Bisnis
Minggu, 29 Mei 2022 - 12:13 WIB

Duh, Harga Batu Bara Ambrol, Ini Penyebabnya

Faustina Prima Martha  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Sebuah truk membongkar muat batu bara di area pengumpulan Dermaga Batu bara Kertapati milik PT Bukit Asam Tbk di Palembang, Sumatera Selatan, Selasa (4/1/2022). (Antara Foto)

Solopos.com, JAKARTA–Harga batu bara ambrol, Minggu (29/05/2022).

Harga batu bara kontrak Juni di pasar ICE Newcastle (Australia) bertengger di level US$330 per ton.

Advertisement

Harga baru bara tercatat anjlok 0,30% dibandingkan hari sebelumnya.

Harga batu bara tersebut menjadi terendah sejak 16 Mei 2022.

Advertisement

Harga batu bara tersebut menjadi terendah sejak 16 Mei 2022.

Ini adalah kali pertama harga batu bara ada di bawah US$400 dalam empat hari terakhir.

Baca Juga: Imbas Perang Rusia Vs Ukraina, Jerman Lirik Batu Bara Indonesia

Advertisement

Ambrolnya harga batu bara dipicu sejumlah faktor seperti harga batu bara yang melonjak terlalu tinggi, bertambahnya pasokan produksi dari negeri, anjloknya harga baja akibat embargo industri baja di Rusia.

Pasokan batu bara diperkirakan akan kembali meningkat setelah China kembali meningkatkan impor batu bara.

Impor batu bara China turun karena permintaan melemah seiring lockdown akibat pandemi Covid-19.

Advertisement

Selain itu, China juga memangkas konsumsi impor batu bara karena Presiden Xi Jinping berkomitmen mendukung energi baru terbarukan.

Baca Juga: Catat, Per Hari Ini Izin Tambang Batu Bara di Tangan Pemprov

China juga meningkatkan produksi untuk mengamankan pasokan batu bara dalam negeri.

Advertisement

Mengutip S&P Global, pada periode Januari-April 2022, produksi batu bara China menurun 16%.

“China biasanya impor batu bara 10% untuk dicampur dengan komoditas produksi domestik, tapi sekarang angkanya 5%,” ujar salah satu produsen batu bara asal Indonesia, dikutip dari S&P Global, Minggu (29/05/2022).

China sendiri tengah melonggarkan kebijakan lockdown, seiring dengan terkendalinya kasus Covid-19.

“Jumlah infeksi baru telah turun selama enam hari berturut-turut di Beijing tanpa ada kasus di luar karantina yang dilaporkan pada hari Jumat. Putaran wabah ini telah dikendalikan secara efektif,” ujar Xu dikutip dari Bloomberg, Minggu (29/05/2022).

Penyebaran komunitas adalah metrik utama yang digunakan oleh pejabat pemerintah untuk menentukan tingkat keparahan wabah dan apakah akan melonggarkan pembatasan.

Kota-kota lain seperti Shanghai juga mulai mengungkap tindakan penguncian atau lockdown setelah melaporkan hari berturut-turut tidak ada kasus di masyarakat.

“Pekerja di beberapa distrik Beijing yang sebelumnya diharuskan bekerja dari rumah akan diizinkan untuk kembali ke tempat kerja mereka, dan hotel serta hostel di lima distrik di pinggiran kota akan diizinkan untuk dibuka kembali,” tambah Xu.

Berita telah tayang di Bisnis.com berjudul Duh! Harga Batu Bara Ambrol, Ternyata Ini Penyebabnya!

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif