Bisnis
Rabu, 9 Maret 2022 - 09:48 WIB

Ekonomi Digital untuk Demokratisasi Ekonomi, UMKM Tak Kalah Gengsi

Bayu Jatmiko Adi  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi UMKM tangkap peluang pasar online. (Freepik)

Solopos.com, SOLO — Keberadaan perusahaan ekonomi disebut bisa mewujudkan demokratisasi ekonomi di tengah berkembangan ekonomi digital. Sementara pemerintah terus mendorong pelaku UMKM untuk terus bertranformasi dan memanfaatkan perkembangan teknologi.

Presiden Direktur OVO, Karaniya Dharmasaputra, mengatakan saat ini telah muncul fenomena-fenomena menarik di lingkup ekonomi kerakyatan.

Advertisement

Hal tersebut dia sampaikan dalam acara kuliah umum Fakultas Ekonomi Bisnis UGM Menuju Presidensi G20 Indonesia 2022 dengan tema Digitalisasi UKM yang disiarkan melalui zoom dan YouTube Fakultas Ekonomi dan Bisnis UGM, Selasa (8/3/2022).

Dia mencontohkan fenomena yang terjadi di wilayah Bogor. Ada dua warung bakso yang kondisinya kontras. Baik dari sisi kondisi lapak, penampilan lapak, promosi dan sebagainya.

Advertisement

Dia mencontohkan fenomena yang terjadi di wilayah Bogor. Ada dua warung bakso yang kondisinya kontras. Baik dari sisi kondisi lapak, penampilan lapak, promosi dan sebagainya.

Baca Juga: Siasat Ekonomi Digital Jadi Backbone Recovery Soloraya

Dia menyebut ada yang namanya Bakso Boedjangan yang memiliki tampilan premium, dijual di mal dan sebagainya dan satu lagi Bakso PMI yang hanya dijual dengan gerobak di warung.

Advertisement

Dalam tampilan foto penampakan dua outlet bakso itu, di bagian tengah ada tangkapan layar dari layanan Grab Food untuk Bakso PMI.

Dia lalu menjelaskan mengenai beberapa kriteria dalam bidang usaha dagang. Pertama mengenai jalur distribusi yang menjadi bagian yang sangat penting untuk kemajuan usaha. Masalahnya biaya distribusi yang tinggi akan sulit dijangkau pengusaha kecil apalagi mikro. Kedua adalah mengenai traffic.

Baca Juga: Ekonomi Digital Dorong Inovasi Perusahaan, Perbankan, dan Pendidikan

Advertisement

“Dari gambar itu terlihat kenapa timpang? Satu hanya gerobakan, satunya dengan outlet premium, ada di mal juga yang banyak pelanggan,” kata dia.

Kemudian kriteria ketiga adalah mengenai marketing, dimana perusahaan besar akan memiliki kesempatan lebih besar karena memiliki marketing tool. Selanjutnya masalah promosi, dimana perusahaan besar akan memiliki anggaran lebih besar untuk promosi. Dari keempat parameter tersebut dia melihat perusahaan teknologi seperti Grab dan OVO berusaha membantu.

“Secara diatribusi, meski lokasi tidak strategis, dengan bantuan Grab Food, bakso PMI memiliki akses distribusi terhadap traffic pelanggan seperti Bakso Boedjangan,” kata dia.

Advertisement

Baca Juga: Maraknya Shadow Banking Jadi Tantangan Ekonomi Digital, Ini Langkah BI

Dengan adanya di aplikasi Grab Food, semua kuliner juga memiliki potensi sama secara marketing. Sedangkan dengan adanya bantuan ekonomi digital seperti yang dilakukan OVO, pelaku usaha kecil pun bisa memberikan cash back kepada pelanggan. Bisa memberikan promo-promo menarik.

“Buat saya ini memperlihatkan hal yang terjadi di lapangan, yang bisa saya sebut demokratisasi ekonomi. Kenapa? Selama ini selalu ada kekhawatiran kesenjangan ekonomi antara pelaku besar dan kecil,” lanjut dia. Menurutnya ekonomi digital memiliki peranan penting untuk melakukan demokratisasi ekonomi.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif