Bisnis
Jumat, 5 Juni 2020 - 20:21 WIB

Ekonomi Indonesia Diprediksi Dihantam Resesi, Ini Penjelasan BI

Feni Freycinetia Fitriani  /  Bisnis  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi kemiskinan. (Antara-Aprillio Akbar)

Solopos.com, JAKARTA -- Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo angkat bicara terkait potensi ekonomi Indonesia mengalami resesi akibat pandemi virus Corona (Covid-19). Pasalnya, roda perekonomian pada kuartal II/2020 diprediksi melambat akibat penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB).

"Kami sudah memperkirakan kondisi global sebelum membuat proyeksi ekonomi. Kami juga sudah perkirakan PSBB akan berlangsung selama 2,5 bulan," kata Perry saat konferensi pers virtual, Jumat (5/6/2020).

Advertisement

Golkar Pastikan Usung Gibran Rakabuming di Pilkada Solo

Berdasarkan data BI, perekonomian Indonesia pada kuartal I/2020 tumbuh melambat menjadi 2,97 persen (yoy). Meski tak menyebut resesi, Perry mengatakan ekonomi Indonesia diprediksi mengalami penurunan pada kuartal II/2020.

Advertisement

Berdasarkan data BI, perekonomian Indonesia pada kuartal I/2020 tumbuh melambat menjadi 2,97 persen (yoy). Meski tak menyebut resesi, Perry mengatakan ekonomi Indonesia diprediksi mengalami penurunan pada kuartal II/2020.

Apalagi, inflasi pada periode Puasa-Lebaran atau Mei 2020 tercatat sangat rendah, yaitu 0,07 persen (mtm) dan 2,19 persen (yoy). Perry berharap pertumbuhan ekonomi Indonesia selama periode pandemi Covid-19 tetap pada level positif, yaitu mendekati 2,3 persen.

Terungkap! Warga Ngerangan Klaten Sempat Ngeroki Pasien Covid-19 yang Meninggal

Advertisement

"Kami akan lihat lagi berbagai indikator. Setelah itu baru bisa melihat perkembangan pada kuartal II/2020," imbuhnya.

Belum Aman, Ganjar Tak Buru-Buru Buka Sekolah di Jateng

Resesi Akibat Pandemi Covid-19

Sebelumnya, ekonom Perbanas Institute Piter Abdullah memprediksi Indonesia akan dihantam resesi. Potensi resesi ini akibat dampak wabah pandemi virus Corona (Covid-19).

Advertisement

Oleh karena itu, dia mengatakan saat ini masyarakat membutuhkan stimulus dari pemerintah untuk menahan perlambatan bahkan kontraksi ekonomi hingga akhir 2020. Stimulus fiskal pemerintah, lanjutnya, diperlukan untuk menangani wabah Covid-19 sekaligus membangkitkan perekonomian Indonesia.

13 Warga Ngerangan Klaten Rapid Test, Keluarga Jenazah Covid-19 Dilarang Hajatan

"Ada potensi ekonomi kita mengalami resesi pada tahun ini," katanya tentang kondisi Indonesia ketika dihubungi Bisnis, Kamis (4/6/2020).

Advertisement

Oleh karena itu, dia mengatakan saat ini diperlukan stimulus dari pemerintah untuk menahan perlambatan bahkan kontraksi ekonomi hingga akhir 2020. Stimulus fiskal pemerintah ini diperlukan untuk menangani wabah Covid-19, sekaligus membangkitkan perekonomian Indonesia.

Oleh karena itu, Piter menilai pemerintah Indonesia atau masyarakat tidak perlu merisaukan melebarnya defisit APBN untuk menghindari resesi ekonomi. Defisit kini melebar menjadi 6,34 persen atau setara Rp1.039,2 triliun terhadap produk domestik bruto (PDB) dari sebelumnya Rp1.028,5 triliun.

"Jangan permasalahan defisit. Pelebaran defisit lebih baik ketimbang terjadi resesi atau krisis ekonomi karena bisa memakan korban jutaan masyarakat miskin," imbuhnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif