower Hotel Semarang, Jawa Tengah pada Kamis (22/6/2023) guna menarik investor.

Promosi Telkom Dukung Pemulihan 82,1 Hektare Lahan Kritis melalui Reboisasi

Berdasarkan data dalam pemaparan kegiatan tersebut, pertumbuhan perekonomian itu menandakan pemulihan ekonomi di Jawa Tengah berlanjut sejalan dengan pertumbuhan tahunan.

Secara triwulanan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Jawa Tengah masih tumbuh positif sebesar 1,55% (qtq) pada triwulan I 2023, nilai tersebut meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 0,63% (qtq).

Pertumbuhan PDRB Jawa Tengah didorong oleh kinerja investasi (pangsa 1,53%) yang tumbuh sebesar 5,63% (yoy).

Pertumbuhan investasi yang positif di awal tahun didukung oleh pembangunan Proyek Strategis Nasional khususnya pembangunan jalan tol Jogja-Solo yang telah mencapai 47,85% penyelesaian proyek.

Selain itu, ada beberapa perusahaan Penanaman Modal Asing (PMA) dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) yang saat ini sedang melaksanakan pembangunan di Kawasan Industri Batang (KITB) yang rencananya selesai pada tahun 2023.

Kepala DPMPTSP Jateng, Sakina Rosellasari menyebut capaian investasi Jateng pada 2022 hampir mencapai capain pada 2019 sebelum pandemi Covid-19 lalu.

Ekonomi Jateng
Kepala DPMPTSP Jateng, Sakina Rosellasari. (Solopos.com/Maryana Ricky Pd).

Jumlah investasi pada 2022 sebesar Rp58,89 triliun pada 2022 yang mencapai Rp59,5 triliun pada 2019. Sementara jumlah investasi pada triwulan 1 mencapai Rp12,79 triliun.

“Artinya kan pelaku usaha sudah melakukan investasi, ekonomi bergerak, berbagai sektor perdagangan industri sudah mulai perform. Harapannya pada 2023 ini antusias calon investor dan investor tinggi,” jelas Sakina saat ditemui wartawan di sela-sela kegiatan tersebut.

Sumber terbesar pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah dari sisi pengeluaran adalah konsumsi rumah tangga dan investasi. Sedangkan dari sisi lapangan usaha, sumber pertumbuhan berasal dari lapangan usaha industri pengolahan dan perdagangan.

Pada triwulan I tahun 2023 pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah rata-rata lebih tinggi dibandingkan provinsi lain di Pulau Jawa, kecuali DIY (Yogyakarta), Jawa Tengah memiliki kontribusi sebesar 15,16% terhadap perekonomian Pulau Jawa, Jawa Tengah masih menjadi provinsi penyumbang terbesar keempat terhadap perekonomian nasional dan wilayah Jawa, setelah DKI Jakarta, Jawa Timur, dan Jawa Barat.

Sakina menyebut pesona dan magnet Jawa Tengah cukup luar biasa, bahkan Presiden Republik Indonesia Joko Widodo turut mempromosikan Kawasan Industri Terpaduu Batang (KITB) yang pada akhirnya menarik banyak investor datang ke Jawa Tengah.

“Relokasi dari beberapa industri daerah ke Jawa Tengah banyak, karena Jawa Tengah strategis dan ada di tengah-tengah pulau Jawa. Dekat Pelabuhan, ada jalan tol dan kawasan industri berkembang banyak terutama Kawasan Industri Terpadu Batang,” kata Sakina.

Selain itu menurutnya pada kenyataannya banyak investor datang ke Jawa Tengah akibat hubungan industrial yang bagus dari pelaku usaha dan pekerja di Jawa Tengah.

Selama 10 tahun terakhir, kata Sakina, investor yang banyak melakukan investasi di Jawa Tengah adalah dari Jepang, Korea, China, dan Malaysia. Sektor perusahaan paling banyak pada bidang manufaktur, kulit dan alas kaki yang didominasi PMA.

“Harapannya tidak hanya negara-negara itu tetapi meluas, terakhir juga ada dari Luxembourg. Kami harapkan negara lain juga ada. Saat ini paling banyak Korea, hampir setiap pekan saya bersama Kabid Promosi menerima tamu dari Korea, China, Vietnam yang hampir datang setiap pekan,” ujarnya.

Demi meraih target tersebut ia mengatakan telah melakukan sounding ke Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) untuk bisa turut menawarkan ke pelaku usaha. Mengingat mereka merupakan tangan panjang pemerintah pusat yang ada di negara-negara.

“Secara pasti kami menghitungnya [dari 21 proyek potensial] nilai investasi lebih dari Rp100 trilliun, tetapi untuk serapan tenaga kerja tergantung perusahaan, apakah padat karya atau padat modal. Investasi yang kami utamakan lebih ke padat modal,” ungkapnya.

Sementara itu, Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Jawa Tengah, Sumarno dalam sambutannya pada  gelaran tersebut mengigatkan membujuk investor masuk ke Jawa Tengah bukan perkara mudah.

Mengingat masih banyak stigma yang memaparkan jika investasi di Jawa Tengah sulit akibat perizinan yang tak mulus.

“Kalau investor berminat tolong dipegang betul-betul, tolong difasilitasi, dibantu, dimudahkan. Jangan sampai dalam genggaman sampai lepas, eman-eman banget [sayang sekali]. Begitu sudah berminat ditaleni jangan sampai lari. Diikat dengan layanan dan fasilitasi. Tolong digelar karpet merah agar nyaman masuk di Jawa Tengah,” ungkap Sumarno dalam sambutannya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya