SOLOPOS.COM - PT Langgeng Makmur Perkasa, anak usaha PT Widodo Makmur Perkasa Tbk (WMPP atau WMP) memanfaatkan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) mendorong efisiensi biaya utilitas operasional dan menurunkan biaya produksi. (Istimewa/WMPP)

Solopos.com, SOLO — PT Langgeng Makmur Perkasa, anak usaha PT Widodo Makmur Perkasa Tbk (IDX: WMPP atau WMP) menyebut pemanfaatan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) mendorong efisiensi biaya utilitas operasional dan menurunkan biaya produksi.

WMP sudah memanfaatkan panel surya berkapasitas 250 KWp hingga 5,0 MWp untuk memasok kebutuhan energi di lingkungan perusahaan tersebut.

Promosi Telkom dan Scala Jepang Dorong Inovasi Pertanian demi Keberlanjutan Pangan

WMPP mengklaim penggunaan PLTS sebagai Energi Baru Terbarukan (EBT) telah mendorong efisiensi biaya utilitas operasional hingga 20-25% dan menurunkan biaya produksi secara keseluruhan antara 2-3%.

Penurunan biaya produksi bermanfaat dalam meningkatkan daya saing penjualan produk-produk perusahaan di pasar dan mendukung pengembangan bisnis maupun investasi di berbagai lini usaha.

Vice CEO PT Langgeng Makmur Perkasa, Yuyu Y. Kasim, menuturkan tujuan WMPP menggunakan PLTS di lingkungan perusahaan adalah agar perusahaan tidak terlalu bergantung pada pasokan listrik dari luar.

Selain itu, lanjutnya, perusahaan dapat menekan cost produksi untuk belanja energi. WMPP sudah membuat instalasi panel surya di enam area operasional perusahaan WMP dengan kapasitas mulai dari 250 KWp hingga 5,0 MWp.

Ia menjelaskan tentang pemasangan panel surya yang merupakan komponen utama pembuatan PLTS. Sederhananya, tutur dia, panel surya adalah pembangkit listrik yang mengubah sinar matahari menjadi tenaga listrik.

Capai Energi Terbarukan hingga 2023

Solar panel umumnya dipasang di atap bangunan (rooftop) atau di tanah secara langsung (ground mounted). Arah panel diatur sedemikian rupa sehingga mampu menyerap sinar matahari semaksimal mungkin.

“Solar panel merupakan sumber energi terbarukan yang melimpah dan berbiaya murah. Perseroan dapat memperoleh banyak manfaat dengan penggunaan pembangkit listrik ini. Upaya tersebut juga menjadi langkah jangka pendek perusahaan mencapai energi terbarukan hingga 2023,” tuturnya.

Selain menggunakan PLTS untuk memasok listrik di lingkungan perusahaan, WMP juga akan memanfaatkan PLTS di area peternakan terintegrasi (integrated farms) dengan kombinasi Pembangkit Listrik Tenaga Angin (PLTA). Hal itu, lanjutnya, termasuk dalam program jangka menengah pemanfaatan PLTS di lingkungan perusahaan.

“Selain itu penggunaan baterai penyimpanan listrik. Secara keseluruhan, Perusahaan menargetkan dapat menghasilkan Energi Baru Terbarukan (EBT) mencapai 158 MWp,” ungkap dia.

Namun, Yuyu mengakui implementasi PLTS tidak mudah. Dia mencontohkan regulasi pembatasan konsumsi energi listrik yang ditentukan otoritas terkait. Dampaknya, ujar dia, perusahaan masih memanfaatkan energi [PLTS] secara hybrid yaitu kombinasi antara penggunaan listrik dari PLTS dan PLN.

“Biasanya, penggunaan listrik dari PLTS saat siang hari, sedangkan malam hari menggunakan pasokan energi dari PLN. Kami berharap perusahaan dapat memaksimalkan penggunaan PLTS lebih dari 15% sejalan dengan upaya pemerintah mencapai 23% EBT pada 2025,” tutur dia.

Baca Juga

 

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya