SOLOPOS.COM - Warga memilih barang belanjaan melalui situs belanja daring di Jakarta, Minggu (6/2/2022). Bank Indonesia memproyeksikan transaksi e-commerce menembus Rp526 triliun pada 2022 atau meningkat 31,2% dari capaian tahun 2021 yang senilai Rp401 triliun. (Antara/Aprillio Akbar)

Solopos.com, JAKARTA – Perusahaan konsultan Grant Thornton menilai optimalisasi ekonomi digital akan mampu menjadi solusi untuk menekan risiko inflasi yang meroket sebagaimana yang tengah dialami sejumlah negara di dunia.

CEO Grant Thornton Indonesia Johanna Gani dalam keterangan di Jakarta, Senin, mengatakan pengembangan ekonomi digital diyakini dapat membantu perkembangan ekonomi dengan lebih cepat. Ssalah satu contohnya adalah dengan terpangkasnya rantai pasok pangan ke konsumen.

Promosi Telkom Apresiasi Wahyu, Warrior Telkom Akses yang Viral karena Bantu Petani

“Melalui aplikasi, para petani bisa menjajakan produk sayur mayur, buah, hingga hasil ternak langsung ke konsumen akhir,” katanya seperti dilansir dari Antara, Senin (17/10/2022).

Tidak hanya itu, masyarakat juga semakin dipermudah dengan luasnya perdagangan berbasis digital (e-commerce). Hal itu juga didukung pula dengan berkembangnya keuangan berbasis digital (Fintech), pertumbuhan transaksi juga semakin cepat dengan penggunaan uang elektronik (e-money) dan transaksi non-tunai lebih efektif dan efisien.

Menurut Johanna, pemerintah Indonesia juga terus menunjukkan komitmen untuk melakukan reformasi struktural perekonomian Indonesia yang mendukung inovasi dan transformasi digital. Kendati demikian, pertumbuhan ekonomi digital yang pesat sejak 2021 mengharuskan Indonesia terus mempersiapkan diri dan beradaptasi. Termasuk salah satunya memperkuat keamanan siber dan perlindungan data pribadi.

Baca Juga: Krisis di Depan Mata, Bos IMF Minta 190 Negara “Kencangkan Ikat Pinggang”

“Seperti yang kita tahu, banyak terjadi kasus serangan siber sepanjang tahun 2022, hal ini tentunya perlu menjadi perhatian ekstra bagi pemerintah,” ungkapnya. Selain itu, Johanna juga menilai perlu sosialisasi yang lebih gencar untuk meningkatkan literasi digital di masyarakat. Pasalnya, literasi digital akan dapat memainkan peran kunci dalam meningkatkan keamanan publik, meningkatkan keterlibatan masyarakat, dan memperluas akses ke layanan sektor publik.

“Prospek pertumbuhan ekonomi digital Indonesia masih sangat menjanjikan, namun perlu ada kerja sama antara pemerintah dan pihak swasta dalam menciptakan ekosistem digital yang aman dan inklusif,” kata Johanna.

Berdasarkan hasil riset dari Google, Temasek, dan Bain & Company, Gross Market Value (GMV) dari ekonomi digital Indonesia mencapai 70 miliar dolar AS pada 2021, dan menjadi yang terbesar di Asia Tenggara.

Baca Juga: Resesi Mengancam, Dirut BRI Tegaskan Komitmen Dorong Pertumbuhan Ekonomi

Potensi ekonomi digital tersebut pun masih akan terus tumbuh lantaran menurut laporan Google, Temasek, dan Bain & Company, tingkat pertumbuhan majemuk (Compound Annual Growth Rate/CAGR) dari ekonomi digital Indonesia sebesar 20 persen, sehingga GMV-nya akan menjadi 146 miliar dolar AS pada 2025.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya