Bisnis
Rabu, 13 Desember 2023 - 16:13 WIB

Dulu Jadi Pengimpor, Erick Thohir Sebut Industri Gula Sekarang Alami Kemunduran

Dwi Rachmawati  /  Ika Yuniati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi gula pasir. (Freepik).

Solopos.com, JAKARTA — Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir menyoroti kondisi industri gula saat ini. Menurutnya, sektor gula Indonesia justru mengalami kemunduran.

Ketergantungan impor gula yang besar membuat Indonesia ketinggalan dari negara-negara produsen gula lainnya, seperti Thailand, Brasil dan India. Padahal, Erick menyebut di masa lampau Indonesia pernah menjadi raja gula dunia.

Advertisement

“Kok di Indonesia set back, kita dulu rajanya [gula], sekarang malah jadi pengimpor terbesar,” ujarnya Erick saat membuka National Sugar Summit, Rabu (13/12/2023).

Erick pun membandingkan produksi gula nasional dengan negara lainnya. Indonesia pada 2022 hanya memproduksi sekitar 2,4 juta ton. Adapun, Brasil produksinya bisa mencapai 38 juta ton dan India 32 juta ton.

Advertisement

Erick pun membandingkan produksi gula nasional dengan negara lainnya. Indonesia pada 2022 hanya memproduksi sekitar 2,4 juta ton. Adapun, Brasil produksinya bisa mencapai 38 juta ton dan India 32 juta ton.

“Tetangga kita, Thailand [produksi] 11 juta ton, masa gini-gini aja,” tuturnya.

Oleh karena itu, Erick mendorong BUMN dan sektor swasta untuk berupaya mewujudkan rencana swasembada gula yang tertuang dalam Peraturan Presiden (Perpres) No. 40/2023.

Advertisement

Dia menilai rencana swasembada gula dalam beleid tersebut bakal menjadikan industri gula semakin tumbuh dan menguntungkan semua pihak, mulai dari industri, petani hingga masyarakat.

“Saya menantang kita semua untuk bisa swasembada gula di 2030, dengan roadmap yang kita sepakati sama-sama dan mesti untung semua,” ucapnya.

Adapun secara terperinci, Perpres No. 40/2023 menargetkan sejumlah target untuk percepatan swasembada gula nasional dan penyediaan bioetanol. Dalam pasal 3 ayat (1) menyebutkan 5 target, antara lain peningkatan produktivitas tebu sebesar 93 ton per hektare; penambahan luas areal lahan baru perkebunan tebu seluas 700.000 hektare; peningkatan rendemen menjadi 11,2%; peningkatan kesejahteraan petani tebu; dan peningkatan produksi bioetanol dari tebu paling sedikit 1,2 juta kiloliter.

Advertisement

“Jelas di Perpres nya. Tinggal kita-nya mau atau tidak, kitanya senang menjadi trading atau mau jadi industrialisasi,” tuturnya.

Artikel ini telah tayang di Bisnis.com dengan judul Industri Gula RI, Erick Thohir: Dulu Raja, Sekarang Gini-Gini Aja

 

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif